Melihat Tradisi 1 Suro di Malang: Tari Budaya hingga Bakar 'Sangkala'

Konten Media Partner
1 September 2019 21:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembakaran Sangkala di Desa Wonosari, Kabupaten Malang. Foto-foto: doli siregar/mbois life magazine for tugumalangid
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembakaran Sangkala di Desa Wonosari, Kabupaten Malang. Foto-foto: doli siregar/mbois life magazine for tugumalangid
ADVERTISEMENT
Perayaan satu suro digelar di Desa Wonosari, Kabupaten Malang, Minggu (1/9). Acara diawali dengan karnaval dan arak-arakan sangkala (perwujudan dari sifat angkara murka dan mara bahaya).
ADVERTISEMENT
Acara ini mengawali gelaran Gebyar Ritual 1 Suro Gunung Kawi, sebuah kawasan wisata religi paling besar di Kabupaten Malang. Pada acara ini, Warga Desa Wonosari menggelar karnaval yang puncak acaranya dilaksanakan pembakaran sangkala di amphitheatre Gunung Kawi, tepatnya sebelum lokasi Makam Eyang Djoego.
Beragam bentuk sangkala dibawa oleh masing-masing RW yang mengikuti karnaval. Mulai dari bentuk buto, naga, kerbau, macan, dan lain sebagainya. Rata-rata, sangkala tersebut memiliki tinggi hingga 3 meter.
Setelah berjalan sekitar 1 kilometer, peserta kemudian berkumpul di amphitheatre untuk menampilkan tarian di depan ribuan warga yang sudah berkumpul. Memasuki acara puncak, yakni pembakaran sangkala, beberapa tarian turut dibawakan. Salah satunya Tari Sangkala.
Tujuan pembakaran itu yakni agar warga desa diberi rahmat dan dihindarkan dari mara bahaya. Juga terjaga dalam kedamaian dan tercipta kemakmuran.
Suasana acara peringatan satu suro di gunung kawi, kabupaten malang.
Plt Bupati Malang, Sanusi, mengatakan ritual ini merupakan wujud semangat masyarakat Desa Wonosari dalam mengembangkan potensi budaya.
ADVERTISEMENT
"Desa Wonosari lebih terkenal dengan sebutan Gunung Kawi, yang menarik para peziarah untuk datang. Banyak hal yang diharapkan dari kegiatan ini," ujar Sanusi.
Suasana acara peringatan satu suro di gunung kawi, kabupaten malang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara, mengatakan dari dinas hanya bertugas untuk mengarahkan, karena inovasi dan kreativitas yang dilakukan oleh masyarakat sudah luar biasa.
"Kami hanya tinggal mempromosikan saja. Kalau untuk mengarahkan kan sudah sangat layak, skalanya sudah nasional," kata Made.
Suasana acara peringatan satu suro di gunung kawi, kabupaten malang.
Bahkan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan mengajukan proposal kepada Kementerian Pariwisata untuk memasukkan event ini dalam calendar of event.
"Mudah-mudahan bisa kami dorong, Pesona Gunung Kawi dan Gebyar Gunung Kawi," ujar Made.
Made mengklaim, dibandingkan dengan daerah di luar Jawa, secara kreativitas dan kualitas, Kabupaten Malang jauh lebih unggul.
Bupati Malang, Sanusi, saat memberikan sambutan.
Suasana acara peringatan satu suro di Gunung Kawi, Kabupaten Malang.
Suasana peringatan satu suro di Gunung Kawi, Kabupaten Malang.
Reporter: Fisca Tanjung Editor: Irham Thoriq Foto-foto: Doli Siregar/Mboislife Magazine for tugumalangid
ADVERTISEMENT