Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
MALANG - Menelusuri Jalur Lintas Selatan (JLS), kita akan menemui masjid dengan arsitektur Cina. Tepatnya setelah melewati gerbang masuk Pantai Goa Cina.
ADVERTISEMENT
Masjid tersebut bernama Masjid Muhammad Cheng Ho. Pendirian masjid ini dipenuhi perjuangan dan rintangan hingga dapat berdiri indah dan menjadi Masjid Cheng Ho pertama di Malang.
Takmir Masjid Cheng Ho, Nur Shodiq, menceritakan pada tahun 2013, dia dan 3 orang kawannya digerakkan oleh Allah untuk memperbaiki masjid yang sudah tak layak digunakan, yakni Masjid Al-Mushodiqun.
"Tapi yang satu tidak lanjut untuk iuran, akhirnya hanya saya dan 2 orang mendapatkan uang Rp 3 juta," terang pria 60 tahun ini, saat ditemui di Masjid Muhammad Cheng Ho, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, pada Jumat (31/7/2020).
Uang Rp 3 juta itu digunakan untuk berbelanja segala material seperti pasir 2 truk, meratakan tanah dan memasang pondasi.
ADVERTISEMENT
"Lalu ada dermawan seorang pedagang ikan asal Sendang Biru bernama Supri yang memberi donasi Rp 7 juta. Uang itu dibuat belanja besi, padahal sebelumnya tidak berencana dipasang besi, tapi atas ijin Allah ada dermawan yang digerakkan," lanjut Shodiq.
Belum selesai permasalahan dengan biaya, tiba-tiba pihak Perhutani komplain atas pembangunan masjid yang didirikan permanen.
"Tapi atas keyakinan pada Allah dan membaca Surat Yasin setiap hari bersama warga akhirnya diperbolehkan," ungkapnya.
Saat itu, ada saja orang yang mengkritisi dan sangsi jika masjid ini bakal selesai. "Karena pembangunannya sempat berhenti selama 2 tahun dan hanya ditutupi terpal atapnya. Dan terpal ini selalu ambruk bila terkena angin," kenang Shodiq.
"Tapi keadaan ini tidak menyurutkan jamaah yang terus berdatangan untuk beribadah di sini. Terutama saat Salat Jumat, jamaah membludak sampai di luar-luar," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Lalu sekitar tahun 2015, Shodiq mendapatkan tamu dari Timur Tengah bernama Habib Sulaeman dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dia datang utnuk memberikan donasi sekitar Rp 48 juta.
"Kalau dijumlah total dari warga dan donatur tadi sekitar Rp 68 juta lebih," bebernya sambil tersenyum.
Lalu ada ide dari salah satu donatur bernama Supriyono yang mengatakan agar mendirikan Masjid Cina karena letaknya dekat dengan Pantai Goa Cina. "Sehingga, lebih bagus dibuat Masjid Cina yang diberikan nama Muhammad Ceng Ho," ungkapnya.
Setelah dimusyawarahkan bersama warga, seluruh warga sepakat kalau masjid ini akan diberikan nama Muhammad Ceng Ho.
"Lalu saya terharu dan menangis ketika akhirnya pembangunan masjid ini selesai sekitar tahun 2017," tuturnya sambil sesekali mengusap matanya yang memerah.
ADVERTISEMENT
Masjid ini sendiri diresmikan tahun 2018 oleh perwakilan Masjid Ceng Ho Pandaan dan Surabaya secara langsung. "Subhanallah saat peresmian masjid ini ramai sekali, banyak dari berbagai pondok pesantren datang melihat peresmian masjid ini," ujarnya.
Lagi-lagi, pihak Perhutani kembaliprotes karena area parkir ini terlalu luas. "Tapi oleh Allah ditunjukkan lagi, waktu tahun baru parkir ini dipadati bis-bis karena wisatawan luar kota ingin salat di masjid ini," jelasnya.
"Ini karena efek Pantai Teluk Asnara yang terkenal dimana-mana," pungkasnya.