Menikmati 'Es Drop', Jajanan Khas Kota Blitar Sejak Tahun 1937

Konten Media Partner
23 Juni 2019 20:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
LEGENDARIS: Es Drop asli Kota Blitar ini masih tetap mendapat tempat di hati pelanggannya. (Foto: Rinno Hayyu S - Tugumalang.id)
zoom-in-whitePerbesar
LEGENDARIS: Es Drop asli Kota Blitar ini masih tetap mendapat tempat di hati pelanggannya. (Foto: Rinno Hayyu S - Tugumalang.id)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TUGUMALANG - Sebagian warga Kota Blitar dan sekitarnya, seperti Malang, Tulungagung, dan Trenggalek, pasti sudah tak asing lagi dengan jajanan tradisional Es Drop. Jajanan khas Kota Blitar itu memang mudah ditemui di sejumlah tempat.
ADVERTISEMENT
Sutanto, pemilik Pabrik Es Drop Cap Betet, di Jalan Anggrek nomor 51, Kelurahan Sukorejo, Kota Blitar, memberi penjelasan tentang es legendaris ini. Dari penjelasan awalnya, pabrik es tradisional itu diketahui sudah berdiri sejak tahun 1937.
"Saya meneruskan bisnis kakek saja. Sebelum kemerdekaan dulu sudah berdiri (pabrik ini)," kata pria 59 tahun ini, Minggu (23/6).
Menurutnya, bisnis keluarga yang dilakoninya sekarang ini sudah mengalami perubahan drastis. Produksi es legendaris yang sempat booming pada awal tahun 2000-an ini sekarang mulai menurun. Hal itu disebabkan karena banyaknya produk es modern yang dijual di toko-toko maupun swalayan.
"Ya kan sekarang banyak es kemasan yang bungkusnya bagus-bagus itu, tapi kalau dulu ya beda to," ujar Sutanto saat ditemui di meja kasir.
ADVERTISEMENT
Dulu, dalam sehari, ia bisa memproduksi sampai 4.000 bungkus. Namun, saat ini, dirinya hanya membuat Es Drop ketika ada pesanan dari Malang dan Surabaya. Itu pun jumlah produksinya tidak selalu stabil.
LOGO LEGENDARIS: Bagi pecinta Es Drop, tentu sudah tidak asing lagi dengan logo legendaris ini, (Foto: Rinno Hayyu S - Tugumalang.id)
Saat Tugu Malang ke sana, Minggu (23/6), ia tidak sedanng melakukan produksi karena tak ada pesanan. Padahal, bahan baku es sudah disiapkan dari sehari sebelumnya. Itu pun hanya bisa membuat sekitar 100 bungkus per hari.
Pelanggannya selama ini memang banyak berasal dari wilayah Surabaya dan Malang. Meski begitu, pelanggan setianya dari daerah lain juga ada. Misalnya, Rian Firmansyah (25 tahun), pelanggan Es Drop buatan Sutanto asal Nganjuk.
Menurut Rian, Es Drop merupakan jajanan masa kecilnya dulu. Kini, ia hampir kesulitan untuk bisa mendapatkannya. Rasa manis dari Es Drop berasal dari perpaduan santan, gula, dan sari kacang hijau.
ADVERTISEMENT
"Padahal kan murah, hanya Rp 3.000-an," kata Rian. Es Drop sendiri biasa memiliki panjang 15 sentimeter. (*)
Reporter: Rinno Hayyu S
Editor: Irham Thoriq
Foto: Rinno Hayyu S