Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Menelusuri Surga Tersembunyi Air Terjun Banyu Anjlok Malang
15 Agustus 2020 11:13 WIB
ADVERTISEMENT
MALANG - Wisata Air Terjun Banyu Anjlok di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, masuk dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2020 dalam kategori Surga Tersembunyi Terpopuler.
ADVERTISEMENT
Maka, tugumalang.id mencoba menelusuri salah satu surga wisata di Malang Selatan ini.
Menempuh perjalanan dari Kota Malang pukul 08.30 menuju Desa Purwodadi, jalanan masih normal sampai memasuki Kecamatan Dampit.
Namun, saat memasuki Kecamatan Tirtoyudo, jalan rusak dan sempit dibarengi curamnya tanjakan dan banyak tikungan tajam. Belum lagi jurang tinggi di sisi kanan dan kiri mewajibkan kami berkonsentrasi penuh.
Total, butuh sekitar 2,5 jam hingga kami tiba di pintu masuk Desa Purwodadi. Lalu disambut oleh warga yang ramah sambil menyajikan ikan goreng.
Sekitar pukul 13.00 WIB, kami akhirnya memutuskan berangkat menuju Air Terjun Banyu Anjlok dengan menaiki perahu di Pantai Lenggoksono.
Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Bowele (Bolu-bolu, Wedi Awu dan Lenggoksono), Mukhlis, dan Kaur Umum Desa Purwodadi, Fajar Sidiq, beberapa kali mengatakan jika ombak hari ini sedang kecil-kecilnya.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di Air Terjun Banyu Anjlok, memang layak disebut surga tersembunyi. Tempat ini begitu unik. Air terjun berada tepat disebelah pantai. Membuat adanya tabrakan antara air sungai dan air laut.
Lalu ada sebuah kolam yang mirip jacuzzi alami yang menghadap langsung ke bibir pantai. Benar-benar kolam yang tepat untuk melunturkan kepenatan kerja selama berbulan-bulan.
Mukhlis mengungkapkan, jika air terjun ini sebenarnya sudah sejak dulu diketahui warga, tapi baru 2012 terekspos media.
"Banyu Anjlok itu unik, karena ada air terjun bertingkat setinggi 12 meter. Ada goa dan di atas air terjun kolam alami. Biasanya wisatawan cliff jump, karena di sana airnya segar," ungkapnya, pada Jumat (14/8/2020).
Bahkan, Mukhlis berujar, Banyu Anjlok sudah terkenal sampai ke mancanegara.
ADVERTISEMENT
"Wisatawan dari seluruh Indonesia biasanya datang mulai dari Jakarta, Surabaya sampai Kalimantan. Bahkan sampai mancanegara juga seperti Eropa, Australia dan beberapa negara lainnya," paparnya.
Wisatawan sebenarnya bisa memilih 2 titik kumpul menuju Banyu Anjlok, bisa lewat Pantai Wedi Awu atau Pantai Lenggoksono.
"Kalau dari Pantai Lenggoksono, satu orang Rp 60 ribu. Bisa mampir di Teluk Kletakan untuk snorkeling dan diving. Lalu, ke Pantai Bolu-bolu dan rumah apung sebelumnya sampai ke Air Terjun Banyu Anjlok," bebernya.
"Bisa juga naik ojek dengan harga Rp 50 ribu per orang. Ini sebagai alternatif jika ombak sedang pasang," sambungnya.
Puas bermain dan berenang di Banyu Anjlok selama 2 jam, kami memutuskan kembali ke Pantai Lenggoksono untuk kembali pulang.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti sebelumnya, ombak tiba-tiba menjadi semakin tinggi seolah tak mengijinkan kami pulang.
Alhasil, ada satu ombak yang menyapu perahu dan membuat perahu kami standing hampir 50 derajat. Syukur, perahu tidak sampai terguling dan kamera kami tidak basah oleh air laut.
Namun, alih-alih kapok kembali mengunjungi Bowele, kejadian tersebut justru semakin membuat kami penasaran bagaimana ombak saat pasang sebenarnya.
Sesampainya di Pantai Lenggoksono, Mukhlis kembali bercerita, bagaimana warga desa benar-benar berharap perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang.
"Karena jalan dari Sumbertangkil sampai Pujiharjo jalannya rusak. Lalu dari Pantai Lenggoksono ke Desa Purwodadi sekitar 500 meter juga jalannya masih bebatu. Jalannya juga masih sempit, sehingga sulit kalau ada mobil papasan," jelasnya.
Oleh sebab itu, hasil voting dari masyarakat untuk memenangkan API Award sangat berarti bagi warga Desa Purwodadi.
ADVERTISEMENT
"API Award ini sangat berpengaruh, karena dulu Bowele pernah masuk sebagai pantai untuk selancar terpopuler 2017. Padahal cuma masuk 5 besar membuat surfing jadi ramai, karena perhatian tertuju pada kita," bebernya berharap.
Ditambah ritme kunjungan di Banyu Anjlok kini menurun kembali meskipun sempat viral. "Mungkin karena banyak faktor seperti akses yang sulit, sehingga wisatawan tidak mau kembali," ungkapnya.
"Jadi, dengan masuknya API Award ini, harapannya perhatian pemerintah untuk akses itu tadi bisa diutamakan," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Purwodadi, Marsi, juga mengharapkan dukungan dari warga masyarakat agar Banyu Anjlok bisa memenangkan API Award 2020.
"Saat ini posisinya masih di peringkat 3. Semoga nantinya bisa mendapatkan posisi pertama," ucapnya.