Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Mencermati Arca Dhyani Buddha Ikon Uniga Malang
5 September 2021 14:23 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
MALANG - Siapa sangka di Universitas Gajayana (Uniga) Malang ternyata tersimpan peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya. Kini peninggalan sejarah berupa arca buddha tersebut dijadikan icon Uniga Malang.
ADVERTISEMENT
Arca tersebut memiliki posisi tubuh berdiri. Tampak terdapat hiasan nimbus atau aura kesucian bermotif lidah api melingkari kepala arca. Namun sayang kedua telapak tangan arca ini telah putus, sehingga sulit untuk diidentifikasi.
Arca yang terbuat dari perunggu itu memiliki ukuran tinggi 61 centimeter, lebar 20 centimeter, dan tebal 15 centimeter. Arca buddha yang ditemukan di Uniga Malang ini dinamai Arca Dhyani Buddha saat proses registrasi ke Badan Pelestarian Cagar Budaya.
Wakil Rektor 2 Uniga, Dr. Djuni Farhan mengatakan bahwa arca tersebut pertama kali ditemukan ketika sedang membangun Gedung Pasca Sarjana. Dimana proses pembangunan gedung tersebut dilakukan pada tahun 1987.
"Arca ini ditemukan di Gedung C, Gedung Pasca Sarjana, saat kita membangun gedung pada tahun 1987. Jadi sudah sekitar 34 tahun berada di kampus kita ini," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Disebutkan, ahli sejarah dan arkeolog yang pernah meneliti arca tersebut menduga bahwa arca ini merupakan gambaran kaum cendekiawan.
"Diduga arca itu memang memiliki arti, dia sebagai arca yang mewakili kaum cendekiawan. Pada saat itu sebagai pendeta di masa yang masih ada kaitannya dengan Empu Sendok," ujarnya.
"Karena itu kita bersyukur bahwa arca itu menjadi bagian dari icon Uniga yang mencerminkan tradisi akademis yang ada di lembaga kami ini," imbuhnya.
Dia memperkirakan, arca tersebut berasal dari zaman Kerajaan Kanjuruhan yang kala itu dipimpin oleh Raja Gajayana.
"Lokasi penemuan arca ini kebetulan juga berdekatan dengan situs Watu Gong dan Candi Badut di daerah Merjosari," jelasnya.
Arca tersebut menunjukkan bahwa Kota Malang memiliki kekayaan akan jejak sejarah yang tidak menutup kemungkinan bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT