Koperasi Mitra Agribisnis Mandiri Amanah Siap Ekspor ke Luar Negeri

Konten Media Partner
30 November 2020 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Koperasi Mitra Agribisnis Mandiri Amanah Sejahterahkan Petani

Koperasi Mitra Agribisnis Mandiri. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Koperasi Mitra Agribisnis Mandiri. Foto: dok
ADVERTISEMENT
POLEWALI MANDAR - Komoditas Kakao di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, giat berinovasi untuk mensejahterahkan para petani. Diantaranya, bekerjasama dengan NGO Rikolto Indonesia, Aliansi Petani Indonesia (API), hingga pemerintah daerah.
ADVERTISEMENT
Divisi Ketua Unit Pengembangan Kakao Berkelanjutan, Hasani, mengatakan bahwa hadirnya koperasi tak lain agar petani dapat sustainable dalam mengelola dan mengembangkan komoditas kakao. Termasuk dengan mengembangkan produk turunan. Seperti, intregasi kakao dengan ternak kambing serta agribisnis lainnya.
Sejauh ini, total ada 1.431 petani dari 9 kecamatan yang sudah turut bergabung.
Koperasi Mitra Agribisnis Mandiri. Foto: dok
Program ini juga turut difasilitasi oleh API melalui program MTCP2-AFOSP yang didukung oleh IFAD dan Uni Eropa. Melalui pendampingan manajerial koperasi, mendapatkan relasi ke lembaga pendukung yang bergerak di bidang peningkatan kapasitas kelompok tani. Hingga membangun pangsa pasar kakao yang inklusif dan spesial.
"Tujuan kita agar koperasi ini menjadi tempat belajar bagi petani baik yang sudah dan belum tergabung. Karena Sulbar ini jumlah luasan kakonya kurang lebih 146.000 hektar. Jika petani yang terlibat hanya 1.431 orang, artinya kurang lebih 1.431 hektar yang baru tergabung dan itupun kami dari koperasi belum bisa membeli semua produknya karena keterbatasan modal," katanya.
ADVERTISEMENT
Beberapa inovasi lain yang telah dilakukan ialah dibentuknya cluster kakao di setiap wilayah untuk menentukan rasa dan kualitas kakao dari Grade AA, Grade A ataupun Grade B sesuai dengan permintaan pasar.
Koperasi Mitra Agribisnis Mandiri. Foto: dok
"Kita juga merubah sistem yang selama ini diterapkan oleh petani yang tadinya hanya petik panen jual, kita rubah jadi mereka mau melakukan proses fermentasi," ujarnya.
"Fermentasinya pun itu kita lakukan cluster. Mana biji yang menghasilkan grade AA, grade A dan mana grade B," imbuh dia
Kedepan, lanjut Hasani, yang masih perlu ditekankan untuk komoditi kakao diantaranya adalah sektor pemasaran. Sehingga muncul inovasi agar para petani dapat bertemu sekaligus bermitra langsung dengan buyer atau pembeli melalui koperasi.
Kakao. Foto: dok
Mengingat, selama ini segmentasi pasar masih banyak dimainkan oleh pedagang pengumpul yang pada saat melakukan transaksi dengan petani, justru menurunkan kualitas kakao itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Meski sudah melakukan distribusi kakao ke luar kota hingga luar pulau, mantan ketua koperasi ini optimis, bisa membawa komoditas kakao agar dapat bersaing di pasar global lewat ekspor ke luar negeri. Seperti Eropa, Amerika, Belanda. Dimana, segmen pasar tersebut dirasa lebih menjanjikan sehingga kesejahteraan petani lebih baik lagi.
"Kita menganggap bahwa tujuan akhir kita adalah kesejahteraan petani. Dan kesejahteraan petani itu bukan hanya slogan melainkan juga bisa terukur dari nilai tambah penjualan kakaonya yang bisa meningkat," tandas Hasani.(ads)