Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tenang. Ketika berbicara runtut dan terlihat penuh pertimbangan. Sesekali memakai logat bahasa Inggris. Ya, seperti itulah sekilas tentang Indra Yogi Kurniawan. Meski usianya baru 33 tahun, tapi Yogi sudah menjadi Chief Executive Officer (CEO) sebuah perusahaan yang cukup besar yakni Hawai Group Malang.
ADVERTISEMENT
Perusahaan ini menaungin aneka rupa tempat wisata yang kini sedang naik daun. Yakni, Hawai Waterpark Malang, Malang Night Paradise, Malang Smart Arena, dan Museum Ganesya. Semua permainan tersebut ada dalam satu kompleks yakni di Perumahan Graha Kencana, Jalan Raya Karanglo, Malang. Saat ini, sudah ada sekitar 600 karyawan yang bekerja di ’kerajaan’ bisnisnya tersebut.
Dalam sebuah obrolan santai, Senin (20/1) sore di kantornya, Yogi menceritakan perjalanan hidupnya hingga saat ini menjadi seorang CEO di perusahaan yang cukup besar.”Saya ini tidak terlalu lihai bicara pakai bahasa Indonesia, karena sejak SMP saya sekolah di Australia,” kata lulusan Managemen Kontruksi dari The Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), Australia ini.
Setelah lulus kuliah, dia sempat bekerja di perusahaan teknologi informasi (TI) di Australia. Tidak lama bekerja di Australia, pada 2013 dia memutuskan untuk pulang ke Malang. Dia sempat membangun Flux Game Center yang merupakan terbesar di Malang ketika itu.”Ketika itu ada di Letjend S Parman, ketika itu menjadi tempat game rujukan di Malang,” imbuh pria kelahiran 10 September 1986 tersebut.
ADVERTISEMENT
Tapi, sekitar tahun 2015, perusahaan game ini tidak dilanjutkan oleh Yogi. Alasannya, orang yang diberi kepercayaan mengelola bisnis itu meninggal dunia.”Ketika dilanjutkan saya harus mendidik orang lagi, dan saya berpikir, berapa sih untung dari game ini. Apalagi, kedepan akan semakin berat dengan banyaknya program internet murah,” imbuhnya.
Tak hanya bergelut di dunia game. Dia juga sempat meneruskan usaha perumahan yakni orang tuanya yakni Iwan Kurniawan. Dia meneruskan pengembangan perumahan seperti Istana Gajayana, Istana Blimbing, Istana Kendedes. Istana Dieng, dan lain sebagainya.
Singkat cerita, pada 2015, dia mulai membangun perusahaan Hawai Group Malang. Yang dia bangun pertama kali adalah Hawai Waterpark Malang.”Saya melihat di Malang belum ada wisata yang basisnya wisata air, makanya kami bangun ini,” kata suami dari Yessyca,28, ini.
ADVERTISEMENT
Dalam membangun usaha, Yogi tidak ingin selalu mendapatkan bantuan dari ayahnya.”Makanya bangun ini pakai tabungan pribadi saya, pinjam bank, dan juga pinjam tanah dari group usaha yang papa juga ada di dalamnya,” imbuhnya.
Berawal dari hanya Hawai Waterpark Malang, saat ini Hawai Group Malang mempunyai empat unit usaha yang semuanya bergerak dibidang wisata.”Tapi ini belum apa-apa. Karena ketika sudah puas, maka kita akan stagnan di posisi itu,” imbuh anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Yogi mempunyai misi, Hawai Group Malang bakal menjadi Group Wisata yang menasional. Menurut dia, meski saat ini sudah sangat besar, tapi masih banyak yang tidak tahu Hawai Group Malang. Kalau wisata yang nasional itu, salah satunya seperti Dufan Ancol di Jakarta.”Jadi hampir tidak ada yang tidak tahu dufan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya dalam hal popularitas, dalam hal kunjungan Yogi berharap Hawai bisa lebih banyak lagi.”Tahun lalu kunjungan kita dalam setahun antara 400 ribu hingga 500 ribu orang dalam setahun,” imbuhnya.”Kedepan usaha ini akan kami kembangkan terus, kami ingin misalnya punya hotel yang merupakan bagian dari unit usaha ini,” jelasnya.
Dalam mengelola Hawai, Yogi mengaku melakukan eksperimen dalam banyak managemen. Dia mencontohkan, meski empat wisata itu adalah dalam satu Group, tapi managemen-nya berbeda-beda.”Semisal Hawai Waterpark Malang, itu strukturnya lebih berjenjang dan banyak, sedangkan Malang Smart Arena lebih simpel struktur organisasinya. Dari pola managemen ini saya masih belajar mana yang lebih efektif,” imbuhnya.
Ayah Sebagai Sumber Inspirasi
Sedangkan saat ditanya siapa sebagai sumber inspirasinya, Yogi menjawab bahwa sang ayah Iwan Kurniawan yang merupakan pengusaha kenamaan di Malang.”Ayah saya itu pekerja keras, dan planingnya juga kuat. Sehingga saya banyak belajar pada beliau,” kata Yogi.
ADVERTISEMENT
Dalam struktur di perusahaan Hawai Group Malang, Yogi mengatakan kalau ayahnya menjabat sebagai Komisaris Utama. Tugasnya, adalah mengingatkan Yogi dan tim managemen lainnya.”Saya ini terus terang agak keras kepala, makanya butuh guidance,” imbuhnya.
Tampaknya, dalam hal bekerja, Yogi juga sudah meniru ayahnya yang merupakan pekerja keras. Bagaimana tidak, dalam sehari dia rata-rata kerja antara 12 hingga 16 jam.”Saya kerja dari jam 10 pagi, hingga 10 malam, bahkan kadang sampai jam 12 malam,” pungkasnya.