Mengubah Masalah Menjadi Peluang di Pesta Wirausaha TDA

Konten Media Partner
22 Januari 2021 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesta Wirausaha virtual. Foto: Rezza Doa
zoom-in-whitePerbesar
Pesta Wirausaha virtual. Foto: Rezza Doa
ADVERTISEMENT
JAKARTA - Perayaan Milad ke-15 komunitas Tangan Di Atas (TDA) yang diadakan secara virtual, tidak hanya diisi dengan materi pengembangan bisnis. Namun, juga diadakan sharing bisnis dengan para mentor yang tersebar di beberapa daerah yang disiarkan langsung melalui akun YouTube TDA.
ADVERTISEMENT
Pembicara sesi sharing mentor diantaranya Hernawan Adi, Pemilik krenies.id dan Nasrin, Pemilik CV Tri Utami.
Hernawan menceritakan, awal usaha yang dirintisnya dimulai dari bisnis sovenir dengan menggunakan ruangan sederhana. Usaha tersebut dimulai pada tahun 2014 dengan menggunakan modal yang tidak terlalu besar.
"Waktu itu saya hanya menggunakan ruang tamu untuk awal usaha saya dan itu hanya bermodal laptop dan internet. Usaha sovenir awalnya kami hanya buat pin dan gantungan kunci yang itu kami tidak produksi sendiri, kita pesan lewat orang," bebernya.
Saat ini, dia juga memiliki beberapa usaha lainnya yang bekerja sama dengan beberapa instansi baik daerah maupun nasional.
"Sekarang saya punya pegawai kurang lebih berjumlah 50 orang," terangnya.
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi, dia menyebutkan, beberapa usaha yang tengah dijalaninya tidak mendapatkan omzet. Bahkan, beberapa dari konsumen meminta untuk melakukan penagihan di akhir.
"Waktu pandemi itu saya benar-benar berfikir gimana caranya tetap bertahan di tengah pandemi dan tidak melakukan PHK ke pegawai. Hingga akhirnya permasalahan menjadi peluang saya membuka bisnis baru di bidang kesehatan," ujarnya.
Strategi bisnis yang dia lakukan yaitu menguasai leadership untuk tetap mempertahankan bisnisnya. "Saya belajar tentang leadership untuk mendidik mereka agar tetap bertahan di bisnis karena yang memperoleh omzet itu bukan dari saya tapi tim," ujarnya.
Sementara itu, Nasrin menyebutkan, usaha teh kelornya yang terletak di Mataram, berkembang menjadi beberapa produk usaha. Diantaranya produk suplemen kesehatan atau vitamin.
ADVERTISEMENT
Jatuh bangun dalam berbisnis telah dialaminya. Salah satunya gempa Lombok. Namun, dia tetap bertahan dengan inovasi yang baru untuk terus melakukan produksi.
"Di NTB baru saya yang punya mesin teh celup itu yang saya gunakan untuk produksi berawal dari teh tubruk," katanya.
Dalam berbisnis, dia berpesan tidak boleh mengeluh, menyerah, bertahan, dan harus berpikir positif. "Selama ini saya berpedoman barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dapatlah ia," tandasnya.