Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Kisah Yusniawati Merintis Karier hingga Menjadi Kasubbag LP2M UM
13 Desember 2020 15:35 WIB
Berawal dari Kuliah Sembari Bekerja
ADVERTISEMENT
MALANG - Selalu ada kisah perjalanan hidup perempuan yang layak menjadi inspirasi semua orang. Salah satunya datang dari Yusniawati SPd, perempuan asli Malang yang kini menjabat sebagai Kasubbag Program Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Malang (LP2M UM).
ADVERTISEMENT
Naik jabatan secara struktural pada tahun 2020, bagi Yusniawati, berada di posisi ini bukan perkara mudah. Belajar dan komitmen merupakan kunci yang terus dipegang selama 17 tahun mengabdi.
Alumni Jurusan Administrasi Pendidikan (AP) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UM inipun bangga sekaligus tak menyangka bisa turut andil menjadi bagian penting dalam LP2M.
"Tentu sampai di titik ini tidak mudah. Karena banyak yang harus dipelajari jadi tidak bisa kita secara otodidak begitu saja atau istilah dalam bahasanya Jawa, Ilmu Kanton. Banyak hal dulu yang harus dipelajari," katanya.
Apalagi, lanjut Yusniawati, LP2M merupakan basis data bidang penelitian dan pengabdian sebagai implementasi penerapan 2 bidang dari Tri Dharma Perguruan Tinggi (PT). Sedangkan bidang pengajaran lebih banyak dilakukan di fakultas. Artinya, sekitar 35 persen pemeringkatan UM didukung oleh LP2M.
ADVERTISEMENT
"Maka, disini (LP2M) harus berperan aktif dan maksimal. Apalagi LP2M tidak hanya mengelola penelitian dan pengabdian sumber dana Pusat UM. Namun disini kita juga support kegiatan penelitian dan pengabdian sumber dana fakultas UM, sumber dana Kementerian, dan sumber dana dari instansi pemerintah lainnya," imbuhnya.
Selanjutnya dijelaskan oleh Yusniawati, LP2M merupakan penggabungan dari Lembaga Penelitian (Lemlit) dan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM).
Dulu, dia mengawali karier dengan bergabung di Pusat Penelitian Pendidikan Lemlit ini lantaran keputusannya untuk berkuliah sembari bekerja.
Sesekali menerawang masa lalunya, dia teringat waktu itu dia juga sembari mengerjakan skripsi. Berangkat dari ketekunan dalam menjalani perkuliahan, segala proses untuk menjadi tenaga honorer dapat dilaluinya dengan cukup mudah.
ADVERTISEMENT
"Waktu itu, masih Lemlit (Lembaga Penelitian) ya belum jadi LP2M seperti sekarang. Saya masih mahasiswa semester 7 ditawari langsung oleh Bu Kajur, jadi kuliah sambil bekerja membantu di Pusat Penelitian Pendidikan. Trus disana terlatih dengan mengerjakan penelitian skala nasional maupun regional Jawa Timur," kenangnya.
Hingga pada akhirnya, usahanya berbuah manis. Dia bisa lulus. Menyelesaikan kuliah S1 dengan tepat waktu meski dengan penuh kerja keras. Tak jarang, dia juga harus bekerja hingga larut agar semua pekerjaan selesai dengan optimal.
Kini, dia sudah terlatih. Yusniawati bahkan turut berkontribusi dalam proses berkembangnya UM hingga berhasil bertengger di Klaster Satu PT di Indonesia pada Agustus 2020 dan LP2M meraih Klaster Mandiri bidang Penelitian sejak November 2019 yang diumumkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pun, posisi tersebut masih bertahan di tahun 2020.
ADVERTISEMENT
"Seperti pemeringkatan ini juga perlu keseriusan. Dulu LP2M di tahun 2013 sampai dengan 2018 berada di Kluster Utama baru di tahun 2019 LP2M berhasil meraih Kluster Mandiri. Dan kita terus berupaya bagaimana bisa bertahan tetap berada di peringkat Kluster Mandiri tersebut," beber dia
Proses pemeringkatan ini menjadi kenangan dan tantangan sendiri baginya. Sebab, perjuangan yang dikeluarkan bukan main-main. Baik usaha, tenaga, dan pikiran. Bersama tim, dia harus bisa menjadikan UM lebih baik lagi.
Meski seluruh waktunya kerap dihabiskan di kampus, dia harus pandai-pandai membagi waktu mengurus keluarga. Sebagai ibu dua anak, bekerja sembari mengurus rumah tangga terus dilakoninya dengan rasa senang hati setiap harinya.
"Yang penting masing-masing itu harus punya komitmen. Bagaimana menjalankan peran di keluarga dan di kantor. Kalau ada komitmen semua pasti bisa dilakoni dengan mudah. Kalau nggak ya nggak akan bisa," katanya.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, dia mempunyai harapan besar untuk bisa membawa UM menjadi PT yang lebih baik lagi, yakni menjadi perguruan tinggi rujukan dan memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan masyarakat.
"Karena kami punya komitmen, kami pengen UM itu besar. Bisa menjadi rujukan dari perguruan tinggi lainnya. Semuanya semakin berkualitas dari sisi sumber daya manusianya, karya akademiknya, dan kiprah UM dalam membangun masyarakat," tandasnya.