Korban Tragedi Kanjuruhan Beri Jawaban Menohok soal Gas Air Mata Kedaluwarsa

Konten Media Partner
11 Oktober 2022 18:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
Kevia Naswa, korban tragedi Kanjuruhan yang matanya masih memerah akibat terkena gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan. Foto/M Sholeh
zoom-in-whitePerbesar
Kevia Naswa, korban tragedi Kanjuruhan yang matanya masih memerah akibat terkena gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan. Foto/M Sholeh
ADVERTISEMENT
MALANG - Polisi menyebut gas air mata yang digunakan saat Tragedi Stadion Kanjuruhan telah kedaluwarsa. Untuk itu, gas air mata tersebut diklaim tidak berbahaya lantaran kadar zat kimianya berkurang.
ADVERTISEMENT
Pernyataan polisi yang terkesan menyederhanakan dampak gas air mata tersebut mendapat respons dari salah satu korban gas air mata yang saat ini masih mengalami dampaknya.
Dia adalah Kevia Nazwa yang hingga saat ini kondisi matanya masih memerah. Dia mengatakan bahwa gas air mata itu menyakitkan dan sangat perih sekali.
"Mungkin polisinya tidak merasakan langsung. Tapi yang dirasakan orang awam saat itu panik. Yang saya rasakan, mata perih, dada sesak," ucapnya, Selasa (11/10/2022).
Bahkan menurutnya, dia tak bisa melihat dengan baik saat terkena gas air mata secara langsung. "Pedih sampai gak bisa lihat," ujarnya.
Tak hanya itu, pipi Kevia juga terdapat flek hitam yang baru bisa hilang setelah 3 hari kemudian. Kini setelah 10 hari tragedi itu berlalu, mata Kevia masih merah dan belum pulih.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, pihak kepolisian mungkin juga tak mengetahui jika ada banyak anak-anak, perempuan hingga ibu-ibu di dalam stadion.
"Mungkin polisinya gak tahu, di sana (stadion) banyak anak kecil, anak perempuan dan ibu-ibu," paparnya.
"Takutnya kalau ada yang punya penyakit asma kan rentan kalau kena gas air mata," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, ada 131 suporter meninggal dunia dalam tragedi stadion Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022. Ratusan korban luka juga berjatuhan dalam tragedi itu.