Mahasiswa STIE ABM, Nuning Dwina Berangkat ke Jerman Sebagai Duta Budaya

Konten Media Partner
16 Juni 2022 16:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sempat Tertunda 2 Tahun
Nuning Dwina Miranda (kiri) bersama Humas STIE Malangkucecwara. Benita Rachmania. Foto: Feni Yusnia
MALANG - Nuning Dwina Miranda menjadi satu-satunya mahasiswa STIE Malangkucecwara (ABM) yang terpilih berangkat ke Jerman sebagai Duta Budaya mewakili daerah asalnya, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, sejak Senin (13/6/2022).
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Jurusan Manajemen ini mengatakan, ia diberangkatkan ke Jerman dalam rangka aksi sosial bersama Lembaga Gereja Protestan Sulawesi Tenggara dan Evangelischen Kirchenbezirk Markgraflerland in Baden di Jerman, selama satu bulan.
Perempuan berambut pendek itu mengaku senang dengan pencapaiannya. Terlebih, ia memang aktif di bidang keagamaan. "Tentunya saya senang dan juga merasa sangat terharu karena banyak dukungan yang saya dapat dari orang tua bahkan kampus (ABM) saya sendiri," ujar mahasiswa angkatan tahun 2019 itu, pada Kamis (16/6/2022).
Menurut Nuning, pengumuman itu ia ketahui di tahun 2020 saat awal pandemi COVID-19 merebak. Iapun nekat mencoba peruntungan dan berhasil lolos bersama tujuh orang perwakilan se-Sulawesi Tenggara lainnya.
Namun, waktu berkata lain. Setelah dinyatakan lolos, Nuning bersama rekannya tak serta merta langsung bisa diberangkatkan lantaran kebijakan pandemi yang sangat ketat. Tak ayal, keberangkatannya harus tertunda selama kurang lebih dua tahun.
ADVERTISEMENT
"Ada delapan orang yang lolos mewakili masing-masing daerah di Sulawesi Tenggara. Saya mewakili Kabupaten Kolaka, asal saya. Tapi sayangnya tidak langsung berangkat karena pandemi dan baru berangkat tanggal 13 Juni 2022 ini," jelasnya.
Di Jerman, kata Nuning, selain aksi sosial, pihaknya juga akan memperkenalkan berbagai budaya daerah. Salah satunya dengan membawakan Tarian Malulo yang merupakan tarian kebersamaan khas daerahnya.
"Kami juga akan memasak soto ayam sebagi makanan khas Indonesia karena orang Jerman rata-rata kurang suka makanan pedas jadi kami memilih memasak soto ayam untuk dinikmati bersama," terangnya
Sebelumnya, ia juga telah mempersilakan banyak hal. Mulai dari kesehatan, bahasa, dan tentunya mental sehingga tujuan baiknya dapat berjalan dengan lancar dan mampu memberikan yang terbaik.
ADVERTISEMENT
"Semoga yang saya raih ini dapat menjadi motivasi mahasiswa STIE Malangkucecwara lainnya karena sebenarnya peluang itu banyak, hanya saja kita mau mengambilnya atau tidak," tukas perempuan 21 tahun itu.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIE Malangkucecwara, Dr Drs Kadarusman Ak MM CA memberikan apresiasi yang sangat positif.
Menurutnya, hal itu merupakan pencapaian yang luar biasa karena mampu dipercaya daerahnya untuk melakukan aksi kemanusiaan di luar negeri sebagai duta budaya daerah.
"Kampus selalu mengapresiasi mahasiswa yang berprestasi. Apalagi ikut berkontribusi sebagai Duta Budaya di daerahnya. Ini luar biasa. Apalagi Nuning juga aktif sebagai mahasiswa pertukaran pelajar di NTT selama satu semester," katanya.
Terlebih, lanjut Kadarusman, saat ini Nuning juga tengah menunggu pengumuman beasiswa pertukaran mahasiswa ke luar negeri atas kerja sama STIE Malangkucecwara dengan salah satu universitas di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Sebab itu, ia berharap pencapaian tersebut dapat memantik semangat mahasiswa lainnya untuk terus mengharumkan kampus STIE Malangkucecwara, tidak hanya di bidang akademik, namun juga non akademik.
"Kami juga ada UKM yang mewadahi mahasiswa untuk mengekspresikan minat dan bakat mahasiswa untuk dapat meraih prestasi baik di dalam kampus maupun di luar kampus," pungkasnya.(ads)