Kisah Fifi Trisjanti, dari Pekerja Asuransi hingga Jadi Direktur Matos

Konten Media Partner
1 Oktober 2020 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fifi Trisjanti. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Fifi Trisjanti. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Memimpin sebuah pusat perbelanjaan tidaklah mudah. Terlebih memimpin salah satu mall besar di Kota Malang. Dialah Fifi Trisjanti, Direktur Mall Malang Town Square (Matos) yang mengawali karir sebagai pekerja asuransi.
ADVERTISEMENT
"Saya backgroundnya dulu dari asuransi. Dulu 15 tahun yang lalu saya masih menjadi agency director salah satu perusahaan asuransi," kenang Fifi, pada Kamis (1/10/2020).
Lalu pada 18 Mei 2005, dirinya keluar dari perusahaan asuransi tersebut. "Istilahnya didepak secara halus," kenangnya.
Setelah itu, Fifi bekerja di Coldwell Banker, suatu perusahaan konsultan dan properti. Disana, dia ditarik menjadi General Manager (GM) Matos. "Waktu itu saya lihat ini adalah mall terbesar," ucapnya.
"Dan anak-anak saya mendukung. Meskipun mereka mengatakan iya, tapi saya jelas deg-degan karena ini merupakan dunia baru," imbuhnya.
Terlebih, Fifi mengaku tidak mendapat training menjadi GM Matos. "Istilahnya ya diceburkan ke laut, jadi kalau bisa berenang ya selamat tapi kalau tidak bisa ya tidak selamat. Tidak ada training khusus dan mereka hanya mengatakan saya akan bisa dengan sendirinya," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Dia menceritakan, di 3 bulan pertama sebagai GM, dirinya hampir mundur karena setiap hari mengurusi penyewa yang terus marah-marah.
"Kalau di Matos ya super duper luar biasa sulit, karena di mall itu seperti mimpin sebuah kota kecil. Ada manager-manajer yang berarti ada menteri-menterinya, ada kepala dinasnya dan kemudian ada tenant-tenant itu artinya ada penduduknya," ujarnya.
Menurutnya, sangat sulit menyelaraskan isi kepala banyak orang yang memiliki kepentingan.
"Itu mengurusi penduduk kan tidak sama. Disitu ada ratusan penduduk kan keinginannya beda-beda. Kadang kalau kita ngomong ingin ke kanan dinya kenapa ke kanan. Kalau kita ngomong mau ke kiri ada saja yang bilang ngapain ke kiri," ungkapnya.
"Jadi, kita harus mau jalan bersama-sama, karena kalau tidak kita tidak akan bisa jadi satu kesatuan yang sama. Contohnya Pak Wali Kota yang memimpin sebuah kota, kalau semua warganya melawan kan susah," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, awalnya Fifi didemo karena dianggap bersebrangan dengan keinginan para penyewa. "Awalnya kerena saya gak ngerti mall dan mereka juga tidak mengerti mall," kenangnya.
"Tapi, teman saya waktu itu bilang kalau saya mundur artinya saya gagal. Nah, saya tidak suka dengan kata-kata gagal itu, saya gak suka dibilang orang gagal," tuturnya.
Berkat kegigihannya, Fifi akhirnya mendapat penghargaan The Best GM dari Coldwell Banker pada Desember 2005. "Dari situ saya jadi tambah giat untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja," jelasnya.
"Saya akhirnya tahun 2010 diangkat menjadi Direktur Matos. Sebagai direktur ini tanggung jawabnya menjadi lebih besar. Karena saya membawahi banyak manager dan saya juga diminta untuk menjadi supervisi di beberapa mall di Jawa Timur," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Kepada tugumalang.id, Fifi mengingatkan para wanita di luar sana agar tidak menyerah dengan impiannya. "Dulu awal-awal saya kerja dikomentari suami saya, 'kamu ini panas-panasan tai ayam,' Padahal kalau saya sudah mau pasti kejadian," paparnya.
"Saya gak pernah berpikir untuk mendapatkan penghargaan. Saya hanya berpikir bahwa wanita tidak hanya manak (beranak), masak (memasak), anak (mengurusi anak), tapi harus berpotensi dan berguna bagi orang lain," tuturnya.
Dia menegaskan, jika wanita tidak harus hanya bergantung pada suami. "Kita tidak bisa hanya bergantung pada suami, iya kalau suami kita orang baik, kalau tidak bagaimana?," tegasnya.
Tetapi wanita harus kuat tapi tetap menghargai sang suami. "Makanya wanita hari ini tidak boleh pasrah pada keadaan tapi harus bangkit. Meskipun dalam hal apapun harus tetap hormat pada suami," pungkasnya.
ADVERTISEMENT