Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
MALANG - dr Achmad Chusnul Chuluq Ar MPH, seorang dokter di Malang, meninggal dunia dalam perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, pada Jumat kemarin (21/8/2020).
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, sudah ada 3 dokter di Malang yang meninggal akibat virus asal Wuhan, China ini.
Dari informasi yang dihimpun, dokter yang mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) ini, menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 04.31 WIB. Pasca terkonfirmasi positif COVID-19.
Hal ini diungkapkan Humas RSSA Kota Malang, Donny Iryan. Dia mengatakan bahwa dokter tersebut diketahui meninggal dalam perawatan sebagai pasien terkonfirmasi positif COVID-19. ''Iya (terkonfirmasi positif)," ungkapnya, pada Sabtu (22/8/2020).
Dikatakan Donny, kemungkinan pasien ini terpapar virus dari pelayanan tempat praktik yang dibukanya di Tumpang, Kabupaten Malang. ''Kemungkinan memang terpapar dari pasien di tempat praktiknya. Sejauh ini terkonfirmasi positif COVID-19," terangnya.
Donny menambahkan, sebelum dirujuk ke RSSA, almarhum sempat dirawat di RSI Aisyiah Malang. Kondisinya bahkan sudah kritis saat dirujuk ke RSSA. "Rujukannya dari RSI. Waktu dirujuk, kondisinya sudah menurun drastis," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang Raya, Djoko Heri Hermanto, mengatakan bahwa almarhum selama ini memang tidak bertugas di rumah sakit. Kemungkinan terpapar dari tempat praktik pribadinya.
''Setahu saya memang beliau juga punya tempat praktik pribadi. Pasiennya juga banyak. Ya kemungkinan dari sana (tertularnya). Selain itu juga mungkin faktor usia,'' terangnya.
Meninggalnya dr Chusnul ini menambah daftar tenaga kesehatan di Malang yang terpapar virus. Djoko mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada 16 dokter yang tergabung di IDI Malang Raya terpapar virus corona.
''Terhitung sejak Maret 2020, anggota kita dokter di Malang Raya total sudah ada 16 orang. Tiga orang diantaranya meninggal dunia,'' ungkapnya.
Atas kejadian ini, IDI mengimbau kerjasama dan kesadaran masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Pencegahan ini pada akhirnya sangat membantu tenaga kesehatan sebagai gugus terdepan penanganan COVID-19.
ADVERTISEMENT
''Sangat percuma rasanya kami para dokter dan petugas kesehatan lain menggunakan APD lengkap kalau nyatanya kasus COVID-19 terus bertambah. Lama-lama rumah sakit akan penuh. Petugas medis kelelahan dan pada akhirnya tenaga kesehatan juga bisa tertular," ucapnya.