Paragon Gelar Fellowship Jurnalisme Pendidikan secara Virtual

Konten Media Partner
25 Januari 2021 17:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Diikuti Berbagai Media Nasional se-Nusantara

Fellowship Jurnalisme Pendidikan. Foto: Feni Yusnia
zoom-in-whitePerbesar
Fellowship Jurnalisme Pendidikan. Foto: Feni Yusnia
ADVERTISEMENT
DEPOK - Tingkatkan kepedulian dalam dunia pendidikan, Gerakan Jurnalis Peduli Pendidikan yang digagas oleh Salman Subakat, CEO of Paragon Technology and Innovation, menggelar pelatihan bertajuk Fellowship Jurnalisme Pendidikan 2021 Batch 1 secara virtual, pada Senin (25/01/2021).
ADVERTISEMENT
Kegiatan perdana ini diikuti oleh 15 peserta dari media yang berbeda. Sebut saja Solopos, Kompas.com, Pikiran Rakyat, Tugujatim.id, Surya/TribunJatim, IDN Times, Tribun Jateng, Sindonews.com, Detik.com, Padang Ekspres, Kumparan.com, Fajarbanten, Liputan6.com, Merdeka.com, hingga LKBN Antara.
Salman mengatakan, melalui tulisan, seseorang bisa melakukan banyak hal. Termasuk membuat sebuah perubahan lewat narasi yang menggugah. Utamanya dalam dunia pendidikan yang dinilai memiliki banyak problematika.
Ketua Pelaksana Program Fellowship Jurnalisme Pendidikan. Foto: Feni Yusnia
"Tulisankan cerita keabadian. Tulisan itu bisa memicu gerakan sampai pada akhirnya memicu perubahan," katanya.
Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan itu ialah dengan memperkuat ekosistem pendidikan. Dimana ekosistem yang dimaksud adalah kolaborasi pentahelix dari berbagai pihak. Termasuk media hingga pemangku kebijakan.
"Kemarin, kita sudah fokus ke kesehatan. Sekarang saatnya kita fokus ke pendidikan. Hampir semua perusahaan juga direkomendasi untuk memperbaiki fundamental karena nggak semua bisa bangkit karena pandemi," imbuhnya.
Fellowship Jurnalisme Pendidikan. Foto: Feni Yusnia
Dia berharap, lewat berbagai pelatihan dan sharing session ini, menjadi langkah awal untuk saling tumbuh bersama memaksimalkan pendidikan. Sebab, pendidikan juga menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
ADVERTISEMENT
"Pendidikan itu perlu membangun ekosistem. Tidak bisa langsung jadi. Apalagi kalau kita ingin merubah sesuatu yang besar," sambungnya.
Ibarat gunung, lanjut Salman, pendidikan itu berbentuk segitiga. Untuk bisa merubah sesuatu, kita harus berubah jadi puncak. "Akan tetapi, terkadang manusia lupa kalau dalam gunung itu masih ada gunung-gunung kecil lain. Misal komunitas yang aktif, media, dan sebagainya. Maka disini ekosistem itu berperan," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Program Fellowship Jurnalisme Pendidikan, Nurcholis Basyari, menambahkan bahwa tujuan utama digelarnya event ini tak lain untuk membangkitkan kesadaran bersama, khususnya kepedulian jurnalis tentang pendidikan.
"Gagasan utamanya karena keprihatinan kita kenapa narasi di media ini dominan dengan politik. Padahal pendidikan ini salah satu pilar penting kemajuan suatu negara," katanya.
ADVERTISEMENT
Sehingga, wartawan dapat semakin mengarusutamakan bidang pendidikan dalam liputan agar berita yang dinarasikan bisa berkelanjutan dan tak kalah penting untuk masuk di headline.
"Saya berharap seluruh peserta dapat mengambil ilmu dari kegiatan ini. Manfaatkan sebaik mungkin. Ikuti program yang ada dan jadikan sebagai kesempatan berjejaring. Karena kalau wartawan tak punya jejaring maka bukan wartawan yang kompeten dan profesional," pungkasnya.
Kegiatan ini akan digelar hingga 4 batch, dimana masing-masing batchnya berdurasi 3 bulan. Kegiatannya meliputi pelatihan, praktik, dan pendampingan (coaching dan mentoring).