Konten Media Partner

Komunitas Pesantren Kopi Berbagi, Santuni Anak Yatim dari Jualan Kopi

29 Februari 2020 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komunitas Pesantren Kopi Berbagi asal Malang foto bersama di komplek kampus UIN Malang. (Foto: Hilmi Inaya)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komunitas Pesantren Kopi Berbagi asal Malang foto bersama di komplek kampus UIN Malang. (Foto: Hilmi Inaya)
ADVERTISEMENT
Malang – Komunitas asal Malang bernama Pesantren Kopi Berbagi ini terbilang unik dan layak jadi percontohan. Selain rajin mendermakan penghasilan dari menjual kopi, mereka juga tak memasang tarif atau harga untuk kopi yang mereka jual, para pelanggan cukup bayar seikhlasnya.
ADVERTISEMENT
Kordinator Program Pesantren Kopi Berbagi, Naila Syafa’ah mengungkapkan bahwa program tersebut bertujuan untuk memberikan pesangon kepada anak yatim yang belum terdapat donatur tetap. Pernyataan tersebut ia ungkapkan dalam wawancara pada hari Sabtu (29/2/2020) di basecamp Komunitas Pesantren Kopi yang beralamat di Tidar Villa Estate Malang.
Kopi seikhlasnya untuk menumbuhkan kesadaran berbagi sejak dini.
“Program ini sebenarnya menyasar pada anak-anak yatim yang belum tersentuh donatur tetap. Sementara ini, masih menyasar 2 tempat untuk pemberian donasi, di Panti Baiti Jannati Bululawang dan anak-anak yatim di Tumpang,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa program tersebut dapat diikuti siapa saja termasuk mahasiswa yang belum bekerja. Karena, minimal donasi hanya 10.000 rupiah setiap bulannya. Selain itu, terdapat sekitar 60 donatur yang menyetor setiap bulan dalam program tersebut, baik dari kalangan mahasiswa atau pekerja.
ADVERTISEMENT
“Setoran bervariasi, ada yang Rp 10.000 ada yang Rp 20.000 atau bahkan Rp 200.000/bulan, semua tetap kami terima,” imbuhnya.
Naila mengungkapkan, sebenarnya program tersebut menyasar donatur-donatur dari kalangan mahasiswa. Agar mahasiswa sebagai generasi muda mempunyai hobi berbagi dan tetap dapat berdonasi meskipun hanya Rp 10.000 rupiah/bulan. Jika dikalkulasi, maka mahasiswa hanya perlu menyisihkan Rp 300 rupiah/hari.
“Untuk sistem penyetoran, kami memberikan langsung kepada yang bersangkutan. Akan tetapi, jumlah nominal yang diberikan tergantung dengan setoran yang sudah terkumpul,” terangnya.
Akan tetapi apabila jumlah setoran yang terkumpul masih sedikit, maka ia beserta tim akan membuka stan kopi di wilayah kampus UIN Malang dengan sistem bayar seikhlasnya untuk donasi anak yatim.
“Kalau jumlahnya kurang, nanti buka stan kopi di kampus UIN (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,red), judulnya ‘bayar kopi seikhlasnya untuk anak yatim’,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Hilmi Inaya