Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
MPO IBU, Pioner Kajian Literasi Fisik dan Perilaku Sedentari
23 September 2020 10:40 WIB
ADVERTISEMENT
MALANG- Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo (IBU) Malang baru saja menggelar yudisium seluruh program studi, termasuk program studi Magister Pendidikan Olahraga (MPO). Yudisium Sekolah Pascasarjana digelar secara luring bertempat di Aula Pascasarjana, dengan mematuhi protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 29 mahasiswa ditetapkan kelulusannya menjadi Magister Pendidikan (M.Pd). Selama mengerjakan tesis, interaksi belajar menggunakan obrolan daring. Dr Adi Sucipto MKes, Ketua Prodi MPO IBU, menegaskan dua topik saling terkait menjadi salah satu pilihan tesis mahasiswa pascasarjana, yaitu literasi fisik (physical literacy) dan perilaku kurang gerak (sedentary behavior).
"Topik penting ini sudah kami garap sejak 2018. Seingat saya, Pak Sakban Rosidi malah pernah wawancara khusus dengan Tugu Malang membahas redefinisi literasi. Jadi di sini, kami relatif lebih awal, atau menjadi pioner bidang kajian ini," terangnya.
Tak hanya, pencapaian literasi fisik dan implikasinya terhadap perilaku sedentari, mahasiswa juga mengembangkan Permainan Simulasi Olahraga (Persiraga) untuk pembelajaran literasi fisik.
"Kebetulan, Kemenpora juga mulai mengintroduksi program literasi fisik. Jadi ada gayung bersambut, antara visi dharma penelitian kami dengan program pemerintah. Kami sempat mendapat komentar sebagai LPTK yang selangkah lebih baik dalam kajian dan pengembangan literasi fisik. Malah jurnal ilmiah kami, dengan tegas memilih nama Journal of Educational Sports and Physical Literacy,"imbuhnya.
Selain dikaji dan dikembangkan mahasiswa, program literasi fisik juga telah melakukan kerja sama baik dengan Pemerintah Daerah maupun dengan satuan pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Kecakapan gerak dasar dan dasar olahraga, harus dituntaskan sejak SD. Ini penting, agar selain giat sepanjang hayat, anak-anak dan remaja Indonesia yang telah menuntaskan literasi fisik, bisa dibina dan dipandu pengembangan bakat olahraganya. Tergesa-gesa mengajarkan cabang olahraga tertentu, bisa menutup peluang untuk berprestasi di cabang olahraga lainnya," katanya.
Adapun penelitian lain yang menarik dan penting dilakukan di tengah pandemi COVID - 19 antara lain kegawat-daruratan dalam olahraga, evaluasi kebijakan penghapusan jam pelajaran olahraga, evaluasi kurikulum PJOK, best- practice keayah-bundaan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik remaja autis, ketimpangan pendapatan dan strategi survival guru olahraga, etnografi pembelajaran olahraga madrasah pesantren, dan bahkan fiqih olahraga perempuan menurut mubaligh majelis taklim, kiai pesantren, dan ustadz madrasah.
Selain itu, Nunuk Puji Rahayu salah satu mahasiswa pasca yang melakukan penelitian kegawat-daruratan menjelaskan penting mengenali macam kejadian gawat-darurat serta kecakapan penanganannya. Sedangkan Ulfan Fanani membahas ideologi pesantren yang menentukan praktik pembelajaran olahraga di madrasah. Hendi Imam Fadoli, menyoroti pentingnya mengatur diet anak dan memilihkan kegiatan fisik bagi anak autis. Firda Sulton, menemukan pertimbangan-pertimbangan akidah, fikih dan akhlak dalam olahraga untuk perempuan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dr Sakban Rosidi M.Si, dosen yang juga Direktur Sekolah Pascasarjana IBU membenarkan jika Rendis, yang membuat penelitian pengembangan itu sudah mulai diadopsi oleh para guru SD dan TK.
"Alhadulillah. Kami panen topik-topik penelitian, yang sebagiannya malah cenderung anti-mainstream. Semuanya akan segera dipublikasikan sesuai ketentuan Direktorat Pendidikan Tinggi", pungkas Sakban Rosidi.
Yudisium Pascasarjana, selaih diisi laporan, verifikasi dan pengesahan surat keputusan, juga ditutup dengan syukuran potong tumpeng dan bernyanyi bersama lagu-lagu karya Sakban Rosidi bersama Splendid Dialog. (ads)
Live Update