Konten Media Partner

Ketika Konsulat Jepang Mengunjungi 'Leluhur' Mereka di Pemakaman Sukun

14 September 2019 20:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana ketika rombongan konsulat jepang berada di pemakaman Sukun, Kota Malang, Sabtu (14/9). Foto: Hariani for tugumalang.id
zoom-in-whitePerbesar
Suasana ketika rombongan konsulat jepang berada di pemakaman Sukun, Kota Malang, Sabtu (14/9). Foto: Hariani for tugumalang.id
ADVERTISEMENT
Pemandangan tak biasa tersaji di Pemakaman Sukun, Kota Malang, tepatnya di blok monumen Jepang. Konsulat Jepang di Jawa Timur menggelar upacara penghormatan para leluhur yang meninggal di Kota Malang dan dimakamakan di TPU Sukun Nasrani.
ADVERTISEMENT
Mengenakan pakaian hitam para duta dan konsulat nampak khusyuk dan khidmat mengikuti rangkaian acara. Sambutan dibuka oleh para petinggi dengan menggunakan bahasa ibu.
Inti dari sambutan tersebut bahwa rangkaian upacara adalah penghormatan terhadap arwah leluhur yang dimakamkan di Kota Malang. Selain itu juga merupakan momen untuk menumbuhkan persahabatan dan persaudaraan antara Indonesia dan Jepang.
Sejarah mencatat, Jepang pernah menduduki Indonesia selama 3,5 tahun sejak 8 Maret 1942. Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Praktis segala sesuatunya diambil alih oleh Jepang. Baik bangunan, perkantoran, layanan publik bahkan tempat pemakaman.
Termasuk Makam Sukun yang sejak awal diperuntukkan pembangunannya untuk jenasah orang Eropa yang berdomisili di Malang dikuasai Jepang. Tidak mengherankan jika jenasah orang Jepang disemayamkan di Bong Londo. Hingga pada akhirnya para duta dan konsulat Jepang yang ada di Jawa Timur tepatnya Surabaya bahu membahu mendirikan Monumen Jepang yang berada di sebelah Blok XIII.
ADVERTISEMENT
Dibangun pada tahun 1982 atas jasa arsitek Jepang Ir Kobayashi Yoshimichi, berdirilah monumen dengan pahatan huruf kanji versi lama."Jepang dan Indonesia senantiasa dalam perdamaian di Kota Malang yang indah dan tenang," demikian pembuka yang tertulis pada monumen seolah-olah ingin menunjukan pada dunia bahwa Indonesia dan Jepang telah berdamai.
Tugu yang diklaim sebagai satu-satunya monumen Jepang di Kota Malang merupakan saksi bisu bahwa di bawah telah tersimpan jasad bangsa asing yang pernah mengaku saudara tua.
"Upacara atau kegiatan semacam ini adalah salah satu bentuk penghoramatan kita kepada para leluhur yang telah meninggal di Kota Malang. Selain itu merupakan wujud persahabatan dan persaudaraaan antara Indonesia dan Jepang," beber Jenderal Konsulat Jepang di Surabaya, Masaki Tani dengan tutur Bahasa Indonesia yang lancar saat ditemui usai acara, sabtu (14/9).
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, jenasah yang disemayamkan bukan hanya dari tentara, tapi juga dari rakyat biasa atau sipil dan tidak tidak diketahui secara pasti berapa jenasah yang berada di makam seluas 120.000 meter persegi ini. Lantaran, tidak ada data valid yang mendukung.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Pengelolaan Pemakaman Taqruni Akbar."Kegiatan ini adalah agenda rutin tiap tahun dan biasanya dilaksanakan tiap Bulan September. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah dari jenasah yang dimakamkan. Namun, yang pasti acara ini merupakan bentuk rasa persahabatan dan persaudaraan. Rangkaian acara untuk menghormati arwah para leluhur," kata Roni sapaan akrab pria 49 tahun ini.
Penulis : Hariani (Pegawai Tidak Tetap Pengelolaan Pemakaman Umum Kota Malang)
Editor: Irham Thoriq
ADVERTISEMENT