Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Malang Raya kini tidak lagi hanya pariwisata buatan di Kota Batu, atau pariwisata pantai di Kabupaten Malang. Di sebuah desa kecil yang berjarak sekitar sekitar 30 menit dari Kota Malang, yakni Desa Slamet, Tumpang, Kabupaten Malang, ada juga tempat wisata edukatif. Terlebih, bagi anda yang menyukai sejarah.
ADVERTISEMENT
Adalah Museum Panji yang didirikan oleh pemerhati sejarah dan budayawan asal Kota Malang, Dwi Cahyono. Museum yang sudah beroperasi satu tahun ini memiliki luas hampir tiga hektare. Namun, baru separuhnya yang terpakai.
Saat wartawan Tugu Malang ke tempat ini, Jum’at (20/4), suasana museum cukup lengang meski hari libur. Begitu masuk ke kompleks museum, terdapat 4 kolam renang sebagai ilustrasi saat Panji mandi dari sumber mata air alami.
Di dalam museum terlihat seorang pengunjung bersama anak kecil yang sedang melihat-lihat koleksi museum. Di bagian depan museum, ada diorama yang menggambarkan perang antar kerajaan Tumapel dan Kerajaan Kediri. Perang ini lantas dikenal sebagai 'Perang Genter'. Nama ini merujuk pada Desa Genter, lokasi peperangan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, museum ini juga memiliki banyak koleksi benda-benda antik dan menarik. Misalnya, kendi yang berusia ratusan tahun, gerabah dari Kerajaan Majapahit, wayang-wayangan, aneka jenis celengan (tempat untuk menabung). Hingga potret dapur orang jaman dahulu. Memasuki museum ini, seolah menelusuri lorong waktu.
Diketahui, Dwi Cahyono membuat museum ini karena dirinya merasa miris hanya sedikit warga Indonesia yang kenal dengan cerita Panji.
"Kalau di India ada cerita Mahabarata, kalau di Indonesia, ada cerita panji ini yang legendaris,” katanya pada Sabtu (19/4).
Cerita panji menurut Dwi ada dua versi. Ada yang menyebut kalau cerita ini adalah cerita fakta, tapi ada juga yang menyebut kalau cerita itu hanyalah legenda.
"Cerita Panji adalah cerita antara tokoh Panji dan Sekartaji, mereka awalnya bersama lalu berpisah, nah ketika berpisah inilah mereka berkeliling masing-masing dan banyak cerita menarik,” imbuh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang ini.
ADVERTISEMENT
Di masa pengembaraannya, kisah Panji dan Sekartaji banyak mengajarkan banyak hal. Mulai dari dari sisi ekonomi, ekologi, kehidupan sehari-hari, pertanian, dan lain-lain.
"Di museum ini juga ada kompleks pertanian, karena di cerita ini juga diceritakan bagaimana tokoh panji dalam bertani,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Jawa Timur ini.
Dwi menyebutkan kalau Museum Panji ini adalah museum pertama di Indonesia yang menampilkan kisah Panji.
"Tempat ini targetnya menjadi pusat pengetahuan tentang Panji,” ucap pria 52 tahun tersebut.
Adapun cerita Panji sendiri, menurut Dwi memiliki banyak versi bahkan terkenal hinga Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, Filipina, dan di sejumlah negara di Eropa. Cerita Panji sudah ditetapkan sebagai United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai ingatan dunia atau memory of the world.
ADVERTISEMENT
Dwi melanjutkan, terkait pembangunan museum, meski sudah beroperasi satu tahun lalu, tapi sebenarnya dia sudah memulai membebaskan lahan sejak lima tahun lalu.
"Ini adalah proyek idealis, jadi tidak terlalu mengharapkan untung dari museum ini,” jelasnya.
Sedangkan pengunjung yang datang di museum ini, hanya perlu membayar Rp 25.000 untuk orang dewasa, dan Rp 20.000 untuk anak-anak. Berikut foto-foto museum Panji.
Reporter : Irham Thoriq