Opini: Ideologi Pancasila sebagai Pegangan Generasi Milenial

Konten Media Partner
4 Januari 2020 16:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi generasi milenial berlari mengejar masa depan. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi generasi milenial berlari mengejar masa depan. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Oleh: Oktavia Yovi Ratnasari
Pancasila merupakan dasar tatanan negara Indonesia bisa disebut juga sebagai dasar hukum negara bangsa Indonesia. Pancasila adalah suatu ideologi yang dipegang erat bangsa Indonesia. Istilah Pancasila diperkenalkan oleh sosok Bung Karno saat sidang BPUPKI. Penegasan tentang Pancasila sebagai dasar negara telah disebutkan dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 alinea IV. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban bagi seluruh warga negara Indonesia untuk menjunjung tinggi Pancasila dan menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam berperilaku sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Pancasila bukan sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa. Tapi, Pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, kita wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tingkah laku sehari-hari kita harus mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Untuk mengamalkan Pancasila kita tidak harus menjadi aparat negara. Kita juga tidak harus menjadi tentara dan mengangkat senjata. Kita dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Indonesia selaku negara multi etnis dan agama, ternyata masih menghadapi persoalan intoleransi yang cukup tinggi. Belakangan ini, semangat toleransi dan kebhinekaan dalam bingkai ideologi Pancasila terus mengalami sebuah degradasi yang cukup dratis di kalangan masyarakat bangsa Indonesia terlebih khusus pada kalangan kaum muda. Sehingga tidak heran sebagian besar masyarakat dan orang muda bangsa ini cepat terpengaruh dengan masuknya ideologi-ideologi yang berasal dari luar. Dan yang lebih parahnya lagi, ideologi-ideologi tersebut secara terang-terangan mengatakan anti terhadap Pancasila dan semangat kebhinekaan yang sudah beratusan tahun tertanam dalam kepribadian dan kebudayaan masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Saat ini banyak kalangan memperbincangkan mengenai generasi milenial Indonesia yang pada umumnya pelajar dan mahasiswa. Namun, studi tentang generasi milenial ini belum menyentu hal-hal yang subtansial. Generasi milennial sendiri dapat diartikan sebuah generasi yang lahir antara tahun 1980-2000 atau generasi muda masa kini berusia antara 15–34 tahun. Selain pemuda pada umumnya, generasi milenial ini juga di dalamnya adalah pelajar dan mahasiswa.
Generasi milenial ini memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap berbagai perkembangan teknologi digital dan online terkini. Ketergantungan terhadap teknologi ini membuat generasi milenial dapat dikatakan sebagai generasi yang sangat berbeda karakteristik dan memiliki keunikan tersendiri dalam menerima dan mentransfer segala informasi dan pengetahuan yang diperoleh jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Namun, beberapa penelitihan mengatakan bahwa generasi milenial ini merupakan salah satu kelompok generasi yang sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh radikalisme dan tindakan intoleran ditengah derasnya arus informasi yang beredar di media sosial dan internet. Sebab, banyak informasi-informasi yang tidak difilter dan bahkan menjadi tidak terkendali. Bahaya gerakan anti terhadap Pancasila dan gerakan radikalisme juga kini mulai nampak dan merebak di kalangan pelajar serta mahasiswa yang merupakan kelompok dari generasi millenial ini.
Bahkan dulu anak anak tahun 1980-2000 cara bermainnya dengan masak-masakan, pasar-pasaran, hujan-hujanan dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, anak-anak generasi 1980-2000 lebih solid dari pada generasi milenial, karena generasi milenial lebih tertarik dengan game online, dan semacam aplikasi-aplikasi yang menjadikan mereka lupa segalanya bahkan berdampak kepada kehidupan sehari hari banyak anak anak muda juga meniru gaya gaya ala luar negri yang semesttinya terlihat berlebihan.
ADVERTISEMENT
Melihat kenyataan ini, maka penanaman nilai-nilai Pancasila sudah semestinya mengfokuskan dan mengakomodasi kelompok generasi millenial dengan sebuah formulasi atau metode-metode pembelajaran yang relevan dengan perkembangan kecanggihan teknologi saat ini. Sehingga, generasi milenial ini tidak bersifat partisipan dengan pembelajaran nilai-nilai Pancasila dan bersikap kritis terhadap pengaruh ideologi-ideologi radikal serta sikap-sikap intoleran.
Pancasila harus bisa dijadikan pegangan dan prinsip hidup generasi milenial Indonesia dalam menghadapi derasnya kemajuan teknologi modern saat ini. Generasi milenial harus mampu mengamalkan Pancasila, bhineka tunggal ika dan nilai-nilai toleransi bangsa Indonesia agar tetap eksis dan berdiri kokoh. (*)
Oktavia Yovi Ratnasari. (Foto: Dokumen)
Oktavia Yovi Ratnasari
Mahasiswi jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Malang (Unisma)
ADVERTISEMENT