Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kawasan Kayutangan di Malang Bakal Disulap Serupa Malioboro Jogja
12 November 2020 18:15 WIB
ADVERTISEMENT
MALANG - Meski sudah disosialisasikan sejak lama, namun ternyata masih banyak warga yang bertanya-tanya, seperti apa arah proyek Kayutangan Heritage?
ADVERTISEMENT
Kayutangan Heritage merupakan inisiasi penataan ruang kota dari Kementerian PUPR melalui program Kotaku (Program Pengentasan Kota Tanpa Kumuh).
Konsepnya, penataan akan mengadopsi konsep City Walk di Malioboro di Yogyakarta atau Jalan Braga di Bandung.
Konsep penataan ini bahkan sudah digagas sejak sekitar tahun 2018 silam. Total anggaran dikucurkan kurang lebih Rp 34 miliar yang berasal dari 3 sumber dana. Sebut saja Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 16 miliar, Dana Bantuan Pusat Program Kotaku dari Kemen PUPR Rp 10 miliar, dan sisanya Rp 8 miliar dari APBD Kota Malang.
"Kurang lebih sebanyak Rp 26 miliar disiapkan untuk menjadikan kawasan Kayutangan dengan konsep City Walk, serupa di Malioboro Jogja atau Jalan Braga di Bandung,'' ungkap Wali Kota Malang, Sutiaji.
ADVERTISEMENT
Pantauan di lapangan, penataan skala besar mulai dikerjakan pekan ini hingga paling lambat rampung Desember 2020 mendatang. Sepanjang kawasan di Jalan Basuki Rahmat mulai pertigaan Avia hingga Jembatan Kayutangan ditutup karena ada pembongkaran jalan.
Nantinya, sepanjang jalan kawasan legendaris dengan panjang 643 meter ini akan diganti dengan batu andesit. Tak hanya itu, sepanjang koridor trotoar di Kayutangan juga diperlebar.
Dengan koridor yang lebih luas, bisa dimanfaatkan untuk stan para pedagang kaki lima (PKL) menjajakan kuliner, oleh-oleh, dan lain-lain hingga display karya kreatif seniman Kota Malang. Bahkan, skema lalu lintas juga rencananya dibikin one way system alias jalan satu arah.
"Jadi ada perputaran ekonomi baru disana nantinya, dengan kawasan yang nyaman dengan nuansa heritage (sejarah),'' jelas Sutiaji.
ADVERTISEMENT
Tak hanya terbatas di area jalan raya, tapi juga satu jaringan dengan perkampungan warga. Jadi, nanti wisatawan juga bisa masuk ke perkampungan untuk berbelanja disana. Sehingga, selain menyumbang devisa kota, namun ekonomi kerakyatan juga tergerak.
“Kita juga akan membangun event dan ruang-ruang kreatif untuk anak muda dan seniman untuk berproses kreatif. Harapannya menjadi jujugan wisatawan,'' pungkasnya.