Konten Media Partner

Mengenal Gus Imron, Dosen Unira Produktif Menulis dan Juga Pengasuh Pesantren

5 Agustus 2020 10:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
H Imron Rosyadi Hamid SE Msi Dosen Ilmu Pemerintahan di Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang.
zoom-in-whitePerbesar
H Imron Rosyadi Hamid SE Msi Dosen Ilmu Pemerintahan di Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG – Dialah H Imron Rosyadi Hamid SE Msi. Dosen Ilmu Pemerintahan di Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang yang sejak tahun 1990-an sudah aktif mengirimkan tulisan di media-media cetak nasional seperti Harian Surya hingga Jawa Pos. Memang sejak kecil dirinya suka menulis dan membaca. "Sebetulnya dulu waktu di SMA Negeri 1 Lawang sering menulis juga di majalah Puspita dulu namanya. Meskipun hanya terbatas dari puisi-puisi," ungkapnya saat dihubungi tugumalang.id pada Selasa (03/07/2020). Dan sejak pemerintahan Presiden kedua Indonesia, Soeharto, Imron aktif menulis di media-media nasional.
ADVERTISEMENT
"Kebanyakan memang tulisan saya itu mengenai Nasionalisme, Partiotisme, Nahdlatul Ulama dan Islam Moderat istilahnya. Dulu waktu mengirim di Harian Surya itu kalau tidak salah di tahun 1997," kenangnya. Ia menceritakan jika tulisan-tulisannya sebenarnya banyak terkait sejarah perjuangan para kyai sebelum kemerdekaan. "Beliau-beliau ini memiliki kontribusi dalam pemikiran-pemikiran, terutama di bidang pendidikan melawan hegemoni penjajahan Belanda," jelasnya.
"Jadi, intinya itu mengenai peran-peran ulama kita untuk kemerdekaan. Karena itu merupakan bagian dari perang budaya dimana Belanda membuat model pendidikan Eropa, tapi kyai kita membuat model pendidikan pesantren yang di situ juga ada sekolah formalnya," sambung Imron.
Oleh sebab itu, Imron menyebut kebanyakan tulisannya bisa dikategorikan sebagi Nasionalisme Islam yang mengakomodir nilai-nilai perjuangan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lulusan S2 Universitas Indonesia (UI) ini juga melakukan penelitian di Amerika Serikat. Tak tanggung-tanggung, ia meneliti kebijakan luar negeri Amerika serikat di Irak. "Kesimpulannya bahwa kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat di Irak itu tidak melulu soal keamanan atau isu-isu senjata pemusnahan massal yang dituduhkan dimiliki Irak meskipun tidak terbukti," bebernya pada tugumalang.id singkat.
Menurutnya, Amerika Serikat memiliki motif-motif ekonomi yang menyangkut minyak, yaitu dengan mengamankan pasokan minyak dari timur tengah. "Saya meneliti beberapa dokumen yang pernah dikeluarkan US Department of State," tegasnya.
Semua tulisan-tulisan tersebut ternyata tidak lepas dari backgroundnya sebagai anak santri dan saat ini menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Putri Al-Ishlahiyah Singosari.
"Karena background saya juga pesantren, mertua saya pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah Singosari. Kini saya juga menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah, yang juga merupakan salah satu pondok pesantren putri tertua di Malang," ungkapnya pria 49 tahun ini. Hari ini santriwati di Pondok Pesantren Putri Al-Ishlahiyah sudah mulai masuk kembali. "Kemarin sempat kami tahan karena masih zona merah COVID-19 dan sekarang kita sudah menerima santriwati baru," paparnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi masuknya dibagi menjadi 3 tahap agar menghindari kerumunan. Total sekarang ada sekitar 450 santriwati," lanjutnya. Yang menarik, sosok mertua Imron ternyata adalah juga tentara perjuangan kemerdekaan Indonesia di Jombang, Jawa Timur atau tepatnya di Tebu Ireng. "Selain pengasuh pondok pesantren, almarhum mertua saya adalah mantan tentara di Tebu Ireng ketika zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dan waktu agresi militer Belanda di Yogyakarta, mertua juga ikut ke sana," bebernya.
Kini selain menjadi pengasuh pondok pesantren, Imron juga menjadi dosen di Unira Malang sejak tahun 2014. Bahkan dirinya pernah menjadi Dekan di Fakultas Ekonomi dan Sosial sejak 2014 sampai 2016. "Saya kira Unira Malang itu memiliki prospek yang bagus, karena ia menjadi kampus pertama di Ibukota Kabupaten Malang. Sehingga sejarah itu tidak bisa dipungkiri bahwa menjadi universitas pertama di Kepanjen," pujinya.
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua Ikatan Alumni Pasca Sarjana Universitas Indonesia bahkan menggadang-gadang Unira Malang akan menjadi leading sector pendidikan tinggi di Malang Selatan. "Menurut saya itu penting, karena yang paling krusial itu Malang Selatan. Sehingga perlu digarap penuh, dan Unira Malang punya kesempatan besar untuk menjadi kampus besar di Kabupaten Malang," pungkasnya. (ads)