Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Mahasiswa ITSK Malang Beri Layanan Kesehatan Gratis Lewat Bakti Sosial
22 Juni 2021 12:41 WIB
ยท
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:08 WIB

ADVERTISEMENT
MALANG - Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITSK) RS dr. Soepraoen kian getol melakukan kolaborasi di bidang pelayanan kesehatan pada masyarakat. Baru-baru ini, Program Studi (Prodi) DIII Akupuntur ITSK bersama Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) dan Asosiasi Dokter Pengelola Rumah Sehat Indonesia menggelar bakti sosial (baksos) kesehatan masyarakat gratis dalam rangka HUT ke-2 Airmen Radio.

Koordinator bakso Kolonel kes. Dr. Flora Eka Sari, SpP mengatakan dalam kolaborasi kali ini pihaknya memberikan layanan genose dan laserpunktur secara gratis pada masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
"Karena sekarang lagi di masa pandemi COVID-19, jadi kita ajukan genose dan laserpunktur yang kita pelajari di prodi D3 akupuntur dan masyarakat yang ikut baksos juga sebelumnya sudah kita sosialisasi jadi sudah paham dan bukan paksaan," ujar insan militer sekaligus mahasiswi itu.
Total, ada 3 mahasiswa Prodi D3 ITSK yang melakukan terapi. Menurutnya, saat ini kesehatan sangat penting, apalagi meningkatkan imunitas. Laserpunktur ini juga merupakan salah satu metode akupunktur yang memanfaatkan teknologi laser. Bila metode terapi dengan akupunktur menggunakan jarum untuk membantu mengatasi atau mengobati penyakit, metode dengan laser ini disebut dengan laserpunktur (akupunktur laser).
"Ibarat laser itu kalau matahari kena daun, klorofil kan energi nah ini kayak gitu juga jadi energi rendah si laser dia bekerja di tingkat sel dan kemarin kita arahkan di titik akupuntur yang untuk meningkatkan imunitas," jelas Flora.
ADVERTISEMENT
Metode ini memungkinkan orang merasakan manfaat akupunktur tanpa perlu menggunakan jarum akupunktur namun dengan menggunakan teknologi laser. "Kalau kita lihat sudah kita lihat laser function sudah lama lebih dari 50 tahun. Setelah saya pelajari kesehatan ada blok Barat dan Timur dan ini lebih ke blok Timur dan sampai sekarang dipakai, ternyata untuk COVID-19 juga bermanfaat," bebernya.
"Saat ini saya juga sedang melakukan penelitian tentang vaksin COVID-19 ya antara yang tidak dilaser (laserpunktur) dan dilaser di titik imunitas itu ternyata cukup bermakna kebaikannya, jadi mungkin bisa dilanjutkan lagi," sambung dia.
Selain pengobatan, masyarakat juga diberikan pemahaman jika tubuh manusia merupakan energi yang harus dijaga stabilitasnya dan diberikan herbal.
Lebih jauh, prodi D3 Akupuntur sendiri, diakuinya tak hanya menekankan pembelajaran akupuntur saja. Namun juga kegawatdaruratan, kebencanaan, penanganan individual hingga segi sosial.
Ke depan, ia berharap kegiatan serupa terus digelar. Sebab mahasiswa dapat mengasah soft skill sekaligus mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di lapangan. "Termasuk mengasah soft skill mahasiswa bagaimana empati ke masyarakat, jadi sangat bermanfaat. Apalagi di tengah pandemi semua modalitas pengobatan harus di eksplore jangan terbatas dengan satu sisi pengobatan saja," tandasnya. (ads)
ADVERTISEMENT