Kesederhanaan Sekolah di Atas Awan, Sekolah yang Dipimpin Prabowo

Konten Media Partner
2 Mei 2019 10:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah siswa melakukan hormat dalam upacara di SDN Srigading 3, Lawang, Kabupaten Malang.(foto: 1000 guru for tugu malang).
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah siswa melakukan hormat dalam upacara di SDN Srigading 3, Lawang, Kabupaten Malang.(foto: 1000 guru for tugu malang).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Jarum jam masih menunjukan 06.00 WIB, sabtu (27/4). Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh hari ini (2/5), komunitas 1000 Guru Malang, berkunjung ke SDN Srigading 3, Lawang, Kabupaten Malang.
ADVERTISEMENT
Sekolah ini bisa dibilang cukup pelosok. Dari Kota Malang, butuh waktu dua jam untuk sampai ke sekolah ini. Sekolah ini ada di balik bukit, sehingga butuh perjuangan untuk sampai ke sekolah ini. Karena berada di dataran tinggi dan di balik bukit, bisa dibilang, sekolah ini berada di 'atas awan'.
Ketika tim sampai, kabut cukup tebal menyelimuti bangunan SDN Srigading 3. Ketika itu, siswa berseragam pramuka yang tengah malu-malu mengintip kakak-kakak volunteer yang tengah mempersiapkan perlengkapan untuk mengajar. Dingin masih menusuk tulang, namun semangat adik SD ini telah menancap dalam dada.
”Nama saya Ira, saya ingin menjadi dokter hewan gratis, karena saya sayang pada hewan,” ucap siswi SD kelas 3 ini ketika ditanya volunteer perihal cita-citanya.
ADVERTISEMENT
Para voulenteer 1000 guru bersama dengan siswa SDN 3 Srigading, Lawang, Kabupaten Malang.(foto: 1000 guru for tugu malang).
Wajah polosnya terus mengulum senyum. Dengan tas ransel merah muda dan sandal jepit di kaki kecilnya, dia terlihat riang ketika volunteer mengajak siswa-siswi sekolah ini bermain. Seluruh siswa-siswi ini sudah ada di sekolah sebelum pukul 07.00 WIB, padahal jarak rumah mereka dengan sekolah terbilang jauh, sekitar 5-10 km dengan medan naik-turun bukit.
Tak hanya Ira, ratusan siswa SD ini tampak bersemangat ketika kakak-kakak volunteer mempersiapkan upacara bendera pagi itu. Mereka tetap semangat di tengah kesederhanaan. Bahkan, beberapa siswa di sekolah ini terlihat memakai sandal saat ke sekolah.
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Srigading 3 Prabowo menyampaikan, ucapan terima kasih dalam sambutannya saat membuka kegiatan pengabdian 1000 Guru Traveling and Teaching (TnT) Batch 19 yang dilakukan selama sehari penuh ini (27/4).”Saya ingin sekali anak-anak di sini bisa melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi. Supaya kelak ada dokter, polisi, bidan, atau guru di Srigading,” harap Prabowo diikuti ucapan Aamiin oleh seluruh peserta upacara.
ADVERTISEMENT
Tampak salah seorang siswa SDN 3 Srigading upacara dengan memakai sandal.(foto: 1000 guru for tugu malang).
Selepas upacara bendera, para volunteer yang berjumlah 40 orang ini mengajak anak-anak untuk bergembira bersama dengan melakukan tepuk semangat, menyanyi lagu cuci tangan, tepuk hok ya, dan bermain game. Tawa mereka pun lebur menjadi satu.
Selain berbagi keceriaan bersama-sama, tim 1000 guru pun tak lupa memberi edukasi tentang penanggulangan bencana alam.”Karena sekolah dan rumah mereka terletak di wilayah perbukitan yang rentan bencana, edukasi mengenai penanggulangan bencana ini pun sangat penting,” kata Pujianti Wahyuni, Koordinator Acara Program 1000 Guru Batch 19. Dengan membawa media gunung berapi, botol puting beliung, atau simulasi tanah longsor, anak-anak terlihat antusias menyimak penjelasan dari volunteer yang berasal dari berbagai kalangan profesi ini.
Tampak salah seorang siswa SDN 3 Srigading upacara dengan memakai sandal.(foto: 1000 guru for tugu malang).
ADVERTISEMENT
Tak hanya membagikan edukasi dan keceriaan, para volunteer yang datang dari berbagai kota ini pun juga membagikan donasi berupa tas, alat tulis, dan sepatu untuk siswa-siswi SD ini. “Horee!!” teriak mereka kegirangan ketika para volunteer membagikannya satu per satu. Tak hanya hadiah untuk siswa-siswi, para volunteer pun juga mengajak siswa untuk membuat hadiah khusus wali kelas.”Tiap kelas membuat kerajinan berbeda-beda. Kalau di kelas kami membuat pop up, siswa tinggal menempel sesuai kreativitas masing-masin lalu diberikan ke wali kelas sebagai ucapan terima kasih,” ujar Rezza, volunteer yang mengajar kelas 2.
Motivasi akan cita-cita pun juga menjadi hal penting dalam pengabdian kali ini. Karena hampir sebagian besar siswa di sini tidak melanjutkan sekolah dan memilih menjadi petani atau peternak.”Kami bersama siswa membuat pohon impian yang berisi cita-cita mereka. Supaya mereka ingat dan terus termotivasi. Tidak berhenti sekolah sampai SD saja,” jelas Pujianti Wahyuni.
ADVERTISEMENT
Salah seorang voulenteer dalam upacara di SDN 3 Srigading, Lawang, Kabupaten Malang.(foto: 1000 guru for tugu malang).
Perempuan yang akrab disapa Ayun melanjutkan, ternyata mereka juga mempunyai cita-cita yang tinggi, ada yang ingin jadi polisi, dokter, tentara, bahkan artis. Namun terkadang, kendala ekonomi dan kesadaran untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi ini masih menjadi kendala.
Para siswa dan voulenteer foto bersama.(foto: 1000 guru for tugu malang).
Tak hanya itu, anak-anak ini juga diperkenalkan dengan keanekaragaman budaya Indonesia melalui pentas seni dan fashion show yang digelar malam harinya. Hujan deras kala itu tak menyurutkan niat para siswa untuk datang tampil. Tak hanya siswa, para warga pun juga turut menonton penampilan mereka. Ada yang menari Yamko Rambe Yamko, ada yang menyanyi Indonesia Pusaka, serta ada yang baca puisi. Doorprize pun turut dibagikan kepada siswa-siswi ini sebagai apresiasi atas penampilan mereka serta sebagai penutup perjumpaan dengan kakak-kakak volunteer.”Seru banget, semoga Kakak-Kakak sering datang ke sini ya!” ujar Adit, siswa kelas 6 SD. Semoga sukses dan sampai jumpa, para generasi penerus Srigading!.
Para voulenteer foto bersama di SDN 3 Srigading, Lawang, Kabupaten Malang.(foto: 1000 guru for tugu malang).
ADVERTISEMENT
Editor : Irham Thoriq
Catatan: story ini adalah kiriman pembaca tugumalang.id atas nama Safitri, volunteer komunitas 1000 guru malang.