KH Masjkur dan 1001 Kisah Tentang Singosari

Konten Media Partner
11 November 2019 16:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abdul Adhim Irsad, penulis artikel. Desain foto: tugu malang.
zoom-in-whitePerbesar
Abdul Adhim Irsad, penulis artikel. Desain foto: tugu malang.

Abdul Adzim Irsad*

ADVERTISEMENT
Singosari, salah satu kecamatan tertua di Kabupaten Malang memiliki seribu satu kisah menakjubkan. Ketenaran Singosari di mulai sejak massa kerajaan Hindu Kuno hingga massa kini, ketika semuanya sudah serba digital. Kerajaan Singosari pernah mendunia, membuat Kaisar di Mongol tertarik untuk melakukan invasi.
ADVERTISEMENT
Jika Mesir memiliki wanita tercantik bernama Cleo Patra. Maka, Singosari terdapat wanita tercantik yang bernama Ken Dedes. Dari massa ke massa, Singosari benar-benar memberikan inspirasi dunia.
Konon, Kaisar Kubilai Khan dari keturunan Genghis Khan Kaisar Mongol, berusaha menginvasi Singosari, tetapi Prabu Kertarasaja Jayawardana mampu mengatasinya. Bahkan, pasukan yang dikirim ke Singosari mampu dihabisi, sehingga tidak tersisa sedikit-pun. Konon, tentara yang kirim ke Singosari 20.000- 30.000 tentara, tetapi raja Jawa Kertarajasa Jayawardana mampu menghancurkan pasukan Kubilai Khan itu.
Sedangkan Genghis Khan Kaisar Mongol, sang Kakek dari Kubilai Khan mampu menginvasi Bagdad dengan cara otoriter. Padahal, Bagdad sebelumnya adalah daerah yang kuat dan tak terkahalahkan. Tetapi, di tangan Mongolia, hancur dan porak poranda. Padahal, usia kekaisaran Mongol terbilang muda, kisaran 52 tahun. Kekaisaran ini didirikan pada tahun 1206 oleh Genghis Khan.
ADVERTISEMENT
Genghis Khan dengan segala kemampuan dan kehebatan militer-nya, mampu menghancurkan Kota Baghdad pada tahun 1258 M. Genghis Khan mampu mengakhiri kehebatan Dinasti Abbasiyah yang dipimpimpin oleh Khalifah Al-Mu’tasim Billah. Hampir 90.000, bahkan ada yang mengatakan 1 juta jawa rakyat Baghdad terbunuh. Dan 3000 bangsawan dari keturunan Dinasti Abbasiyah terbunuh, dan yang masih hidup harus rela di hukum mati. Sementara Khalifah Al-Musta’sim, Khalifah ke-37 Bani Abbasyah, dibiarkan hidup agar bisa menyaksikan bagaimakana kekejaman tentara Genghis Khan.
Ketika Singosari sudah memasui era Islam, namanya tidak berubah. Tetapi, masyarakatnya berubah menjadi kaum sarungan (santri). Bahkan, bisa dikatakan desa ini adalah desa-nya para wali.
Ini salah satunya didapat dari cerita KH Abdullah Fakih Al-Hafidz, salah satu Imam Masjid Jami'. Beliau pernah diajak berbincang-bincang oleh Habib Lutfi, dari Pekalongan, Jawa Tengah yang kharismatik itu.
ADVERTISEMENT
Kemudian Habib Lutfi berkata kepada KH Abdullah Fakih."Saya melihat cahaya yang bersinar terang dari selatan dan utara," kata Habib Lutfi. Rupanya, cahaya yang bersinar di utara bersumber dari makam KH Thahir Bungkuk Singosari. Sementara, sumber cahaya dari utara bersumber dari makam KH Said Ketapang. KH Thohir Bungkuk dan KH Said Ketapang adalah waliyullah dari Malang.
Singosari menjadi daerah santri, karena banyaknya pondok pesantren Salaf, sekaligus pesantren Alquran. Sebut saja, Nurul Huda, PIQ (Pesantren Ilmu Alquran), Darul Quran, Al-Islahiyah pesantren putri tertua di Singosari. dan Pesantren Al-Tahiriyah yang di rintis oleh KH Thohir Bungkuk Singosari.
Tokoh-tokoh Nasional, antara lain, KH Masjkoer pengurus besar PBNU, KH Nahrowi ibn KH Thohir, ketua PBNU tahun 1950, KH Muhammad Tholhah Hasan, KH Syukran Ma’mun, KH Nawawi Ibn KH Thohir, KH Bashoro Alawi perintis MTQ, KH Mustain Syamsuri perintis pesantren Alquran. Puluhan pesantren salaf dan Alquran tumbuh subur di bumi Singosari.
ADVERTISEMENT
Ketika masa penjahahan Belanda, para Kiai itu semua berjuang melawan penjajahan Belanda dan Jepang.
Ketika masa PKI, para kiai berjuang melawan PKI, demi menjaga akidah Aswaja. Tidak berlebihan, ketika ada yang mengatakan “Singosari Bumi Para Wali”. Hampir semua ulama Singosari dimakamkan di belakang masjid Al-Thahiriyah, termasuk KH Masjkoer, yang baru-baru ini mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.
Dalam sebuah cerita, ketika KH Masjkoer sudah usia senja, beliau berwasiat agar di makamnya di pemakaman Al-Thahiryah, karena beliau ingin berkumpul dengan seorang waliyullah KH Thohir Bungkuk Singosari. Padahal, KH Masjkoer memiliki hak dan jatah dimakamkan di pemakaman Kali Bata, Jakarta.
Entah kebetulan atau tidak, beberapa pekan lalu, Presiden Joko Widodo menetapkan Singosari, Kabupaten Malang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dengan penunjukan ini, Singosari tidak hanya mempunyai massa lalu, tapi juga mempunyai massa sepan. Lantaran, kemungkinan besar akan banyak investasi yang akan digerojok di KEK. Ini sebagaimana yang terjadi di KEK Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Suasana ketika Kementrian Pariwisata meresmikan KEK Singosari. Foto : kementrian pariwisata
ADVERTISEMENT

Laskar Hizbullah dan Sabilillah.

Dua masjid besar ini menjadi identitas sekaligus simbol perjuangan ulama Aswaja dan umat Islam di Malang dalam menunjukkan kegigihannya di dalam melawan penjajah Belanda. Masjid itu adalah Hizbullah dan Masjid Sabilillah.
Ketika terjadi pertempuran yang heroik pada 10 Nobember 19945, KH Maskoer dan KH Nawawi, memimpin pasukan kaum sarungan di bawah Laskar Sabilillah. Semua itu tidak lepas dari titah sang pendiri Nahdlatul Ulama' (NU), KH Muhammad Hasyim Asaary. Sementara Oesman Masnsoer memimpin pasukan kaum sarungan dengan nama Laskhar Hizbullah.
Tidaklah aneh, jika kemudian Ulama' Malang meminta kepada Jokowi, agar diberikan HSN (Hari Santri Nasional), karena tokoh-tokoh pejuang yang terhimpun dalam Laskar Sabilillah dan Hizbullah di pimpin langsung oleh santri Mbah Hasyim Asaary, KH Masjkur dan KH Oesman Mansoer.
ADVERTISEMENT
Setelah Indonesia merdeka, dan KH Masjkur sudah wafat. Ansor Malang meminta berkali-kali kepada pemerintah agar diberikan gelar Pahlawan kepada KH Masjkoer. Kandas, dan selalu kandas. Alasanya sangat jelas, bahwa KH Masjkur itu tokoh NU. Dulu, semua yang berbau NU, sangat sulit menembus pemerintahan pusat.
Tahun 2017, semua elemen berkumpuk di kantor Yayasan Sabilillah Malang. Semua itu atas dorongan KH Muhammad Tholhah Hasan. Setelah semua data terkumpul. Tahun 2018, ternyata masih belum terwujud. Teringat makolahnya Syekh Ibn Atolillah Al-Iskandari 'Doa seseorang itu akan terkabul ketika sudah siap menerimanya'. Mungkin, sekarang kita sudah siap menerima gelar pahlawan itu.
KH Masjkur saat masih hidup. Foto : dokumen peneliti.
Tahun 2019, tepatnya tanggal 7-11, KH Masjkoer resmi menjadi Pahlawan Nasional. Jumat, 9 November 2019, Presiden Jokowi mewakili NKRI menyematkan gelar pahlawan oleh negara kepada KH. Masjkur. Santri terbaik Singosari Layak menjadi pahlawan Nasional. KH Masjkur menjadi anggota BPUPKI dan Menteri Agama era Bung Karno. KH Masjkur tercatat juga sebagai pendiri Pembela Tanah Air (Peta).
ADVERTISEMENT
*Penulis adalah Intelektual Muda NU. Tinggal di Kota Malang.
Mau tau tentang program-program tugumalang.id, klik tautan ini: