Konten Media Partner

Kerja Berdempetan, APD Tak Ada, Buruh Pabrik Rokok di Malang Mogok Kerja

6 April 2020 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Buruh pabrik PT Utama Mama saat melakukan aksi mogok. Foto : rizal adhi
MALANG - Buruh pabrik rokok PT Utama Mama di Kabupaten Malang melakukan aksi mogok kerja lantaran pihak pabrik tidak menyediakan Alat Perlindungan Diri (APD) kepada ratusan buruhnya. Kebutuhan APD dirasakan para buruh sangat dibutuhkan karena para buruh bekerja saling berdempetan dan rentan tertular virus.
ADVERTISEMENT
Aksi mogok kerja ini dilakukan para buruh mulai Senin (06/04/2020) pagi demi menuntut disediakan berbagai kebutuhan kesehatan.
"Kita meminta masker, hand sanitizer, pengukur suhu badan dan petugas medis di sediakan," terang salah satu peserta aksi, Pujiastuti pada Senin (06/04/2020).
Puji mengatakan jika para buruh sebenarnya sudah melayangkan surat resmi sejak 17 Maret 2020 untuk disediakan APD tersebut. "Sudah diberikan tanggapan dari pihak perusahaan tapi hanya disediakan sabun cuci tangan," jelasnya.
Itupun dianggap tidak efektif karena penempatan sabun tersebut diletakkan di belakang."Harusnya kan itu di depan, sehingga buruh masuk itu langsung cuci tangan," terangnya.
Namun untuk masker dan lainnya para buruh hanya diberi janji tanpa ada realisasi dari pihak perusahaan. "Sampai hari ini kita tidak dikasih sama sekali," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Puji dan kawan-kawannya mulai khawatir karena banyak pegawai mulai batuk-batuk dan takut terkena Covid-19. "Kemarin banyak pegawai yang sudah mulai batuk-batuk, tapi kita gak tau itu Corona atau bukan," imbuhnya.
Oleh sebab itu para pegawai langsung melakukan aksi mogok secara mendadak agar aspirasi mereka do dengar. "Kita tahu kita kalau mogok mendadak salah, tapi kalau tidak begini kita tidak akan diperbolehkan melakukan aksi," ungkap Puji.
Aksi demo disertai mogok kerja yang dikawal TNI dan Polri ini akhirnya membuat pihak perusahaan mengabulkan permintaan buruh. "Akhirnya pihak perusahaan mau menemui kita," lanjut Puji.
Ads.
Dari pertemuan tersebut disepakati bahwa pihak pabrik akan memberikan uang Rp 10.000,- per buruh untuk membeli masker. "Kita setuju dengan itu, dan kita ada tuntutan lain mengenai alat pengukur suhu badan, vitamin C serta disediakan tim medis," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Puji lalu menjelaskan untuk physical distancing antar pekerjaan masih akan diatur ulang. "Kita masih menunggu, soalnya itu kan masalah teknis," tutupnya.
Reporter : Rizal Adhi Pratama