Kisah Menggugah Kurir TIKI di Pelosok Malang Timur

Konten Media Partner
18 Agustus 2022 16:41 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Medan Terjal, Rawan Begal, hingga Lereng Gunung Bromo Tetap Gaspol
Nizi, salah satu kurir TIKI Malang tengah beristirahat di tengah terik matahari. Pria berusia 26 tahun ini menjadi ujung tombak pengiriman barang di wilayah Kabupaten Malang area timur. Foto: Ulul Azmy
Menjalani profesi kurir bukan pekerjaan mudah. Tak jarang dalam mengirim paket, kurir harus berjibaku dengan waktu hingga medan yang ekstrem. Berbagai macam tantangan diterabas demi kebahagiaan para pelanggan. Simak kisah menggugah Machi Faizin atau akrab dipanggil Nizi, kurir TIKI di pelosok Malang timur.
Area pedesaan, perbukitan, hingga lereng gunung menjadi santapan perjalanannya sehari-hari dalam mengantar barang. Foto: Ulul Azmy
MALANG - Matahari sudah terik, pria itu melongok ke dalam tas obrok (keranjang motor). Paketan yang harus diantarnya hari itu masih sisa belasan. Sementara di depannya, telah menanti medan jalan menanjak. Meski cukup terjal, hanya itu akses jalan yang dapat mempersingkat waktu perjalanannya.
ADVERTISEMENT
Tanpa pikir panjang, pria berusia 26 tahun itu tetap menggeber gas motor bebek pabrikan lokal keluaran tahun 2006 miliknya kencang-kencang. Untung saja, sepeda bersejarah keluarganya yang didapat dari hadiah lomba jalan sehat 16 tahun silam itu, masih cukup tangguh.
Pria ramah senyum itu akrab disapa Nizi. Sudah setahun ini, Nizi menjadi kurir TIKI, perusahaan ekspedisi terkemuka di Indonesia yang sudah berdiri sejak 1970 dan memiliki jaringan operasional di 66 kota besar di Indonesia, termasuk Malang, Jawa Timur.
Area pedesaan, perbukitan, hingga lereng gunung menjadi santapan perjalanannya sehari-hari dalam mengantar barang. Foto: Ulul Azmy
Hari itu, Jumat, 12 Agustus 2022, Nizi mendapat tugas mengantar 40 paket. Salah satunya paling jauh ada di Kecamatan Jabung. Dia sengaja menempatkan alamat terjauh itu dalam routing pertamanya, sehingga paket berikutnya bisa dikirim sekalian turun mengarah ke jalan pulang.
ADVERTISEMENT
Selang 15 menit kemudian, Nizi menjumpai nomor rumah yang dituju. Diapun bergegas mengambil barang di tas motor yang sebelumnya sudah ia semprot dengan hand sanitizer. Ia mengetuk pagar rumah dan mengucap salam dengan nyaring.
''Paket, Bu, Pak,'' teriak Nizi. Tak lama si pemilik rumah keluar menyambutnya. ''Benar ini rumah Pak Avid?,'' tambah Nizi, menundukkan kepalanya sambil tersenyum.
''Wah akhirnya datang juga. Benar, Mas, dengan saya sendiri. Terima kasih banyak ya sudah dianter jauh-jauh. Ini anak saya pasti senang sekali,'' ucap Avid, salah satu kostumer kepada Nizi. Nizi mengangguk dan pamit untuk meneruskan kiriman paket lainnya.
Begitu kiranya secuplik kegiatan Nizi sehari-hari menjadi kurir. Pria asli Dusun Krajan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, ini didapuk memegang area jangkauan pengiriman yang luas. Total empat kecamatan yang ada di Kabupaten Malang timur menjadi tanggung jawabnya, sendirian.
ADVERTISEMENT
Empat kecamatan itu meliputi Kecamatan Tumpang, Pakis, Jabung, dan Poncokusumo. Setidaknya, kata Nizi, dalam sehari dia bisa menempuh jarak antara 30 hingga 40 kilometer. Bahkan rekor jarak terjauh yang ditempuh bersama motor bebek kesayangan miliknya itu pernah sampai 70 kilometer.
Nizi berkisah, waktu itu ada tiga alamat berbeda yang masih dalam satu kawasan. Masalahnya, antara alamat satu sama lain tidak saling terhubung. Tidak ada jalan pintas penghubung satupun sehingga harus ditempuh bolak-balik. Kata Nizi, pantatnya serasa jadi kotak.
''Wah, itu sih rute paling gila. Jalurnya ada masing-masing, dari pucuk ke pucuk. Saya pikirnya berat sekali, tapi ya itu sudah risiko pekerjaan. Tetep, gaspol,'' kisahnya kepada reporter tugumalang.id, yang berkesempatan ikut menempuh rute terjauh Nizi hari itu.
ADVERTISEMENT
Parahnya, rute yang dilalui Nizi sehari-hari bukan hanya jalan yang lempeng-lempeng saja. Hampir sebagian besar di wilayah Malang timur terdiri dari area persawahan, perkebunan, perbukitan, bahkan lereng gunung. TIKI menjadi ekspedisi tertangguh yang menerima pengiriman ke segala penjuru daerah.
Tentunya, ketangguhan para kurir yang tergabung di TIKI tak bisa diremehkan. Tidak semua jalan yang dilalui dalam kondisi baik. Apalagi medan di areal pedesaan atau perbukitan yang kadang berupa jalan makadam (berbatu).
Di beberapa kawasan pada malam hari, bahkan ada yang minim penerangan. Belum lagi, Nizi dihadapkan tantangan horor jika mendapat tugas pengiriman melewati kawasan yang terkenal rawan kriminalitas begal.
''Kadang kalau paketan ramaikan kita sampai over-time. Kalau sudah lewat kawasan rawan atau gak ada penerangan, saya sudah pasti tancap gas kenceng. Niat dan pikiran saya waktu itu hanya satu: Gusti mboten sare,'' ujarnya, meski keder juga.
ADVERTISEMENT
Di balik cerita yang susah payah, Nizi mengenang banyak hal baik dan menarik yang belum pernah ia jumpai sebelumnya. Pernah dia mendapat paketan ke Pos Pertapaan Karmel di Dusun Ngadireso, Kecamatan Poncokusumo, misalnya.
Setiap datang kesana, dia pasti selalu disambut baik dan ramah oleh petugas keamanan di sana. Selain menyajikan kopi dan makan, petugas juga mengajak bicara. Bukan sekedar basa-basi. ''Rasanya kayak ketemu saudara. Ramah sekali, Kalau kirim ke sana meski jauh itu semua capek, marah, ilang semua,'' kisahnya.
Lain waktu, pernah juga ia mendapat kiriman barang ke Desa Ngadas yang merupakan desa paling dekat dengan kawasan Gunung Bromo. Namun, sejak awal komunikasi, kostumer sudah menawarkan diri untuk menjemputnya di Gubukklakah, desa terakhir yang mudah dijangkau.
ADVERTISEMENT
''Dia (kustomer) tahu kalau sudah masuk Desa Ngadas itu pasti susah sinyal, koordinat lokasi juga kadang rumit. Akhirnya dia sendiri menawarkan untuk COD (Cash on Delivery). Wah, baik sekali sih orang-orang sana,'' kenang Nizi.
Masih banyak kenangan yang dijumpainya selama mendedikasikan dirinya sebagai kurir. Menurut Nizi, ada kelegaan tersendiri yang mungkin tak didapat profesi lain yaitu ketika melihat raut muka para kustomer ketika mendengarnya datang membawa paket kiriman yang sedang ditunggu-tunggu.
''Kalau mereka senang, bahagia, saya juga jadi ikut senang. Apalagi kalau yang punya anak, itukan pasti ikutan jingkrak-jingkrak kalau barang atau makanan mereka datang. Itu sih yang bikin seneng,'' akunya.
Cerita Nizi mungkin hanya segelintir saja. Bisa jadi masih banyak kisah menggugah lain yang tersimpan di balik senyum lebar dan tawanya yang nyaring. Tanpa Nizi dan juga ribuan kurir lainnya, mustahil kebahagiaan seperti itu bisa terdistribusi sampai ke lereng gunung hingga pelosok pantai.
ADVERTISEMENT
Ribuan jempol saja mungkin tak cukup. Bahkan juga tak perlu, karena mereka sudah jempolan dari sananya. Sudah selayaknya, pahlawan ekonomi ini mendapat apresiasi yang setimpal, sebaik-baiknya, bagaimanapun caranya.
52 Tahun Dedikasi TIKI Layani Pengiriman ke Segala Penjuru
Kurir TIKI, Nizi (kanan) tengah melayani jasa pick-up barang ke salah satu pelanggan. Foto: Ulul Azmy
Mendengar kisah Nizi, seperti mendengar cerita para pahlawan yang berkorban jiwa dan raga demi kepentingan masyarakat. Sama halnya dengan perusahaan ekspedisi yang turut berjibaku memperkuat tonggak perekonomian usai dihantam wabah COVID-19.
Dunia bisnis yang bergeser ke ranah e-commerce hari ini ternyata berkembang begitu pesat. Tanpa ketangguhan suatu perusahaan ekspedisi, roda perekonomian tak akan bisa berjalan. Semakin luas jangkauan perusahaan ekspedisi, akan semakin merata pula kebahagiaan yang terdistribusi.
Nyala optimisme inilah yang dijaga TIKI selama 52 tahun dengan komitmen penuhnya mengawal pengiriman ke seluruh penjuru daerah. Bahkan bisa dibilang, area pelayanan TIKI termasuk paling barbar jika dibanding dengan jasa ekspedisi lain. Tak semua ekspedisi menerima pengiriman ke area yang sulit dijangkau.
Nizi tengah menata barang di dalam tas obroknya sebelum dikirim. Foto: Ulul Azmy
Namun TIKI menerima tantangan tersebut dengan komitmen penuh, terlepas apapun kendala dan rintangannya. Dari menerobos permukiman padat, membelah pelosok desa, menembus rimbunnya kebun teh, mendaki medan terjal lereng gunung hingga menyusuri pesisir pantai, semua dijabani. Bahkan kalau bisa, ke seluruh duniapun bisa.
ADVERTISEMENT
''Terus terang, ketangguhan para kurir adalah nafas utama perusahaan kami. Mereka adalah ujung tombak kemajuan perusahaan ekspedisi,'' ujar Sales & Marketing TIKI Cabang Malang, Ahya Adhiputra.
Tak jarang dari setiap pengiriman, para kurir selalu menghadapi berbagai macam suka duka, kendala dan rintangan. Kisah menggugah selalu ada dari para kurir setiap harinya.
Selain medan ekstrem, kisah Putra, sapaan akrabnya, kurir bahkan harus siap mendapat ancaman tak terduga seperti diancam preman setempat hingga dihantui para begal. Namun, semua tetap dilakoni para kurir demi terkirimnya sebuah paket barang.
''Kami selalu meyakini bahwa paket barang adalah titipan dan harapan banyak orang. Makanya kami punya motto: pantang pulang sebelum sampai. Jadi, bagaimanapun caranya, barang harus tetap terkirim,'' ujar pria berkacamata itu.
ADVERTISEMENT
Berdiri sejak 1990, TIKI Cabang Malang memiliki area jangkauan pelayanan meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, hingga Blitar. Di tiap wilayah, terdapat tiga kantor sub-cabang dan 18 gerai yang siap melayani para konsumen.
Malang menjadi satu daerah jaringan operasional utama perusahaan bernama PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) yang berdiri sejak 1970 silam itu. Total jaringan operasional TIKI ada di 66 kota besar di seluruh Indonesia, didukung lebih dari 500 kantor perwakilan, lebih dari 4.000 gerai dan lebih dari 6.000 karyawan.
Setelah 52 tahun berdiri, cakupan area pelayanan TIKI sudah menjangkau di 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia – menjadikannya sebagai perusahaan jasa pengiriman milik swasta dengan jaringan pengiriman terluas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perusahaan ini juga sudah bisa melayani 90 persen dari total 514 wilayah kota/kabupaten di Indonesia. Dan mayoritas dari 83.381 kelurahan/desa di Indonesia juga sudah terlayani oleh TIKI.
Tidak hanya pengiriman domestik saja, TIKI juga melayani pengiriman internasional melalui layanan INT (internasional) dengan jaringan pengiriman mencakup 235 negara.
Direktur Utama TIKI, Yulina Hastuti menuturkan bahwa di tahun ke-52 ini, TIKI sebagai perusahaan ekspedisi di bidang jasa kurir dan logistik memahami peranannya dalam menopang roda perekonomian terutama di masa krisis pandemi dalam beberapa tahun terakhir.
''Sebisa mungkin kami saling bahu-membahu dan bergerak bersama dalam memberikan pelayanan secara prima dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan pelaku usaha dan masyarakat luas," ujarnya.
Di tengah iklim bisnis kurir yang terus menjamur hari ini, berbagai macam strategi pelayanan dijalani TIKI demi membahagiakan pelanggan mereka. Terbaru, TIKI menghadirkan layanan pick-up atau jasa jemput barang.
ADVERTISEMENT
Dengan layanan ini, konsumen tak perlu repot lagi menghabiskan tenaga untuk menyerahkan barang ke agen atau kantor cabang. Layanan pick-up ini sudah hadir sejak dua tahun lalu dengan tanpa pungutan biaya apapun, berapapun nilai transaksi dan beratnya.
''Sebisa mungkin kami terus berkontribusi melayani masyarakat di tiap daerah. Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan pelayanan pengiriman barang secara lebih fleksibel,'' pungkasnya.(*)