Mie Ayam Jalan Bandung Kota Malang, Kuliner Sederhana tapi Istimewa

Konten Media Partner
11 Desember 2020 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mie Ayam Jalan Bandung. Foto: Feni Yusnia
zoom-in-whitePerbesar
Mie Ayam Jalan Bandung. Foto: Feni Yusnia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Mie Ayam Jalan Bandung. Ya, begitu sebutan akrab mie ayam satu ini. Padahal, nama sebenarnya adalah Mie Ayam 5758. Jumadi, pemilik mie ayam ini mengaku, dagangannya kerap disebut Mie Ayam Jalan Bandung lantaran lokasinya yang berada di Jalan Bandung Kota Malang.
ADVERTISEMENT
Tak jarang juga, ada yang menyebutnya sebagai mie samin yang berarti mie seberang sekolah MIN, alias Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Malang.
"Iya mungkin Jalan Bandung lebih banyak dikenal, kalau samin atau sebrang MIN karena berada diseberang jalan sekolah MIN 1 Kota Malang," katanya.
Kendati tempatnya sangat sederhana, mie ayam inipun cukup bikin penasaran lantaran tak pernah sepi pengunjung. Pembelinya pun beragam, dari yang bermotor hingga bermobil. Mereka rela antri hanya untuk menikmati mie seharga Rp 8 ribu tersebut.
Mie ayam ini punya rasa asin gurih, dengan tekstur mie yang kenyal dan lembut. Bentuknya juga cenderung padat tidak gepeng, belum lagi ada sedikit jejak minyak yang menyelimuti. Disiram dengan kuah yang banyak tentu membuat hidangan sederhana ini makin istimewa.
ADVERTISEMENT
Satu porsi mangkok mie tersebut, disajikan dengan sayur sawi hijau, ayam cincang berbumbu asin manis, dan krupuk pangsit gurih. Sehingga paduan rasanya makin nendang. Pembeli juga disediakan bumbu saus, kecap, dan sambal yang bisa dituangkan sesuai selera.
Awalnya, kata Jumadi, dia berjualan keliling sejak tahun 1997 dengan satu mangkok mie dipatok hanya Rp 300.
Dia baru menetap di Jalan Bandung, tepatnya di pertigaan gang menuju Jalan Banten sekitar tahun 2007. "Disini ramai, mulai banyak pelanggan. Biasanya para orang tua yang jemput anaknya atau anak kuliah," jelasnya.
Memproduksi mie sendiri, Jumadi mengaku, punya resep rahasia yang tetap dipertahankan. Buka dari pukul 9 pagi hingga 5 sore, setidaknya 200 porsi habis terjual setiap harinya. "Kadang sebelum jam 5 sudah habis, kalau lagi rame bisa jam 3 atau jam 4 itu sudah tutup," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan tugumalang.id, karena banyaknya pembeli, seringkali kursi yang disediakan tak cukup. Sehingga pembelipun rela makan mie sambil duduk di karpet bawah pohon, dalam mobil, atau bahkan di pinggir jalan raya yang teduh disekitar gerobak mie ayam tersebut.
"Enak, ini murah trus rasanya pas. Beda sama tempat lain, teksturnya kenyal lembut gitu, asin gurih, mantap lah," kata Farid, (24), salah seorang pembeli.