Pandemi Jadi Berkah Bagi Peternak Kenari

Konten Media Partner
20 Juni 2020 17:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ternak kenari. Foto: Shintya Juliana
zoom-in-whitePerbesar
Ternak kenari. Foto: Shintya Juliana
ADVERTISEMENT
MALANG – Permintaan burung kenari di Kota Malang meningkat selama pandemi COVID-19. Penyebabnya karena banyak orang yang sulit bekerja dan bosan sehingga memutuskan untuk memelihara dan membudidayakan kenari.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan peternak kenari dari Singosari Malang, Sonny Prasetio. Sonnny mengaku selama masa pandemi, permintaan justru meningkat dan menjadi berkah tersendiri bagi dirinya yang sudah merintis usaha burung kenari sejak tahun 2002.
“Selain karena hobi memelihara burung kenari, ternyata kenari ini bisa menghasilkan. Alasan memilih burung kenari karena suaranya nyaring dan dari segi pemeliharaan tidak sulit,” terang Sonny, pada Sabtu (20/6/2020).
Burung kenari. Foto: Shintya Juliana.
Sonny mengatakan, modal awal budidaya kenari membutuhkan sepasang burung jantan dan betina atau bisa juga menerapkan sistem poligami jadi satu jantan dengan tiga betina.
Untuk harga jantan kisaran Rp 300 ribu sementara untuk betina siap kawin berkisar Rp 250-275 ribu.
“Bisnis bertahun-tahun ini membuat kenari yang saya miliki harga jualnya cenderung stabil. Jika terjadi kenaikan ya paling Rp 15–20 ribu. Bahkan di masa pandemi ini mengalami kenaikan dan permintaan banyak, baik di Malang maupun luar kota. Masa jaya kenari ya dua tahun belakangan ini,” ujar Sonny.
ADVERTISEMENT
“Saya ada kenari impor dari Belanda dan Italia jenis Scotch Fancy dan Belgianbosou dari Jerman. Saya ngikutin musim aja yang lagi tren saya budidaya,” terang Sonny.
Namun, Sonny mengaku pernah mengalami penurunan pada saat kenari impor datang. Bukan penurunan harga melainkan menurunnya omset pembelian. Selain itu, permintaan menurun ketika memasuki lebaran.
Sonny memasarkan burung kenari ini melalui media sosial bahkan pembelinya banyak yang datang dari luar kota seperti Aceh, Medan, Padang, Palembang, Makasar, Kalimantan, Banjarmasin dan Lombok.
Sementara itu, peternak kenari lokal, Mujiono, lebih menjual burung kenari yang dia miliki ke pasar hewan Spleendid Malang.
Mujiono mengaku sekali menjual burung bisa memperoleh hasil Rp 700.000 – Rp 1.000.000.
ADVERTISEMENT
“Sekarang permintaan lagi banyak-banyaknya baik di Malang maupun luar kota. Harga kenari lokal bisa Rp 105.000,” terang Mujiono.
Reporter : Shintya Juliana