Menghindari SARA di Media Sosial untuk Terwujudnya Bhinneka Tunggal Ika

Konten Media Partner
9 April 2022 13:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi I DPR RI, Syaifullah Tamliha dalam Webinar Series: Ngobrol bareng Legislator bertajuk "Interaksi di Ruang Digital: Hargai Perbedaan, Hormati Keberagaman", pada Senin (28/03/2022). Foto: tangkapan layar
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi I DPR RI, Syaifullah Tamliha dalam Webinar Series: Ngobrol bareng Legislator bertajuk "Interaksi di Ruang Digital: Hargai Perbedaan, Hormati Keberagaman", pada Senin (28/03/2022). Foto: tangkapan layar
ADVERTISEMENT
Ruang digital atau ruang siber merupakan sebuah ruang yang terkontruksi akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet.
ADVERTISEMENT
Ruang siber ini didefinisikan sebagai ruang imajiner yang memungkinkan orang-orang beraktivitas dengan memunculkan konsep artifisial. Ruang digital memberikan pengaruh kepada pola interaksi masyarakat.
Laporan dari media Inggris, We are Social yang bekerja sama dengan Hootsuite dengan judul “Digital 2021: The Lates Insight Inti The State of Digital”, dari total populasi di Indonesia sebanyak 274,9 juta jiwa, pengguna aktif media sosial mencapai 170 juta, setara dengan 61,8 persen dari total populasi di Indonesia
Anggota Komisi I DPR RI, Syaifullah Tamliha menjelaskan bahwa terdapat adanya potensi hoaks dan ujaran kebencian di ruang digital. Berdasarkan Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi, menyampaikan sejak tahun 2018 Kominfo telah menangani 3640 konten yang mengandung SARA dan telah di takedown. Penyebaran hoaks dan konten SARA menjadi salah satu dampak negatif dalam meluasnya penggunaan internet serta ruang digital
ADVERTISEMENT
“Saya meyakini dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, diharapkan ruang digital bisa menjadi tempat yang bisa memperkuat integrasi nasional dan sebagai ruang yang aman untuk stabilitas negara,” paparnya dalam Webinar Series: Ngobrol bareng Legislator bertajuk "Interaksi di Ruang Digital: Hargai Perbedaan, Hormati Keberagaman", pada Senin (28/03/2022).
Dirjen Aptika Kemkominfo, Samuel A Pangerapan BSc mengatakan bahwa penggunaan internet akan menimbulkan beberapa resiko, seperti penipuan online, hoaks, cyber bullying, dan konten-konten negatif lainnya. Oleh karena itu, penggunaan internet perlu dibantu dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan produktif, bijak, dan tepat guna.
Tenaga Ahli Wamentan, Khairi Fuady dalam Webinar Series: Ngobrol bareng Legislator bertajuk "Interaksi di Ruang Digital: Hargai Perbedaan, Hormati Keberagaman", pada Senin (28/03/2022). Foto: tangkapan layar
Mengenai cara menjaga literasi di ruang digital dengan menghormati perbedaan dan keberagaman, Tenaga Ahli Wamentan, Khairi Fuady memaparkan bahwa perbedaan ini harus dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa dan media untuk berkomunikasi dengan masyarakat lain.
ADVERTISEMENT
"Jangan menjadikan perbedaan sebagai pemicu perkelahian antar masyarakat dengan latar belakang yang berbeda. Kita harus menghormati pemeluk agama lain serta masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda," pesannya.
“Menurut saya, dalam mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika di ruang digital, masyarakat harus menghindari SARA dan bijak dalam menanggapi berita-berita hoaks,” imbuhnya.(ads)