Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
MALANG - Deretan kios-kios bunga di Jalan Bukit Berbunga, Kota Batu, masih nampak asri menghiasi pinggiran jalan. Namun, tampak ada yang berbeda. Kios-kios tersebut tak seramai biasanya. Padahal pukul 10.00 WIB, biasanya banyak warga yang berburu bibit, tanaman bunga atau buah-buahan.
ADVERTISEMENT
Penjual bunga, Linggah, mengatakan jika penurunan penjualan terjadi sejak pandemi COVID-19. "Iya berkurang (penjualan), sekitar 25 persen," ungkapnya pada Jumat (5/6/2020).
Linggah mengatakan, pembeli dari luar kota tidak bisa masuk ke Kota Batu imbas dari PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) lalu. "Kalau dari sini (pembeli) ya dari Malang atau Batu," paparnya.
Linggah menceritakan, penurunan mulai terjadi semenjak memasuki bulan puasa. "Waktu PSBB tetap buka tapi (pembeli) berkurang," bebernya.
Meskipun tetap buka, dia tetap menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak dengan pembeli.
Sementara itu, nasib lebih apes dialami Sri Wahyuni. Penjual bunga ini mengaku tidak mendapatkan pembeli satupun. "Selama PSBB tetap buka, tapi tidak ada yang beli. Tidak ada berapa persennya (penurunan), sepi pi (sekali)," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pengiriman bibit juga tidak bisa dia lakukan karena imbas PSBB. "Ya enggak, kan ditutup (perbatasan)," ujar Sri.
"Sebelumnya Corona ini padahal omset itu sehari Rp 200-300 ribu. Sejak Corona cari Rp 10 ribu saja sulit," sambung Sri.
Wanita yang juga menjual bibit buah jeruk dan kakao ini menceritakan, jika kegiatannya kini hanya menjaga dan menyirami bibit saja.
Terakhir, Sri berharap agar virus Corona ini segera berakhir dan dia bisa berjualan dengan normal kembali. "Ekonomi biar seperti dulu lagi," inginnya.