Konten Media Partner

Menko PMK RI Beri Kuliah Umum pada Mahasiswa Baru Politeknik Negeri Malang

30 Agustus 2022 14:09 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Semarak Gelaran Kuliah Tamu berlangsung di Graha Polinema. Foto / dok
zoom-in-whitePerbesar
Semarak Gelaran Kuliah Tamu berlangsung di Graha Polinema. Foto / dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Prof Muhajir Effendi, memberikan kuliah umum pada mahasiswa baru Politeknik Negeri Malang (Polinema) tahun akademik 2022/2023, pada Senin (29/08/2022). Gelaran itu dihadiri 3.700 mahasiswa Polinema.
ADVERTISEMENT
Direktur Polinema Supriatna Adhisuwignjo ST MT menyampaikan, bahwa sebagai lembaga pendidikan tinggi vokasi menyiapkan diri untuk ikut serta dalam berbagai program maupun kebijakan yang ada.
Utamanya, kebijakan yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat melalui MBKM, maupun terkait revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi maupun kebijakan link and match antara politeknik, pendidikan tinggi vokasi, pendidikan vokasi secara umum dengan dunia usaha dunia industri (DUDI) dan dunia kerja.
Direktur Polinema Supriatna Adhisuwignjo ST MT. Foto / dok
"Kesempatan yang bisa diambil oleh oleh para maba (mahasiswa baru) dalam berbagai macam kebijakan tersebut antara lain disamping menggali potensi diri, minat dan bakatnya masing-masing seiring dengan peningkatan komptensi yang dimiliki, pada akhirnya diharapkan bisa menerapkan dan menjadi agent problem solver untuk membantu menyelsiakan permasalahan dan tantangan yang ada di masyarakat," papar dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, tambah Supriatna, bahwa dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) Polinema 2010-2034 di gariskan bahwa visinya adalah menjadi lembaga pendidikan vokasi yang unggul dalam persaingan global. "Untuk itu Polinema harus dikembangkan agar bisa mewujudkan visi tersebut melalui sistem tata kelola yang semakin baik," ujarnya.
Sebab itu, dalam upaya pencapaiannya Polinema harus terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Apalagi, penelitian ilmiah merupakan komponen yang sentral dan penting.
"Oleh karena itu, budaya penelitian harus menjadi bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat akademik Polinema. Sekaligus penumbuh kembangkan serta penguatan budaya penelitian merupakan hal yang perlu diupayakan," sambungnya.
Menko PMK saat berinteraksi dengan maba Polinema. Foto /dok
Sementara itu, Menko PMK Muhajir Effendi menyampaikan apresiasi positif terhadap Polinema. Khususnya, tentang kedisiplinan. Sebab, salah satu problem dalam dunia kerja yakni tidak disiplin. "Kunci agar siap mengambil alih tongkat generasi kedepan adalah belajar. Maka, manfaatkan kesempatan untuk belajar di Polinema ini," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dikatakan Muhajir, merujuk pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi bahwa saat ini tidak hanya merujuk pada Revitalisasi pada SMK saja, melainkan semua pendidikan vokasi mulai SMK sampai pendidikan tinggi.
"Pelatihan vokasi domainnya itu ada pada Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) yang nanti akan kita upayakan bersinergi dan sinkron dengan apa yang dikembangkan di pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi," jelas dia.
Pelatihan vokasi itu, terutama sebagai jembatan penghubung antara pendidikan vokasi dan dunia kerja. Sehingga, perlu ada pelatihan-pelatihan yang tulang punggungnya di tangan Kemnaker. Sedangkan untuk pendidikan vokasi, ada pada Kemendikbudristek.
"Maka, tentunya Politeknik termasuk Polinema ini jadi lembaga strategis dalam melakukan revitalisasi vokasi," terangnya.
ADVERTISEMENT
Menko PMK bersama Direktur Polinema. Foto / dok
Untuk itu, Muhajir menekankan bahwa pendidikan vokasi perlu melibatkan DUDI untuk duduk bersama merumuskan kurikulum yang tepat dan sesuai permintaan serta kebutuhan dunia kerja.
Muhajir menegaskan, harus ada lima hal yang perlu dikuatkan. Yakni kurikulum, tenaga pelatih pendidik, sarana prasarana, dan standardisasi, baik melalui sertifikasi maupun pengeluaran ijazah harus ditata sedemikian rupa.
''Sehingga revitalisasi pendidikan vokasi seperti yang diharapkan Perpres tercapai dengan baik. Apalagi waktunya mepet, tinggal dua tahun maka kita harus kejar tayang," pungkasnya.