Kerap Tidur di Makam, Polisi di Malang Jadi Relawan Pemulasaran Jenazah Corona

Konten Media Partner
10 Juli 2020 14:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kompol Sutiono. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Kompol Sutiono. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
MALANG - Indonesia hingga hari ini masih bergulat di bawah bayang pandemi global COVID-19. Korban terpapar terus berlipat ganda, jatuh berguguran. Menyerang siapa saja. Entah pejabat, tenaga medis, juga masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tapi, masih ada harapan. Sosok pejuang juga terus bermunculan. Seolah tak kenal lelah dan takut, mereka yang ada di garda depan penanganan COVID-19 terus bekerja menanggulangi musibah bersama ini.
Garda depan pejuang COVID-19 tak hanya diisi para dokter dan tenaga medis. Selain mereka, juga ada para relawan pemulasaran jenazah COVID-19.
Kompol Sutiono. Foto: Istimewa.
Seperti halnya dilakukan Kompol Sutiono. Asal tahu, jabatannya di Polresta Malang Kota adalah Kasat Intelkam. Tapi dia mengabdikan diri jadi relawan pemulasaran yang penuh resiko.
Sejak awal pandemi Maret 2020 hingga kini, dia bersama kelima petugas lainnya menjadi relawan pemulasaran jenazah COVID-19 dari unsur kepolisian. Mulanya dia sendiri, relawan dari unsur kepolisian, bergabung dengan relawan lain di Public Safety Center (PSC) 119 Malang.
ADVERTISEMENT
''Awalnya saya sendiri. Sampai hari ini, saya sudah membantu memulasarakan sekitar 70 jenazah positif COVID-19 di Kota Malang,'' ungkapnya, pada Kamis (9/7/2020).
Kompol Sutiono saat pemulasaraan jenazah. Foto: Istimewa.
Resiko tinggi diemban demi harapan wabah pagebluk ini berhenti. Pilunya, saat awal virus merebak, dia rela tidak pulang ke rumah berjumpa sanak familinya di Probolinggo.
''Komunikasi dengan anak istri tetap saya jaga. Rindu. Masih ada teknologi video call anak istri lewat aplikasi Zoom,'' tuturnya.
Namanya mengemban amanah, susah senang harus dijalani. Mulai menjemput jenazah, mengurus perizinan keluarga hingga menguburkan. Tentu saja, prosedur penguburan jenazah COVID-19 lebih menguras waktu dan tenaga.
Bayangkan, dalam sehari saja ada sekitar 2-5 jenazah COVID-19 yang harus dimakamkan maksimal 4 jam setelah kematian. Belum lagi, mereka harus berjibaku menempuh medan lokasi kuburan yang sulit. Capek? Tidur di kuburan pun jadi.
ADVERTISEMENT
''Kondisi capek tetap harus tidur. Menjaga daya tahan tubuh tetap terjaga. Balik ke kantor juga tidak mungkin karena masih harus bersiaga. Makanya mumpung ada waktu kami istirahat, tidur dimana saja. Di jalan, di lokasi pemakaman juga pernah,'' ungkapnya.
Tak jarang, Sutiono pun terlibat perdebatan dengan keluarga mendiang soal perbedaan prosedur pemulasaraan jenazah. Dengan sabar, dia memberi penjelasan bahwa hal ini semata-mata juga demi mencegah laju penyebaran virus.
''Jangan kayak yang di Mergosono. Akhirnya merentet, menyebar. Jadi di test swab satu kampung,'' katanya
Bukannya tak kenal takut, Sutiono mengaku terus berdoa dan waspada. Tak lupa, dia selalu berkonsultasi intensif dengan dokter terkait standar prosedur pemakaman, baik sebelum, saat menguburkan hingga pasca penguburan.
ADVERTISEMENT
''Awalnya ya takut, tapi saya konsultasi terus sama dokter. Yang penting harus safety, gimana caranya agar tidak kena,'' akunya.
''Untuk muka contohnya, harus tertutup rapat. Setelah ngubur, tangan harus direndam cairan alkohol 90 persen atau kalau gak ada, direndam cairan nitrogen peroxida selama 10 menit,'' jelasnya mencontohkan.
Tak hanya itu, Sutiono bersama seluruh relawan juga selalu rutin menjalani rapid test dan swab.
Dia mengisahkan, panggilan jiwa menjadi relawan ini bermula dari membantu seseorang untuk memindahkan pasien dari rumah sakit. ''Pernah juga ada warga meninggal positif. Jadi, tidak ada yang berani mendekat. Saya tergerak dari situ,'' kisahnya.
Rasa iba dan jiwa sosialnya seketika tergerak hingga saat ini. Dia mengorbankan waktu dan tenaganya menjadi relawan pemulasaraan jenazah COVID-19. Selain bertugas sebagai anggota kepolisian.
ADVERTISEMENT
Belakangan, dedikasi dan pengorbanannya ini menuai perhatian banyak pihak. Terbaru, Kapolda Jatim, Irjen Pol Dr Mohammad Fadil Imran, bahkan sampai mengundang secara khusus Kompol Sutiono bersama lima rekan relawan ke Mako Polda Jatim, Surabaya, pada Kamis (9/7/2020).
Dalam pertemuan tersebut, Kompol Sutiono bersama 5 rekan anggota Polres Malang Kota secara khusus mendapat penghargaan dan ucapan terima kasih.