Menengok 26.200 Koleksi di Museum Musik Indonesia, Malang

Konten Media Partner
27 Desember 2019 12:51 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan sebagian di Museum Musik Indonesia, Kota Malang. (Foto: Khusnul Hasana/Tugumalang.id)
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan sebagian di Museum Musik Indonesia, Kota Malang. (Foto: Khusnul Hasana/Tugumalang.id)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TUGUMALANG.ID – Berderet koleksi piringan hitam, kaset pita, CD dari masa ke masa tampak menghiasi dinding dan rak. Tak ketinggalan, buku, majalah, ragam alat musik, hingga pemutar lagu juga terpampang rapi di sana-sini.
ADVERTISEMENT
Itulah tempat bernama Museum Musik Indonesia yang berlokasi di Jalan Nusakambangan, Kota Malang. Bagi pencinta musik dan kolektor, tempat ini ibarat surga. Berbagai macam koleksi dari berbagai macam tahun, hingga berbagai macam negara, seakan semuanya ada di sini.
Untuk diketahui, sejak 2009 hingga tahun 2018, Museum Musik Indonesia (MMI) telah memiliki lebih dari 26.200 koleksi terdiri dari piringan hitam, kaset, CD, majalah, buku-buku musik, sampai dengan koleksi baju para artis dan musisi. Jumlah tersebut tidak termasuk koleksi alat musik yang ada di tempat itu.
Sampul piringan hitam tampak berjajar rapi di salah satu sudut ruangan. (Foto: Khusnul Hasana/Tugumalang.id)
Koleksi yang ada di MMI ini berkisar antara tahun 50-an hingga tahun 2000-an. Salah satunya piringan milik Ismail Marzuki. Genre yang ada juga beragam, mulai dari musik tradisional, keroncong, dangdut, pop, rock, sampai lagu anak-anak.
ADVERTISEMENT
Tak hanya kaset, CD, piringan hitam, dan buku-buku, ada juga koleksi alat musik traditional dan alat musik modern. Ada alat musik traditional sape, gambang, sasando dan masih banyak lagi. Juga alat musik modern seperti gitar, bass, atau juga drum.
Ragam alat musik mulai tradisional hingga modern terpampang di sudut museum. (Foto: Khusnul Hasana/Tugumalang.id)
Usman, volunteer museum, mengatakan museum ini berdiri pada tahun 2016. Sedangkan sebelumnya, museum ini berada di Jalan Ciliwung, Kota Malang, hingga akhirnya museum dipindahkan ke Jalan Nusakambangan, yakni di Gedung Kesenian Gajayana.
“Awalnya tahun 2009 bukan sebuah museum tapi galeri biasa yakni Galeri Musik Bernyanyi. Kemudian banyak orang-orang yang menyumbang kaset, CD, piringan hitam, dan buku-buku. Hingga tahun 2016 jadilah Museum Musik Indonesia,” bebernya.
Koleksi museum itu sendiri dibedakan berdasarkan kategori, yakni kaset, CD, piringan, buku, dan alat musik. Dan hal tersebut masih dibedakan lagi berdasarkan asal daerah penyanyi.
ADVERTISEMENT
Koleksi yang ada di MMI juga tak hanya musisi nasional saja, melainkan juga dari daerah serta juga terdapat musisi internasional.
Piringan hitam dari musisi nasional Ebiet G Ade. (Foto: Khusnul Hasana/Tugumalang.id)
“Kalau koleksi musisi internasional ada banyak. Salah satunya The Beatles, Michael Jackson, dan masih banyak lagi,” terangnya.
Museum Musik Indonesia ini sendiri telah tergabung dalam Badan Ekonomi Kreatif. Bekraf telah mendigitalisasi koleksi musik yang ada di Museum Musik Indonesia. Sementara Museum Musik Indonesia telah menerima berbagai penghargaan, salah satunya yakni dari Lokananta dan Anugrah Mitra Penghargaan.
Untuk masuk ke dalam museum ini, kita cukup masuk ke dalam Gedung Kesenian Gajayana Malang lalu naik ke lantai dua. Biaya yang dikeluarkan untuk masuk ke dalam museum ini juga cukup terjangkau, yakni Rp 5.000.
Berderet-deret kaset yang terpampang di Museum Musik Indonesia, Kota Malang. (Foto: Khusnul Hasana/Tugumalang.id)
ADVERTISEMENT