Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Melihat Ponpes Al Huda dan LKSA Darul Aitam dalam Membina Anak
24 Januari 2020 12:44 WIB

ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Kiai H. Mustafiq Abdurrachman mengajak tugumalang.id menjelajahi Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Huda yang juga membawahi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Darul Aitam Wajak pada Rabu (22/01/2020) sore.
ADVERTISEMENT
Mustafiq menjelaskan jika pondok pesantren yang beralamat di Jalan Klakah No. 46, Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang ini didirikan pada tahun 1955 oleh mertuanya, Kyai H. Muqni.
"Sementara LKSA sendiri berdiri tahun 1980 oleh saya sendiri," jelasnya.
Yang membedakan ponpes dan LKSA adalah LKSA merupakan sejenis panti asuhan untuk membina anak-anak bermasalah atau tidak memiliki orang tua dan tempat tinggal.
Dalam Ponpes Al-Huda bergerak dalam bidang pendidikan formal dan nonformal.
"Ada SD, SMP, SMK, MI, MTS, dan MA. Untuk yang nonformal diniyah, mengaji kitab kuning, salafiyah, dan tahfidzul quran," ujarnya.
Khusus untuk jumlah murid sekolah, kata Mustafiq, total ada sekitar 1.500 orang murid yang menempuh pendidikan. Baik pendidikan formal maupun nonformal. Jumlah santri di Al-Huda sendiri menurut Mustafiq mencapai 650 anak baik laki-laki dan perempuan yang kebanyakan datang dari Jawa Barat. Sementara itu, LKSA Darul Aitam menampung 65 anak dari usia TK sampai kuliah.
ADVERTISEMENT
"LKSA sendiri ada 45 anak laki-laki, sisanya 20 anak perempuan," jelasnya.
Bahkan LKSA Darul Aitam juga sering memberi santunan pada anak di sekitar lingkungan pondok meskipun bukan santri disana. Mustafiq menuturkan jika sejak awal berdirinya LKSA Darul Aitam sudah bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Malang dalam menangani anak bermasalah.
Untuk prosedurnya, si anak akan diantarkan langsung oleh Dinas Sosial dengan membawa KTP/KK serta alamat aslinya. "Syukur-syukur yang mengantar anak tersebut orang tuanya/walinya maka lebih baik," jelasnya.
Lalu untuk anak bermasalah nantinya akan ada guru pembina sendiri nantinya. "Anak bermasalah biasanya dididik dan dibina oleh haji Ida Zubaida," jelas pengasuh Ponpes Al-Huda tersebut.
Terakhir, Mustafiq mengakui tidak semua anak yang diasuh di LKSA akan betah dan lanjut menjadi santri. "Tentu tidak semua kerasan tinggal di sini, ada juga yang beberapa bulan langsung pulang, tapi ada juga yang dari kecil sampai lulus kuliah S1 masih tinggal di sini," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter : Rizal Adhi Pratama
Editor : Rino Hayyu Setyo