Kisah Pemulung di TPA Talangagung, Temukan Emas dan Granat

Konten Media Partner
11 Juli 2020 15:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sumiatim. Foto: Rizal Adhi.
zoom-in-whitePerbesar
Sumiatim. Foto: Rizal Adhi.
ADVERTISEMENT
MALANG - Seorang pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sumiatim, memiliki pengalaman unik nan mencekam ketika sedang bekerja mencari barang bekas.
ADVERTISEMENT
Wanita 45 tahun ini mengaku pernah menemukan sebuah granat di dalam tumpukan sampah, pada tahun 2010. "Awal menemukan itu saya gak tahu itu apa. Waktu saya tanya warga sekitar ternyata itu granat," ungkap Sumiatim, saat ditemui di TPA Talangagung, pada Jumat (10/7/2020).
Mengetahui jika benda yang dia temukan ternyata berbahaya, wanita yang akrab disapa Atim ini langsung melaporkan kejadian tersebut pada pihak kepolisian. "Granat itu langsung dibawa ke kantor polisi oleh warga sekitar," kenangnya.
TPA Talangagung. Foto: Rizal Adhi.
Selain granat, Atim juga pernah menemukan uang seratus ribu dan kalung emas. "Saya pernah menemukan kalung emas sekali dan uang seratus ribu," paparnya.
Kini, meskipun sedang ada pandemi COVID-19, Atim tetap mencari nafkah di tumpukan sampah. "Saya tidak takut corona karena harus cari makan. Sekarang sebenarnya sudah susah juga cari uang," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sebelum ada COVID-19, pendapatan Atim bisa mencapai Rp 100 ribu per hari. Tapi kini, sekedar mendapatkan Rp 50 ribu saja sulit.
ads.
"Dulu sebelum ada corona sama suami bisa dapat Rp 75-100 ribu. Sekarang malah jarang-jarang (dapat uang)," jelas wanita yang bekerja dari pukul 07.00-16.00 WIB ini.
Atim menjelaskan, ini dipengaruhi harga plastik yang menurun di bank sampah. "Kalau dulu harga botol plastik per kilogramnya Rp 7 ribu, sekarang cuma Rp 2 ribu saja," pungkas wanita asli Talangagung tersebut.