Kisah Tanti Dwi, Mahasiswi yang Jatuh Cinta dengan Puncak Gunung

Konten Media Partner
3 Desember 2020 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanti Dwi. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Tanti Dwi. Foto: dok
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Bagi sebagian orang, mendaki gunung bukan hanya sekedar hobi, namun sebuah kerinduan untuk bersua rindangnya hutan dan atap awan. Petualangan yang hadir dalam perjalanan, membuat orang yang awalnya tidak suka kegiatan outdoor, menjadi jatuh cinta pada keindahan gunung.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang membuat Tanti Dwi Priyadini, Mahasiswi di Malang, jatuh cinta untuk menancapkan kenangan di puncak-puncak gunung di Indonesia.
Dia bercerita, pertama kali belajar mendaki gunung pada tahun 2019 di Gunung Welirang. "Saat itu saya pertama kali mendaki itu bersama komunitas Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) yang saya ikuti," terangnya, beberapa waktu lalu.
Tanti Dwi. Foto: dok
Saat pertama mendaki, dia mengakui seringkali dihinggapi rasa pesimistis karena perjalanan terasa berat. "Tapi rasa ingin mencapai puncak mengalahkan rasa pesimistis tersebut," ujarnya.
Setelah berhasil mencapai puncak, perempuan 22 tahun ini merasakan candu untuk lebih banyak melihat puncak-puncak lainnya. "Naik gunung itu memang candu," ucapnya sambil tertawa.
Selain itu, mahasiswa semester 5 ini, juga pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan saat mendaki gunung. "Waktu itu saya mendaki Gunung Buthak, lalu teman saya tiba-tiba nyasar dan hampir jatuh ke jurang," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Saya juga gak tau kenapa bisa nyasar, untungnya tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," sambungnya.
Oleh karena itu, dia mengingatkan agar tidak memaksakan diri saat mendaki gunung. "Prinsipnya saat summit (mendaki ke puncak gunung) harus fokus dan tidak memaksakan diri kalau memang sudah tidak kuat," imbaunya.
Lebih lanjut, Tanti menyebutkan gunung-gunung mana saja yang sudah dia sambangi. "Mulai dari Gunung Welirang, Arjuno, Panderman, sampai Gunung Buthak," ungkapnya.
"Kalau Semeru rencananya memang mau ke sana, tapi masih menunggu sampai kondisi di sana sudah stabil," pungkasnya.