Nano Nani, Generasi Baru Boneka Tali di Indonesia

Konten Media Partner
7 April 2022 12:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Tanamkan Life Skill Anak Lewat Mendongeng dengan Boneka Tali
Boneka Nano Nani saat diperagakan Kak Ryan Shahrezade dalam sesi program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch IV, pada Rabu (6/4/2022). Foto: dok
Life skill atau kecakapan hidup perlu dibangun sejak dini. Namun untuk membangunnya pada anak-anak perlu pendekatan berbeda. Salah satunya adalah lewat mendongeng dengan media belajar boneka tali (marionette string puppet).
Aris Ananda dan Ryan Shahrezade berbagi cerita soal manfaat edukasi lewat boneka tali dalam sesi program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch IV, Rabu (6/4/2022). Foto: dok
MALANG - Nano dan Nani namanya. Raut wajah kedua pasangan boneka tali itu tampak asyik berlenggak-lenggok di atas panggung selayaknya anak kecil betulan. Aksi Nano dan Nani tak ayal membuat anak-anak kecil di bawah panggung ikut terbawa suasana dan ikut menari.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menari, Nano dan Nani aktif bicara dan berinteraksi dengan anak-anak. Tapi bukan berarti boneka itu hidup. Suara lucu Nano Nani itu datang dari pria berkacamata yang mengendalikan kedua boneka itu lewat tali string di atasnya.
Demikian cuplikan video keasyikan pertunjukan boneka Nano Nani secara perdana di Pejaten Village, Jakarta Selatan, pada 26 Oktober 2018 silam. Video itu diputar kembali dalam program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch IV yang digagas Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) bekerja sama dengan PT Paragon Technology and Innovation, pada Rabu (6/4/2022).
Dalam sesi bertajuk Pembelajaran Kecakapan Hidup pada Anak PAUD-SD Melalui Pertunjukan Boneka Tali itu, dihadirkan langsung kedua pemrakarsanya yaitu Aris Ananda selaku Founder Nano Nani Show dan Ryan Shahrezade selaku pendongeng atau storyteller lewat boneka tali.
ADVERTISEMENT
Sebelum bicara lebih jauh, boneka tali sebenarnya sudah bukan hal asing. Bagi sebagian orang tentu mengenal Si Unyil dan Pak Raden, pertunjukan boneka tali yang pernah jadi program rutin anak di stasiun televisi. Konsep yang sama juga hadir dalam bentuk kesenian Wayang.
Datangnya zaman internet mulai mengikis budaya mendongeng tersebut. Namun, kini ada Nano Nani sebagai generasi barunya. Datang dengan spirit yang sama: membangun generasi emas Indonesia yang berpendidikan dan berkarakter.
Menurut Aris Ananda, Founder Nano Nani Show dan Education Enthusiast & Trainer, boneka tali menjadi salah satu media pembelajaran yang efektif dalam menanamkan life skill. Tak hanya edukatif, boneka tali bisa melatih kemampuan komunikatif anak.
Mengacu pada kurikulum 2013, pengertian life skill terbagi menjadi tiga. Pertama, kecakapan personal (kesadaran eksistensi dan potensi diri), kecakapan rasional (menggali, mengolah informasi, dan memecahkan masalah), dan kecakapan sosial (komunikasi lisan, tulisan, berempati, hingga bekerja sama).
ADVERTISEMENT
''Boneka tali jadi media belajar yang efektif untuk menanamkan life skill bagi anak, seperti mengenali potensi diri, mengendalikan emosi, menumbuhkan empati, komunikasi, hingga memecahkan masalah. Itu sebaiknya diajarkan sejak dini,'' jelas Aris.
Selain itu, boneka tali juga menarik karena bisa jadi sosok teman si anak. Di usia anak, memang ada kecenderungan untuk menganggap apa yang ada di sekelilingnya dijadikan teman bicara, termasuk boneka. Lewat media boneka tali, interaksi seluruh indera anak dapat terangsang secara aktif.
''Kan banyak anak yang tidak mau cerita ke gurunya. Tapi begitu menggunakan boneka tali, si anak mau ngobrol, berinteraksi, dan akhirnya cerita. Ini saya kira perlu ditanamkan sejak dini, di tingkat PAUD, TK dan SD,'' papar Ryan Shahrezade.
ADVERTISEMENT
Alumnus Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia itu menuturkan bahwa boneka tali dapat menjadi media untuk mentransfer ilmu pengetahuan, kecakapan hidup, dan nilai-nilai kehidupan.
Kak Ryan, sapaannya, juga sempat memperagakan keahliannya memainkan boneka tali ini. Seluruh anggota tubuh boneka tali bisa digerakkan, sehingga bagi anak akan terasa nyata. Gerakan itu berkat 12 hingga 15 pasang tali yang dikaitkan di semua sendi tubuh boneka.
''Semua sendi tubuh ada tali, mulai di kepala, kaki, punggung, tangan. Kepalanya bisa noleh kiri kanan, nengok ke atas bahkan juga bisa jalan merangkak. Gerakannya bisa lebih kaya lagi kalau ditambahi tali,'' ujar dia sembari memperagakan sejumlah gerakan.
Pertunjukan Nano Nani Show sendiri sudah digagas sejak 2017. Penampilan perdana mereka di Pejaten Village, Jakarta Selatan, pada 26 Oktober 2018 silam, bahkan menuai apresiasi positif. Peserta yang datang bahkan mencapai 500 anak datang tiap hari untuk menonton mereka.
ADVERTISEMENT
Dalam pertunjukan Nano Nani Show ditampilkan lima karakter. Ada sepasang sahabat Nano-Nani, ada Amono si bocah usil, Opah Kirmin sebagai sosok profesor yang rendah hati bersama Oraken, robotnya, dan Paman Bonbon sebagai sosok orang tua yang bijak.
''Tidak ada sosok antagonis dalam Nano Nani Show. Semua adegan kecakapan hidup kami tampilkan di setiap pertunjukan oleh lima karakter ini,'' jelas Kak Aris.
Sejak itu, Nano-Nani mulai diundang manggung di sejumlah tempat dan sekolah-sekolah. Pada tahun 2020, Aris dan Ryan menggelar roadshow di 70 sekolah wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Nano Nani show juga mulai kerap tampil di sejumlah stasiun televisi nasional. Terakhir, Nano Nani hadir menghibur anak-anak pengungsi korban bencana erupsi Gunung Semeru pada Desember 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
Mereka bahkan juga kerap diundang untuk memberi pelatihan kepada para guru dan tenaga pendidik untuk memberikan inovasi pengajaran terhadap siswa didiknya. Dengan begitu, tumbuh kembang anak dari segi kecakapan hidup dapat dipupuk. Baik secara intelektual, sosial, emosional, juga spiritual.(*)