Paslon Independen Kalah di Pilkada Kabupaten Malang, Ini Analisis LSI Denny JA

Konten Media Partner
15 Desember 2020 10:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dito Arief, peneliti LSI Denny JA. Foto:dok.
zoom-in-whitePerbesar
Dito Arief, peneliti LSI Denny JA. Foto:dok.
ADVERTISEMENT
MALANG - Meskipun Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Malang nomor urut satu dan dua saling klaim kemenangan. Paslon nomor urut tiga, Heri Cahyono dan Gunadi Handoko, sudah memberikan isyarat mengibarkan bendera putih.
ADVERTISEMENT
Padahal, hasil real count dari KPU Kabupaten Malang belum keluar dan kemungkinan haru diumumkan pada 17 Desember 2020. Memang berdasarkan hasil quick count Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Paslon yang diusung organisasi Malang Jejeng ini memperoleh posisi paling buncit dengan perolehan suara hanya 12,41 persen.
Terpaut jauh dari dua Paslon lain, dimana Paslon Sanusi-Didik (Sandi) memperoleh 45,99 persen suara. Dan Paslon Lathifah-Didik (Ladub) yang memperoleh 41,6 persen suara. Menanggapi hal tersebut, Peneliti LSI Denny JA, Dito Arief mengatakan jika Paslon independen tersebut tidak memiliki basis dukungan. "Dalam analisa kita, setiap Pasangan Calon (Paslon) harus memiliki based dukungan. Bagi Paslon yang diusung partai jelas sudah memiliki based dukungan," ungkapnya beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, Paslon independen ini memiliki modal dukungan dari saat penyerahan KTP dukungan kepada KPU Kabupaten Malang. Sayangnya, mereka tidak mampu memanfaatkan hal tersebut. "Pasangan independen juga harus memiliki konversi dukungan pada KTP menjadi suara sebenarnya. Sebenarnya itu modal awal, kemudian bagaimana itu bisa di kapitalisasi di masa kampanye untuk meraih suara. Jadi, secara infrastruktur dukungan, Paslon independen memang tertinggal dari Paslon lain," sambungnya.
Paslon independen juga tidak memiliki jejaring pemenangan dan jejaring struktural seefektif partai politik. "Paslon independen juga tidak memiliki jejaring pemenangan yang dimiliki partai politik. Dalam kontestasi Pilkada, meskipun faktor figur itu penting, tetapi jejaring pemenangan dan jejaring struktural sangat penting untuk mendapatkan perolehan suara," tuturnya.
"Wilayah Kabupaten Malang yang luas dan jumlah penduduk yang padat mencapai 2 juta penduduk, artinya memerlukan tenaga ekstra. Dan yang diuntungkan adalah Paslon yang memiliki struktural hingga tingkat desa bahkan tingkat TPS (Tempat Pemungutan Suara)," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Pria berambut gondrong ini juga mengungkapkan jika suara Nahdlatul Ulama berperan penting di Pilkada Kabupaten Malang. "Selain itu dukungan secara kultural dan organisasi massa juga sangat penting. Dan berdasarkan survei kita bahwa sekitar 65 persen teridentifikasi sebagai warga Nahdliyyin," ucapnya.
"Di situlah yang menjadi ceruk utamanya dan diperebutkan setiap Paslon nomor urut satu dan dua," pungkasnya.