Liga 1 2020 Batal Bergulir, Arema FC Minta Dialog dengan Polri

Konten Media Partner
29 September 2020 18:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo. Foto: Arema FC
zoom-in-whitePerbesar
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo. Foto: Arema FC
ADVERTISEMENT
MALANG - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) secara mendadak menolak izin bergulirnya kembali kompetisi Liga 1 2020. Hal ini disebabkan pertimbangan pencegahan klaster baru Corona Virus Desease (COVID-19) dari aspek keramaian.
ADVERTISEMENT
Merespon hal ini, manajemen Arema FC sebagai 1 dari 18 peserta Liga 1 2020, merasa kecewa. Pasalnya, persiapan menyambut Liga 1 ini sudah dibahas jauh-jauh hari dengan komitmen penuh menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
''Apalagi dari Satgas COVID-19, Indonesia sudah menunjuk 18 klub ini sebagai brand ambassador melangsungkan kompetisi dengan aman meski di masa pandemi. Lalu mendadak ada hal seperti ini. Terus terang kami prihatin,'' ucap General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, pada Selasa (29/9/2020).
Menurut Ruddy, kebijakan ini terjadi lantaran kurangnya komunikasi intens antara pihak Polri dan PT LIB. Karena jika ada komunikasi bagus, bisa jadi tidak lahir keputusan seperti ini.
''Kalau komunikasi bagus gak mungkin kayak gini, dong. Mudah-mudahan siang ini bertemu. Semoga dengan komunikasi intens bisa lebih bagus, ada solusinya,'' harapnya.
ADVERTISEMENT
Ruddy menyayangkan jika kompetisi ini tidak jadi digelar dalam waktu dekat, terlebih ditiadakan. Ada banyak kerugian yang harus ditanggung. Mulai dari segi ekonomi maupun persiapan menyambut Piala Dunia 2021 misalnya.
Dia memohon pihak kepolisian untuk kembali menimbang keputusannya.
''Terus terang, tanggung jawab klub disini juga berat. Ada banyak orang yang juga harus dihidupi. Pemain dan anak istrinya juga karyawan yang bekerja di klub. Lalu gimana tanggung jawab ke sponsor. Jujur saja ini argo-nya juga jalan terus,'' ucapnya.
Saat ini, sejumlah klub peserta Liga 1 bahkan sudah melakukan tes usap (swab). Persiapan lain seperti mengantisipasi suporter datang ke lapangan juga sudah ditata sedemikian rupa. Dalam hal ini, suporter yang nekat datang ke stadion, disepakati ada sanksi yakni klub langsung dinyatakan kalah.
ADVERTISEMENT
Sebab itu, Ruddy berharap, agar keputusan tersebut bisa direvisi untuk dilakukan penundaan hingga semua persyaratan khusus COVID-19 tertata sedemikian rupa.
''Mudah-mudahan kalau bisa dianulir, kalau tidak ya ditunda. Kasian dampaknya, itu banyak sekali. Bagaimanapun kami tetap upaya kampanye protokol kesehatan. Termasuk menggerakkan geliat potensi ekonomi lewat sepakbola,'' pungkasnya.