Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten Media Partner
Mubadalah, Kunci Agar Laki-laki dan Perempuan Hidup dalam Harmoni
2 November 2019 19:04 WIB
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Selama ini, mayoritas di antara kita banyak yang hanya mengenal konsep poligami, dan konsep tentang istri shalihah. Tetapi, jarang yang mengenal konsep suami shalih untuk istri.
ADVERTISEMENT
Seolah kita lupa, kalau suami bisa jadi juga tidak shalih atau tidak baik pada istri. Sering kita lupa menyematkan apresiasi pada laki-laki sebagai bapak rumah tangga dan pencari nafkah. Kita juga lupa mengapresiasi, bahkan menafikan, ada banyak perempuan yang menopang dan menghidupi keluarga.
Aneka macam 'kelupaan' itulah, yang menjadi bahan refleksi dan pembahasan dalam seminar nasional yang bertajuk "Mubadalah dan Teologi Pembebasan Menuju Indonesia Bahagia". Acara ini digelar oleh komunitas literasi Gubuk Tulis, PSP2M Universitas Brawijaya (UB) dan Lab Sosio Fisip UB di Aula Nusantara Fisip Lantai 7, Universitas Brawijaya (UB), Malang, Sabtu (2/11).
Tidaklah benar jika perempuan hanya dipandang sebelah mata oleh kaum patriarki dalam segala aspek kehidupan seperti agama, sosial, budaya, pendidikan, dan politik. Itulah yang disampaikan oleh Dr. Faqihuddin Abdul Qodir penulis buku Qiraah Mubaadalah, sekaligus sebagai narasumber di seminar tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, saat ini banyak orang yang menilai bahwa perempuan yang keluar malam itu dianggap tidak baik, bahkan ada vonis perempuan nakal. "Ia sedikit-sedikit melihat perempuan keluar rumah malam pasti dianggap perempuan nakal atau PSK, terus kalau laki-laki keluar malam dianggap tidak nakal, padala dia maneger PSK (Pekerja Seks Komersial,red)," katanya sambil tersenyum.
Faqih menambahkan bahwa perempuan seakan tidak ada kesempatan untuk menyatakan hal yang sama seperti laki-laki. Banyak stereotipe peran yang di kotak-kotakkan, seperti halnya menyapu, nyuci, dan masak adalah hal yang identik pada perempuan. Sedangkan urusan kantor adalah urusan laki-laki. Maka hal ini yang akan menjadi bumerang dalam kehidupan, baik keluarga maupun sosial.
"Tidak ada larangan untuk berpoligami dan tidak ada anjuran dalam berpoligami semua itu tergantung kondisi, karena Al-Qur'an berdialog dengan kenyataan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan bahwa selalu terjadi kesalahan dalam penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadist, sehingga pola kehidupan harmonis enggan untuk menghampiri. Bahkan, banyak peristiwa-peristiwa seperti halnya kasus pemerkosaan terhadap perempuan, penindasan, dan lain-lainnya. Maka, mubadalah menebarkan nilai-nilai harmonis sangatlah penting untuk mensuport kehidupan keluarga dan sosial. Adapun arti mubadalah secara bahasa adalah tukar menukar, baik bersifat fisik seperti perdagangan maupun non-fisik seperti perilaku tenggang-rasa. Ia juga berarti timbal-balik, resiprositi, atau kesalingan.
"Banyak stigma, terjadinya pemerkosaan pada perempuan terjadi karena sering menggoda, padahal, jika seorang laki-laki tidk terlalu ego dan menahan hasyrat yang membara atau menggunakan pendekatan saling menghormati maka tidak akan terjadi hal-hal yang buruk," pungkasnya.
Dalam seminar ini, selain Dr Faqihuddin Abdul Qodir, yang menjadi pembicara adalah Founder Woman Leadhership Center El-Shavia Prof Dr Mufidah Ch, dan Dosen Sosiologi dan PS2PM UB Siti Kholifah S.Sos, Ph.D. Semua narasumber menekankan pentingnya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.
ADVERTISEMENT
Dalam acara ini, juga dikumandangkan shalawat mubadalah yang diiringi tarian, semacam tari sufi. Hal ini membuat suasana seminar semakin gayeng.
Reporter : Ali dan Ghufron.