Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Sri Untari: Buat Marketplace Sendiri
ADVERTISEMENT
MALANG - Pandemi COVID-19 memaksa seluruh sektor ekonomi mulai membangun sistem baru untuk bertahan melalui krisis. Indonesia sendiri saat ini diprediksi sudah di ambang resesi.
ADVERTISEMENT
Di saat inilah, koperasi sebagai salah satu sektor terdampak juga dituntut untuk bersiasat. Langkah jitunya dengan melakukan digitalisasi.
Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Sri Untari Bisowarno, mengungkapkan menghadapi babak baru ini, dia mengajak seluruh koperasi untuk saling bersinergi membentuk jejaring baru di dunia digital.
Ini penting, kata dia, agar koperasi tetap eksis dan mampu beradaptasi dengan zaman.
''Kalau tidak, bisa-bisa ditinggal orang dan koperasi tinggal fosil. Di Indonesia, koperasi yang merambah digitalisasi baru 10-15 persen. Jadi jangan hanya ngresulo (mengeluh) tapi juga otokritik, harus berbenah,'' ungkap Sri, pada Rabu (7/10/2020).
Selama ini, lanjut dia, pemerintah sudah mengalokasikan dana pemulihan ekonomi nasional sebesar 1 triliun dari total 126 triliun untuk koperasi pemerintah.
ADVERTISEMENT
Sejumlah langkah juga dilakukan. Seperti relaksasi pajak hingga bantuan pinjaman modal melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
''Sekarang tinggal di kita. Koperasi juga harus aware dengan perkembangan zaman. Digitalisasi mutlak menjadi satu-satunya jalan dengan membuka pasar baru, buat marketplace sendiri,'' katanya.
Dia mencontohkan, proses digitalisasi sendiri sudah dikembangkan Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) binaannya di Kota Malang, Jawa Timur. SBW dibuatkan aplikasi situs marketplace bernama SBW Mart. Disana, anggota koperasi bisa bertransaksi online hingga menawarkan produk UMKM-nya.
SBW Mart sendiri sudah berjalan sejak 2018 silam. Harapannya, koperasi-koperasi lain bisa mengikuti jejak serupa hingga kemudian berkembang secara nasional.
''Berbasis digital, pasarnya semakin luas bahkan bisa juga dikembangkan bermitra dengan transportasi online. Kan bagus kayak marketplace lainnya,'' ujarnya.
ADVERTISEMENT
Wanita yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim ini, kini sedang getol untuk mendorong kesadaran dan SDM anggota untuk melek digital.
Dari 7 ribu anggota koperasi SBW, 4 ribu orang masih menggunakan ponsel lama (bukan android).
''Padahal itu lebih efisien dan menghemat biaya cukup besar. Dalam kondisi ekonomi melambat seperti sekarang, ini sangat relevan,'' tambahnya.
Dia menambahkan, antisipasi resesi juga harus mendapat sokongan dari pemerintah. Salah satunya yakni dengan menguatkan anggota koperasi dari perekonomian mikro hingga super mikro seperti pedagang kaki lima (PKL).
''Back up pemerintah untuk mencegah resesi harus kuat untuk menggeliatkan permodalan kembali. Saya usulkan untuk pengurangan bunga 3 persen, kalau perlu diberi masa tenggang agak panjang,'' imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, dia berharap, dunia koperasi di Indonesia mampu bangkit. Tidak hanya bangkit menghadapi pandemi tapi juga adaptif terhadap perkembangan zaman.
''Koperasi harus tetap ada karena dia tidak capital based, tapi member based. Prinsipnya one man, one food. Kesejahteraan semua terdistribusi merata,'' tutupnya.