Konten Media Partner

PDIP Ancam Keluarkan Mosi Tak Percaya Soal Atlet Dituding Tak Perawan

2 Desember 2019 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ketua Fraksi PDIP di DPRD Jawa Timur. Foto dokumen.
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Fraksi PDIP di DPRD Jawa Timur. Foto dokumen.
.TUGUMALANG.ID-Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur Sri Untari Bisowarno prihatin atas kasus yang menimpa atlet senam artistik asal Kediri, Shalfa Avrila Siani,17 tahun.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diberitakan, atlet SEA Games 2019 ini mendadak dipulangkan karena alasan tidak perawan."Kami sangat prihatin. Apalagi bagi saya sebagai sesama perempuan,” kata Sri Untari Bisowarno di Malang, Senin (2/12).
Untari menyebut, masalah virginitas atau keperawanan adalah masalah privat."Seorang pelatih tidak boleh menjustice hal seperti ini di depan media sehingga merugikan bagi atlet yang bersangkutan, baik secara psikologis maupun mental spiritual. Dan masa depan yang bersangkutan menjadi terganggu,” ujarnya.
Pihaknya mendukung penuh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang minta sang pelatih harus minta maaf secara langsung kepada Shalfa dan keluarganya.
Shalfa Avrila Siani (kiri). Foto dokumen.
Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, lanjut Untari, minta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) memanggil kembali atlet yang bersangkutan agar ikut kontestasi SEA Games yang kali ini sedang berlangsung di Filipina.
ADVERTISEMENT
Kepada KONI, pihaknya juga mendesak agar pelatih yang memulangkan Shalfa agar diberi sanksi dan dikeluarkan dari tim pelatih senam.
“Jika hal-hal tersebut tidak segera dilakukan, Fraksi PDI Perjuangan akan melakukan mosi tidak percaya kepada KONI dan minta anggaran KONI ditahan untuk sementara,” tegas wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Malang Raya itu.
Patut diketahui, harapan Shalfa untuk berlaga di ajang SEA Games 2019 kandas setelah dipulangkan paksa oleh tim kepelatihan karena dituduh sudah tidak perawan.
Tuduhan itu pun membuat syok Shalfa yang diketahui memiliki segudang prestasi. Bahkan, hingga kini, siswi kelas 3 SMA di Kediri itu tidak mau bersekolah karena masih terpukul kejiwaanya.