Mengenang KH Tolchah, Kiai Tanpa Pesantren, Dikenal Multitalenta

Konten Media Partner
29 Mei 2019 16:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alm Prof Dr KH Tolchah Hasan (foto: NU Online).
zoom-in-whitePerbesar
Alm Prof Dr KH Tolchah Hasan (foto: NU Online).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TUGUMALANG.ID-Suatu hari di bulan Agustus, tahun 2018, wartawan tugumalang.id, mewawancara Prof Dr KH Tolchah Hasan di Kompleks Masjid Sabilillah, Kota Malang. Ketika itu, KH Tolchah sedang bersiap untuk Salat Jum’at.
ADVERTISEMENT
Saat diwawancara saat itu masih pukul 11.00 WIB. Tapi, sekitar setengah jam sebelumnya, KH Tolchah sudah tiba di kantor Lazis Sabilillah, Malang, yang berada di kompleks masjid itu. Memang, ketika hendak Salat di Masjid Sabilillah yang berjarak sekitar sembilan kilometer dari rumahnya di Singosari, KH Tolchah biasanya datang lebih awal. Di sela-sela wawancara, salah seorang pegawai Lazis menyiapkan bubur ayam kepada sang kiai.
Wawancara KH Tolchah ketika itu untuk keperluan kata pengantar buku karya rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Prof Dr KH Masykuri Bakri M.SI yang berjudul ’Menuju Kampus Kelas Dunia’. Kebetulan, buku ini dieditori oleh wartawan tugumalang.id.”Setelah wawancara langsung tulis saja, tidak perlu tunjukan ke saya lagi,” kata KH Tolchah.
ADVERTISEMENT
Ada banyak hal yang disampaikan KH Tolchah ketika itu. Salah satunya, jika pendidikan Islam ingin maju maka harus lepas dari konflik.”Sudah ada banyak contohnya pendidikan, yang tidak karuan karena konflik ditingkat pimpinannya,” kata beliau ketika itu.
KH Tolchah juga menyinggung soal beberapa buku yang menulis tentang dirinya.”Ada buku yang berjudul Kyai Tanpa Pesantren,” katanya lantas tertawa. Buku ini ditulis oleh sejumlah akademisi, yang memandang KH Tolchah dari berbagai prespektif.
Buku ini memang menggambarkan KH Tolchah yang tidak punya pesantren di rumah beliau. Umumnya, di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), kiai mempunyai pondok pesantren. Sedangkan peninggalan beliau yakni kampus Universitas Islam Malang (Unisma) dan Yayasan Pendidikan Sabilillah, bukanlah pesantren.
KH Tolchah juga terlihat terkesan sekali dengan buku yang berjudul ‘Kiai Multitalenta’. Buku ini ditulis oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta pada Prof. Dr. Nasaruddin Umar.”Buku itu dilaunching tahun 2007, untuk hadiah ulang tahun saya yang ke-70,” katanya.”Saat itu Prof Nasarudin Umar membentuk tim, dan mengirim timnya keberbagai tempat untuk meneliti tentang saya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Selama ini, KH Tolchah memang dikenal sebagai kiai multitalenta. Selain pernah menjadi Menteri Agama Era Presiden Republik Indonesia KH Abdurrahman wahid atau Gus Dur, beliau juga sukses mendirikan sejumlah lembaga pendidikan.
Beliau tercatat sebagai tim sembilan pendiri kampus Universitas Islam Malang (Unisma). KH Tolchah juga menjadi rektor kedua di kampus ini. Beliau juga sukses mendirikan Yayasan Pendidikan Islam Sabilillah, sebuah sekolah favorit di Kota Malang.
Kini, kiai multi talenta tersebut telah berpulang. KH Tolchah meninggal dunia, Rabu (29/5) pukul 14.10 di Rumah Sakit Syaful Anwar (RSSA) Kota Malang. Menantu beliau, dr Hardadi membenarkan hal tersebut.”Terima kasih atas bantuan dan do’anya,” kata dr Hardadi.
Reporter : Irham Thoriq
ADVERTISEMENT