Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Para Perempuan Pemberani Pembongkar Kedok Fetish Mukena
21 Agustus 2021 16:21 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
MALANG – Belakangan, kasus fetish mukena berkedok photoshoot produk online shop di Kota Malang terbongkar pasca viralnya pengakuan salah seorang korban di jagad dunia maya melalui akun twitter pribadinya.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini ada Sembilan perempuan speak up yang menjadikan ada 10 korban fetish yang sama. Beberapa di antaranya adalah mahasiswi, model, dan ibu rumah tangga di Kota Malang
Diketahui, fetish merupakan gangguan ketertarikan seksual pada benda mati atau bagian tubuh secara umum tidak dipandang sebagai bagian organ seksual.
Istilah fetish ini juga sempat mengemuka pada Juli 2020 lalu berkaitan dengan kasus Kain Jarik Gilang Bungkus.
Lantas, siapa saja perempuan pemberani pembongkar fetish mukenah tersebut?
Ialah Jihan Tavina. Perempuan berhijab kelahiran 2001 tersebut yang pertama kali berani buka suara melalui akun twitter pribadinya @jeehantz, pada 16 Agustus 2021 lalu
Siapa sangka, mahasiswi Universitas Brawijaya ini teramat berbakat di dunia pageant. Bahkan model cantik ini, menyandang gelar sebagai Best Style di dalam kontes pageant tahun 2021 yang diadakan oleh salah satu media cetak tersohor di Malang. Hal tersebut tertera pada bio akun instagram pribadinya @jtavina.
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung, selain aktif terjun dalam dunia modeling, rupanya ia juga terus mengeksplore diri dengan menekuni bidang public speaking.
Hal tersebut yang kemudian memicu berbagai tawaran pekerjaan lain untuk masuk. Seperti collabs bersama fotografer tertentu atau tawaran foto katalog brand tertentu.
Tawaran collabs tersebut terus berlanjut hingga kemudian ia terjebak kerjasama dengan fotografer sekaligus pelaku Fetish Mukenah berinisial D yang diduga bernama Dimas Alvian dengan modus endorsement foto katalog online shop.
Alih alih menjadi model untuk produk mukena, foto Jihan dan beberapa model lain justru dimanfaat oleh pihak tak bertanggung jawab. Bahkan diketahui, hasil foto-foto mereka ini malah nampang di akun OA berkonten fetish @pecinta_mukena yang cenderung mesum.
Pengalaman buruknya itu ia bagikan melalui sebuah utas di akun twitter pribadinya agar tidak ada lagi korban yang semakin bertambah. Alasannya, hanya satu agar dapat menjadi peringatan untuk lebih teliti saat menerima tawaran endorsment.
ADVERTISEMENT
“Thread ini aku buat nggak untuk menjatuhkan siapa-siapa ya, pure bertujuan untuk memberikan peringatan buat temen-temen semua, utamanya para model dimana “looks”=nilai jual, untuk lebih berhati-hati dan teliti ketika memutuskan untuk collab dengan produk tertentu,” katanya
Bahkan dalam cuitannya, Jihan mengakui bahwa imbas dari tersebarnya foto-foto dan data dirinya, membuat ia sering di DM akun instagram dengan berbagai pesan yang sangat mengganggu.
“Last but not least, minta tolong buat temen-temen semua untuk report akun-akun tersebu supaya nggak ada korban lagi. Beberapa kali pria from nowhere men-dm kami di IG dan sedikit disturbing,” ujarnya
Diakui Jihan, pengalaman terkait penyalahgunaan foto ini bukan yang pertama kali ia alami. Sebelumnya ia juga mendapatkan informasi dari orang tak dikenal yang mengetahui fotonya telah disalahgunakan.
ADVERTISEMENT
“Fyi, ini bukan pengalaman buruk pertama aku mengenai penyalahgunaan foto. Sebelumnya aku pernah di dm (instagram) orang ngga dikenal yang mengaku berhubungan dengan akun yang menggunakan foto-fotoku untuk melakukan hal-hal yang kurang baik,”imbuhnya
Kendati demikian, ia beharap agar para perempuan lebih berhati-hati menjaga diri. Pun, kepada para model supaya lebih berhati-hati lagi ketika akan menerima sebuah tawaran kerjasama yang berkaitan dengan dunia foto model.
“Buat perempuan diluar sana, hatihati ya! Jangan mau dijadikan bahan fantasi. Kamu tuh berharga! Kalau ada yang kurang ajar, dilawan sissy. Aku sadar kemarin terlalu ceroboh nerima job sana sini tanpa banyak pertimbangan. Semoga kalian bisa mengambil hikmahnya ya! ,” tandasnya
Salah seorang korban lainnya, ialah Alika Zahira Kirana (22). Melalui akun instagram pribadinya @aleekazahira diketahui merupakan influencer, model, sekaligus MUA yang mengantongi Professional & Certified Makeup Artist sejak 2016.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, ia terhitung dua kali menjadi model foto katalog mukenahnya. “Terbilang sampai sekarang, aku pernah 2x foto katalog dengan olshop GM. Selebihnya aku ditawari untuk jadi MUA buat para model dari olshop GM ini. Darisini juga yang membuat aku jadi lumayan sering bertemu dengan mas D, para model & fotografer untuk olshop GM,” tulisnya melalui akun twitter pribadinya @AlikaZahira pada 18 Agustus 2021.
Setelah tahu kenyatannya bahwa kerjasama ini hanya kedok belaka, ia mengaku shock bahkan trauma. “Well.. awal aku tau kasus ini juga trauma bgt.. Kayak ga nyangka aja gitu orang yang selama ini kerja bareng ternyata malah punya niat jahat. But I know kalo aku ga speak up nanti makin banyak korban lagi, so it took weeks for me akhirnya buat ngeberaniin diri upload thread ini,” tegasnya
ADVERTISEMENT
Ia juga berpesan agar pengalamannya ini dapat menjadi pelajaran bagi orang lain untuk lebih terjaga dari para pelaku sexual harassment. Ia juga meminta para model yang pernah menjadi korban untuk menghubunginya dan menyelesaikan kasus ini bersama-sama.
“Buat para model yang jadi korban, I'm sorry this happened to you guys.. but we can face this together! kalian bisa langsung DM aku untuk diproses bareng2 yaa, semoga next kita bisa lebih kritis & berhati-hati juga untuk milih olshop yang bisa diajak kerjasama,” sambungnya
“Buat temen2 yg baca ini, semoga kita selalu terjaga dari perlakuan para pelaku sexual harrasment bahkan pelaku kejahatan lainnya ya bcs this can happen to anyone & everyone Isyarat oke staysafe guys!,” tandas Alika
ADVERTISEMENT
Kini, pelaku kasus Fetish Mukenah resmi dilaporkan ke Polresta Malang Kota. Kasatreskrim Polresta Malang Kota Kompol Tinton Yudho Riambodo, mengatakan sudah menerima laporan terkait kasus tersebut.
Namun, ia masih belum bisa memastikan apakah pelaku yang diduga berinisial D melanggar tindak pidana asusila atau ITE.
"Salah satu korban saat ini masih menjalani pemeriksaan. Saat ini masih kami teliti dan masih kita pelajari terkait apa tindakan pidana dari perbuatan tersebut," terangnya saat dikonfirmasi pada Jumat (20/08/2021) di Mapolresta Malang Kota.
Ia mengatakan jika pihaknya meminta waktu untuk menentukan tindak pidana apa yang harus dikenakan pada pelaku. Menurutnya, saat ini alat bukti apapun, petunjuk, dan keterangan dari para saksi sangat diperlukan untuk menentukan ini suatu tindak pidana atau bukan.
ADVERTISEMENT
"Untuk barang bukti kita hanya baru menerima beberapa screenshot saja, dan ini masih dalam pendalaman," pungkasnya.