Kisah Savero Dwipayana saat Menjadi Relawan Komunikasi Satgas COVID-19

Konten Media Partner
11 Januari 2021 10:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aqua Dwipayana. Foto: Feni Yusnia
zoom-in-whitePerbesar
Aqua Dwipayana. Foto: Feni Yusnia
ADVERTISEMENT
Pakar Komunikasi Indonesia, Dr Aqua Dwipayana, bersama putranya, Savero Karamevita Dwipayana, menjadi pembicara dalam Virtual Event Java Foundation, pada Minggu (10/1/2021), pukul 19.00 WIB/13.00 CET/07.00 EST.
ADVERTISEMENT
Bertajuk The Culture & The Art Of Communication for World Harmony, event ini diikuti oleh pakar komunikasi di berbagai daerah hingga negara.
Ero, panggilan akrab Savero, bercerita tentang pengalamannya sebagai anggota tim Relawan Komunikasi Satgas Penanganan COVID-19. Dimana hal tersebut bukan perkara mudah baginya.
Ero yang masih berstatus mahasiswa semester akhir di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjajaran (Unpad) itu, menceritakan kapasitasnya sebagai relawan yang lebih banyak membantu dalam hal komunikasi ke masyarakat.
"Waktu itu saya ada ide, menyarankan kepada Ketua Gugus untuk membuat infografis. Jadi hanya judul, quotes, langsung seperti iklan to the point. Kalau COVID-19 itu menyerang pernapasan dan menyebabkan kematian. Jadi untuk masyarakat lebih waspada. Habis itu baru masuk pada pesan kuncinya, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan pakai sabun," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, pemaparan data juga termasuk dalam penerapan komunikasi. Dengan proses penyampaian data yang benar dan akurat, maka dapat menyadarkan masyarakat akan adanya COVID-19.
Sehingga, dia mengajak semua masyarakat untuk lebih sadar dan berkolaborasi dalam penanganan COVID-19. Sebab, pandemi bukan hanya beban Gugus Tugas serta pemerintah semata, melainkan seluruh warga negara. Salah satunya, dengan melakukan pencegahan dalam mencegah penyebaran virus dengan menerapkan protokol kesehatan.
Sementara Aqua, lebih banyak memaparkan soal komunikasi. Menurutnya, kekuatan paling dasar dalam berkomunikasi adalah keyakinan. Bukan untuk kepentingan kelompok atau pribadi. Melainkan keyakinan untuk membantu orang dengan rasa senang, tanpa ada pembeda ras, suku, maupun golongan.
Savero Karamevita Dwipayana. Foto: Feni Yusnia
Sebab, lanjut penulis buku The Power of Silaturahim itu, ketika seseorang punya niat sesuai dengan kemampuannya, maka Tuhan akan berikan jalan. Apalagi saat meyakini bahwa dalam diri tersebut ada potensi.
ADVERTISEMENT
"Saat ini COVID-19 banyak yang khawatir bagaimana dengan protokol kesehatan. Tapi kalau kita selalu bahagia dan khusuk berdoa, bergerak memberikan manfaat pada banyak orang maka saya berkeyakinan Tuhan akan berikan kesehatan pada kita," katanya.
Dia melanjutkan, yang terpenting adalah dilakukan sesuai dengan kemampuan dan realistis. "Misal saya jika dalam kondisi COVID-19 ini saya cukup 3 sesi aja. Walau kalau sebelum COVID-19 dulu saya bisa sampai 4 sesi, ini karena kita juga harus menjaga kesehatan," imbuhnya.
Virtual Event Java Foundation. Foto: Feni Yusnia
Tak hanya itu, kolaborasi juga menjadi hal yang patut diperhatikan. Sebab, kolaborasi dapat melahirkan buku Trilogi The Power of Silaturahim yang mengangkat beragam topik pentingnya menerapkan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari.
Menurut Aqua, komunikasi akan menjadi sebuah berkah tatkala diterakan dengan sangat baik saat berinteraksi di masyarakat, organisasi, maupun kantor.
ADVERTISEMENT
Dalam buku tersebut, juga menguak cerita persahabatan Aqua dengan Ventje Suardana, pengusaha nasional sekaligus Direktur Utama PT Duta Anggada Reality.
Termasuk tulisan sederhana tentang kiprah sosial kedua buah hatinya dari pernikahannya dengan Retni Setiasih. Yakni, Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamevita Dwipayana atau yang akrap disapa Ero.
"Kolaborasi itu sangat penting. Jangan berfikir kita bantu nanti dapat apa. Tapi apa yang bisa kita berikan. Kita ikhtiar InsyaAllah rejeki akan datang dengan sendirinya. Kita maknai semua dengan positif dan melihat semua manusia dengan universal (tanpa pandang bulu)," tandasnya.