Konten Media Partner

Melihat Geliat Pedagang Baju Bekas yang Dapat 'Berkah' Jelang Lebaran

26 Mei 2019 15:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu toko yang menjual baju bekas di Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang. (foto: Rezza Do'a Lathanza/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu toko yang menjual baju bekas di Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang. (foto: Rezza Do'a Lathanza/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - "Baju baru Alhamdulillah, tuk dipakai di hari raya. Tak punya pun tak apa-apa, masih ada baju yang lama.”
ADVERTISEMENT
Lirik dari lagu yang dinyanyikan oleh Dea Ananda ini begitu populer pada tahun 1990-an. Namun, tampaknya lagu yang identik dengan lebaran yang harus membeli baju baru ini sekarang tidak sepenuhnya tepat. Lantaran, sekarang banyak juga warga yang membeli baju bekas untuk lebaran.
Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam, cukup dengan dana Rp 25.000-70.000, warga sudah bisa mendapatkan baju bekas. Bahkan, ada beberapa merek terkenal yang dijual oleh penjual baju bekas di Kota Malang dengan harga di bawah Rp 100.000.
Salah seorang pembeli melihat baju di Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang.(foto: Rezza Do'a Lathanza/Tugu Malang).
Uut Wahyu Utamai, salah satu penjual baju bekas ada di Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang, mengaku hampir setiap hari tokonya tidak pernah sepi oleh pengunjung. Rupanya, toko tersebut menjual baju bekas yang masih layak pakai dengan beberapa meerek terkenal, seperti Zara, Uniqlo, HNM, Dickies, dan yang lainnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi baju yang saya meskipun bekas, tapi masih dalam kondisi yang bagus,” kata Uut.
Bahkan, meski baju bekas, tapi menurut dia ada juga yang sebenarnya baju baru tapi karena ada cacat pabrik, maka dijual murah.
"Pabrik kadang di kancing bajunya ada yang rusak sedikit, itu pun juga bisa diganti sendiri,” imbuh Uut.
Agar tokonya selalu ramai, dia tidak pernah ketinggalan model fashion baju yang diminati masyarakat.
"Ya, saya selalu meng-update model baju terbaru dan selalu mencari kira-kira baju seperti apa yang banyak diminati. Saya menjual dengan harga yang murah apalagi Malang ini kan banyak mahasiswanya jadi ya saya mengikuti pasar perkembangan fashion,” imbuhnya. Tidak hanya baju wanita saja yang ia jual tapi beberapa jaket juga tersedia di tokonya.
Salah satu toko yang menjual baju bekas di Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang.(foto: Rezza Do'a Lathanza/Tugu Malang).
Bulan Ramadan menjadi peluang besar bagi para penjual baju bekas. Uut sendiri mengakalinya dengan menambah koleksi baju bekas dengan trend terbaru di Hari Raya Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
"Kalau bulan Ramadan gini selalu nambah stok, saya banyakin rok, gamis yang nanti dipadukan dengan kaos atau hem,” tutur ibu tiga orang anak.
Agar menarik pembeli, ia selalu mengemasnya dengan rapi sehingga pembeli tidak ragu jika baju bekas yang dijual masih sangat layak untuk digunakan.
"Semua baju yang ada di sini itu bersih seperti barang baru semua ini kadang sampai ada orang yang mampir ke sini itu dikira ini baju baru,” imbuhnya.
Tak disangka, di bulan penuh berkah ini, Uut bisa meraup keuntungan sebesar Rp 4-5 juta setiap harinya dari hasil berjualan baju bekas.
Hal serupa juga dirasakan oleh Christ, pedagang baju bekas yang ada di Jalan Mayjend Panjaitan. Selama Ramadan, ia mampu menjual baju sekitar 400 potong dalam hitungan jam.
ADVERTISEMENT
"Menjelang lebaran saya tidak menyiapkan tema untuk baju yang dijual tetapi lebih banyak mengeluarkan stok gamis yang habis dalam waktu 2 jam," ucap pria 28 tahun itu.
Salah seorang pembeli sedang melihat baju bekas di Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang.(foto: Rezza Do'a Lathanza/Tugu Malang).
Selain melakukan pengiriman di wilayah Malang, ia juga mengirim hingga luar Pulau Jawa.
"Untuk pengiriman luar pulau itu mulai dari Ende, Kalimantan, Yogyakarta, Semarang, Bali, Manado, dan terakhir Sumatra untuk pengiriman kurang lebih 50 kilogram," ujar Christ.
Dari sini, dapat dilihat jika animo masyarakat dalam memiliki baju bekas tidaklah sedikit. Asal baju tersebut masih layak pakai dan memiliki brand high end.
”Jadi dengan harga yang standar bisa mendapatkan baju banyak dengan brand tertentu dengan kondisi baju yang masih bagus dan layak," kata Christ.
ADVERTISEMENT
Selama Ramadan, Christ mampu mendapatkan keuntungan sekitar Rp 5 juta per hari dari hasil berjualan baju bekas.
"Toko saya setiap hari pasti ramai soalnya ini kan buat reseller jadi yang beli di sini kebanyakan dijual lagi," pungkasnya.
Dengan menggunakan media sosial untuk melakukan promosi, mereka mampu bersaing dengan penjual baju baru. Meski menjual baju bekas, mereka mengaku selalu menjaga kebersihan dan kualitas pakaian.
Malika, salah satu mahasiswi yang membeli baju bekas, mengatakan awalnya dia hanya datang untuk coba-coba. Namun, karena barangnya terlihat bagus, dia membeli beberapa baju untuk lebaran.
"Apalagi kalau dipakai tidak kelihatan kalau baju itu baju bekas,” kata Malika.
Selain itu, Tri Puji, pembeli lain, mengatakan selain untuk lebaran, dia membeli baju bekas untuk dikenakan saat bekerja.
ADVERTISEMENT
"Kadang saya beli hem untuk kerja, karena kondisinya masih bagus,” ujar Tri.
Reporter : Rezza Doa lathanza
Editor : Irham Thoriq