Mimpi Saya Menjadi Pemain Game Profesional

Konten Media Partner
21 September 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain eSport profesional dari Evos di Warunk Upnormal, Kota Malang, Sabtu (21/9). foto dokumen.
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain eSport profesional dari Evos di Warunk Upnormal, Kota Malang, Sabtu (21/9). foto dokumen.
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Dulu cita-cita anak-anak berkutat dengan sejumlah profesi ini: dokter, insinyur, pilot, polisi, tentara, dosen, dan lain sebagai-nya. Tapi, kini, di era disrupsi ini, cita-cita mereka kian beragam. Salah satunya, menjadi pemain game professional. Berikut reportase tentang geliat dunia game atau eSport di Malang.
ADVERTISEMENT
Sekitar 150 anak-anak meriung di Warunk Upnormal, Jalan Pahlawan Trip, Kota Malang, sabtu (21/9). Ketika itu, Evos bekerjasama dengan Kopi Singa, menggelar acara For The Win (FTW) City Tour Coaching Clinic. Acara ini menghadirkan para pemain eSport professional dari Evos dan juga brand ambassador Evos Angelica Anastasia. Untuk diketahui, Evos adalah perusahaan yang bergerak dibidang eSport dan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
Para pemain eSport profesional saat menunjukan keahliannya bermain game Pro Player, salah satu jenis permainan di dunia eSport.
Para anak-anak yang hadir itu, umumnya umur mereka masih belasan tahun. Mereka menatap layar kaca, menyaksikan para pemain eSport Profesional memainkan Pro Player, salah satu jenis permainan di dunia eSport.
Andika Pratama (12), siswa SMP Al Hidayah, Kota Malang mengatakan, dirinya tertarik mengkuti acara dari Evos ini karena kini dia sedang ganderung bermain Pro Player.”Baru satu bulan ini, seru aja, makanya di sini ingin belajar,” kata Andika Pratama.
ADVERTISEMENT
Karena terlanjuh jatuh hati pada eSport, Andika ingin kedepan dia bisa menjadi pemain eSport Profesional.”Karena memang menjanjikan secara keuangan permainan ini,” kata Andika.
Para pemain eSport dari Malang hadir menyaksikan acara yang digear oleh Evos dan Kopi Singa di Warunk Upnormal, Kota Malang.
Vito Nur Ramadhan (16), salah seorang peserta lain menambahkan, kini dari hasil eSport yang dia geluti bisa buat tambahan uang jajan-nya.”Saya pernah menang turnamen, dapat hadiah dua juta,” kata siswa SMAN 3 Kota Malang ini.
Kendati sudah menghasilkan uang, tapi Vito mengatakan kalau dalam bermain game, dia hanya lakukan di malam hari saja.”Agar tidak mengganggu sekolah, karena game ini hanya untuk hobi, kalau cita-cita tetap jadi PNS (Pegawai Negeri Sipil/Aparatur Sipil Negara),” pungkasnya.
Menjadi pemain eSport professional kini memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ini terbukti dari empat pemain eSport Profesional dari Evos yang dihadirkan dalam acara itu. Mereka sudah banyak meraih prestasi, salah satunya yang paling bergengsi adalah Free Fire World Cup 2019 di Thailand. Kejuaraan ini seperti piala dunia-nya Sepak Bola atau kejuaraan paling tinggi di eSport. Hadiah dari turnamen ini berkisar Rp 700 juta.
ADVERTISEMENT
Naufa “Cupay” Nabbarnur Ibrahim, salah seorang pemain eSport professional dari Evos mengatakan, awalnya, dia tidak pernah membanyangkan hidupnya bisa berubah drastis berkat eSport.”Saya sudah dua tahun ini jadi pemain professional dan enam bulan ini di Evos, awalnya tidak membayangkan bisa menghasilkan uang,” katanya.
Sebagaimana pemain professional di industri olahraga, dia mendapatkan bayaran setiap bulan. Dia tidak menyebut pasti, tapi ketika wartawan tugumalang.id menyebut angka dua digit, dia tidak membantah. Dia juga berhasil membeli mobil berkat usaha-nya itu.”Iya Alhamdulillah sudah bisa beli mobil, rencananya juga beli rumah,”imbuhnya.
Tapi, penghasilan yang lumayan itu, tentu harus dibarengi dengan kerja keras.”Kita satu tim tinggal di mess, dan juga wajib olahraga untuk menjaga kebugaran kita,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter : Irham Thoriq