Pandemi Covid-19 Mereda, Wisata Kota Malang Siap Bergeliat Kembali

Konten Media Partner
28 Agustus 2021 16:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kawasan heritage Kayutangan Kota Malang. Salah satu daya tarik wisata. / Ben
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kawasan heritage Kayutangan Kota Malang. Salah satu daya tarik wisata. / Ben
ADVERTISEMENT
MALANG – Dua tahun sudah pandemi COVID-19 membelenggu sektor pariwisata. Kota Malang sebagai salah satu kota wisata di Indonesia, seolah “mati kutu” karena pandemi. Namun Pemerintah Kota (Pemkot) Malang optimistis pandemi segera mereda, dan wisata di Kota Malang siap bergeliat kembali.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menyatakan, sektor pariwisata Kota Malang masih belum stabil. Banyaknya sektor pariwisata seperti kampung tematik, taman wisata, heritage, kuliner, festival budaya, hingga wisata pendidikan dan inovasi, masih terdampak pandemi. Namun pihaknya tetap melakukan penguatan promosi pariwisata, menyambut kehidupan normal baru usai pembatasan kegiatan masyarakat nantinya.
Wisatawan mancanegara berswafoto dengan latar belakang Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang. foto/Ben
“Kami terus berupaya maksimal menggaet wisata nusantara dan mancanegara, tapi saat ini kan masih ada pembatasan kegiatan,” tuturnya.
Pemkot Malang juga sudah mengukuhkan pengurus baru Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Malang. Sutiaji berharap BPPD yang dapat membantu pemulihan dampak pandemi di sektor wisata. Juga membantu promosi berkala pariwisata Kota Malang. Bahkan kata dia, BPPD juga menyiapkan destinasi-destinasi wisata baru yang bisa dibuka usai pandemi.
ADVERTISEMENT
“Dengan era digital ini kan jadi lebih mudah mempromosikan wisata. Seperti Tiktok yang selalu ramai, maka ini harus dimanfaatkan. Kecanggihan sosial media saat ini tidak bisa dipisahkan dari dunia pariwisata di Kota Malang,” kata pria yang juga pernah menjadi anggota DPRD Kota Malang itu.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengakui sektor pariwisata saat ini sedang remuk. Bahkan kata dia, okupansi hotel saat ini menurun hingga kisaran 10 persen dari normal.
“Kondisinya memang belum baik ya. Kunjungan wisatawan kalau ke kampung-kampung tematik dan tempat ekonomi kreatif, sementara juga tutup karena PPKM Level 4,” ujarnya kepada tugumalang.id, (25/8/2021).
Kalender event dan wisata Disporapar Kota Malang kata Ida, juga terganggu. Sebelum pandemi, Kota Malang menurutnya menjadi salah satu jujukan wisatawan baik internasional maumpun lokal. Itu karena sejumlah event wisata dan olaharga terselenggara sesuai jadwal.
ADVERTISEMENT
Tahun 2021 ini, Ida menyebut ada 40 event dalam kalendernya. Bahkan bulan Juni dan Juli lalu, ada 20 event yang tidak bisa dilaksanakan atau ditunda. Misalnya event yang banyak diminati wisatawan seperti, Festival Kampung Brantas, Festival Kampung Gerabah, Festival Kampung Wangi, hingga Festival Kampung Celaket.
“Termasuk kami juga tidak ikut pameran Majapahit Travel Fair, karena ditiadakan,” tuturnya.
Namun Disporapar kata Ida, terus optimis pandemi akan segera reda. Program-program wisata yang tertunda atau tidak terlaksana kata dia, akan dimaksimalkan pada periode selanjutnya. Tentu karena saat ini, Pemkot Malang sedang fokus melakukan penanganan penyebaran COVID-19.
Salah satu event wisata yang paling ditunggu di Bulan September mendatang yaitu Malang Flower Carnival. Gebyar ini menurutnya menyumbang banyak datangnya wisatawan. Namun karena faktor pandemi ini, Malang Flower Carnival ditunda, dan dimungkinkan dilaksanakan secara hybrid di bulan Oktober.
ADVERTISEMENT
“Sektor pariwisata ini memiliki multiplayer effect. Remuknya sektor wisata berimbas pada sektor industrui pendukung,” jelasnya.
Museum Mpu Purwa di Kota Malang banyak diminati wisatawan sebagai wisata edukasi. foto/Ben
Sebagaimana Pemkot Malang menggeliatkan pemulihan ekonomi kata Ida, maka pihaknya juga terus memaksimalkan sosialisasi dan promosi wisata Kota Malang. Tentu karena pihaknya siap menerima wisatawan jika COVID-19 sewaktu-waktu sudah reda.
“Daya tarik wisata yang semula dapat membantu bangkitkan perekonomian dan penambahan lapangan kerja, saat ini masih susah payah bertahan,” imbuhnya.
Ida selalu memberi semangat semua pihak yang selama ini bekerja sama dalam menjalankan sektor pariwisata. Ida juga mengatakan, pandemi COVID-19 ini memberinya waktu mematangkan sejumlah program untuk tahun selanjutnya. Seperti program pemasaran, pengembangan kepemudaan, peningkatan SDM Parekraf, hingga pengembangan program keolahrgaan.
“Kami akan selalu siap jika sewaktu-waktu sektor wisata kembali buka. Promosi terus kami genjot di restoran, hotel, dan kampung-kampung tematik. Kami tidak mau stagnan di sektor promosi, utamanya kami promosi secara online,” pungkasnya. (Ads)
ADVERTISEMENT