Menteri Pertanian Dorong Kota Batu Jadi Pusat Ekspor Komoditas Jeruk

Konten Media Partner
19 Oktober 2021 21:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bersama Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko secara simbolis melepas pengiriman ekspor 1 ton jeruk purut ke Prancis. Foto/Azmy
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bersama Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko secara simbolis melepas pengiriman ekspor 1 ton jeruk purut ke Prancis. Foto/Azmy
ADVERTISEMENT
BATU - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mendorong kota Batu menjadi pusat dan lokomotif ekspor jeruk di tanah air. Penegasan itu disampaikan Menpan saat berkunjung ke Kantor Inovasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IPPTP) Punten Balitjestro, Kota Batu Selasa (19/10/2021).
ADVERTISEMENT
Yasin Limpo tertarik dengan pengembangan komoditas benih jeruk bebas penyakit di sana.
Kunjungan Yasin Limpo kali ini memang punya misi mendongkrak volumen ekspor hingga tiga kali lipat, terutama jeruk. Di Balitbang Kota Batu ini ternyata punya kapasitas benih unggulan tersebut. Sebut saja komoditas jeruk purut disana sudah diekspor ke berbagai negara.
Menpan mendorong Kota Batu bisa menjadi pusat ekspor Jeruk. foto/Ulul Azmy
Dalam kesempatan itu, Yasin Limpo juga melepas secara simbolis pengiriman jeruk purut (puri agrihorti) sebanyak 1 ton ke Prancis dan Belanda senilai Rp680 juta. ''Saya sangat kagum sekali. Ini potensi yang luar biasa dari Kota Batu,'' ujar Yasin Limpo.
Menurut Yasin, jeruk purut Kota Batu ini sudah sejak lama punya permintaan ekspor yang tinggi. Sebab itu, perlu ada pengembangan. Yasin Limpo langsung meminta 1 juta bibit jeruk unggul untuk nanti diekspor rutin setiap bulannya.
ADVERTISEMENT
"Permintaan ekspor jeruk purut ini cukup besar dan sudah jadi perintah Bapak Presiden Jokowi untuk meningkatkan produksi, baik untuk pemenuhan kebutuhan sendiri maupun menglipatgandakan ekspor," kata dia.
Apalagi, didukung dengan pengembangan teknologi perbenihan jeruk bebas penyakit yang menurut dia sangat mendukung pengembangan kawasan pertanian.
"Hari ini saya menuntut jeruk 1 juta bibit jeruk unggul untuk diproduksi. Saya punya keinginan restoran di negara lain menggunakan jeruk dari Indonesia," sebutnya.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bersama Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko tengah menerima penuturan terkait teknologi pembibitan jeruk bebas penyakit di Kota Batu, Selasa (19/10/2021). Foto/Azmy
Untuk membantu pasokan tersebut, Yasin Limpo telah menemukan jawabannya. Dia berharap Kota Batu menjadi lokomotif penyedia utama komoditas jeruk. Dia semakin yakin jika kota ini cocok menjadi pusat pembibitan.
''Saya harap semua bergerak memperkuat sektor pertanian sehingga Kota Batu menjadi lokomotif tentang komoditas yang kita akselerasikan ekspor. Tak hanya jeruk purut, jeruk manis kita juga luar biasa bisa bersaing dengan negara lain," tandasnya yakin.
ADVERTISEMENT
Sementara, Kepala Balitbang Pertanian Kementan, Fadjry Djufry mengaku siap mengembangkan budidaya 1 jeruk unggulan dengan jenis tertentu yang memiliki potensi produksi dan ekspor tinggi.
Dalam 5 tahun terakhir ini, Badan Litbang Pertanian Kementan telah menyebarkan 21,4 juta bibit jeruk bebas penyakit di seluruh wilayah Indonesia.
"Tahun ini Pak Mentan memilih beberapa jenis jeruk unggul untuk dikembangkan sebanyak 1 juta bibit. Jeruk purut saat ini menjadi andalan ekspor, hari ini diekspor ke Prancis dan Belanda. Ekspor jerut purut ini dilakukan secara rutin setiap bulan ke beberapa negara," ucapnya.
Mentan melihat dari dekat pembibitan jeruk di Inovasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IPPTP) Punten Balitjestro, Kota Batu. foto/Ulul Azmy
Selain jeruk, Fadjry menjelaskan Balitjestro Kota Batu juga mengembangkan komoditas lengkeng, apel, stroberi dan beberapa komoditas tropika lainnya. Oleh karena itu, ke depan Badan Litbang akan memperkuat sinergi antara pemda, perbankan, petani dan pelaku usaha untuk meningkatkan pengembangan kawasan hortikultura berbasis ekspor.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak hanya mengembangkan onfarm namun juga hilirisasinya. Sehingga dengan adanya kolaborasi dengan berbagai pihak, dapat menghasilakn komoditas ekspor yang lompatanya bisa sampai 3 kali," tuturnya.
Perlu diketahui, rangkaian kegiatan gelar teknologi ini tidak hanya ekspoe jeruk, namun juga Menteri Pertanian melepas bantuan100 ribu benih jeruk bebas penyakit kepada petani untuk pengembangan Kawasan, penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan beberapa stakeholder, dan peluncuran buku Teknologi Inovatif Jeruk Sehat Nusantara.