Pelajar yang Bunuh Begal di Malang Ketakutan dan Tertekan Saat Pulang

Konten Media Partner
11 September 2019 18:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sugeng Hariyadi (kiri), paman dari ZA saat djtemui di rumahnya, rabu sore (foto: Hafis Iqbal/Tugumalangid)
zoom-in-whitePerbesar
Sugeng Hariyadi (kiri), paman dari ZA saat djtemui di rumahnya, rabu sore (foto: Hafis Iqbal/Tugumalangid)
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Kasus begal yang tewas ditusuk korbannya viral di Malang, Jawa Timur. Polisi mengungkap fakta penusuknya adalah ZA, seorang pelajar SMA di Kabupaten Malang.
ADVERTISEMENT
Awalnya, ZA diduga menjadi pembunuh begal tersebut. Tapi, ada dugaan kuat dia hanya korban yang membela diri karena terdesak.
Keluarga ZA yang ditemui di rumahnya di daerah Putat Kidul, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, rabu sore (11/9), mengaku bingung dengan kasus ini. Sebab, ZA sebenarnya hanya menjadi korban pembegalan. Tindakan yang dilakukan merupakan upaya membela diri.
Setelah kejadian itu, ZA sempat bercerita ke ibunya. Dia mengaku menjadi korban begal dan melakukan penusukan. "Dia pulang langsung cerita ke ibunya kalau habis nusuk orang. Itu dilakukan karena terdesak setelah dibegal," kata Paman ZA, Sugeng Hariyadi.
Pria berusia 38 tahun itu mengaku keponakannya sempat ketakutan, karena setelah menusuk begal dirinya langsung kabur. Bahkan, pisau yang digunakan menusuk sempat dibawa pulang. Pisau itu sempat dicuci dan disimpan di bawah kasur.
ADVERTISEMENT
"Dia pucat waktu datang (pulang), bahkan pisaunya sempat dicuci. Ibunya sampai takut ZA bunuh diri karena tertekan," terangnya.
Keesokan harinya, ZA menceritakan ke keluarganya tentang kejadian itu. Pihak keluarga pun menyarankan untuk menyerahkan diri.
Tapi, ZA takut untuk berhadapan dengan hukum. Meskipun begitu, keluarga tetap memberikan saran agar taat pada hukum. "Ya sempat curhat, tapi saya kasih pengertian kalau ada polisi ikuti saja. Yang penting bicara jujur saja," tambah Sugeng.
Kejadian ini memang sempat membuat keluarga ZA syok. Apalagi, ZA bukan termasuk anak yang nakal. Dia merupakan anak rumahan dan jarang keluar. Setiap pulang sekolah pasti langsung pulang.
"Kaget pastinya dia itu anak pendiam. Tapi bagaimana lagi ini sudah terjadi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Keluarga hanya berharap masalah ini segera selesai, karena ZA masih bersatus pelajar. Apalagi kejadian ini terjadi karena ZA membela diri dan tidak ada niatan untuk menusuk. Bahkan, ZA mengaku kalau dia tidak menusuk maka dia yang akan mati.
"Sekarang bayangkan saja anak SMA lawan empat orang. Kalau tidak ditusuk yang ponakan saya yang mati," kata Sugeng.
Saat ini, keluarga hanya bisa pasrah dan banyak berharap pada kepolisian. Namun, Sugeng memastikan keluarga akan mengikuti proses hukum.
Tapi, besar keinginan keluarga agar ZA bisa bebas. Agar dia bisa melanjutkan pendidikan. "Ya saat ini ikuti saja proses hukumnya. Tapi kami berharap ZA bisa segera bebas," katanya. Selain itu, keluarga ZA sempat merasa tertekan karena pemberitaan di media yang menyebut ZA sebagai pembunuh.
ADVERTISEMENT
Reporter: Hafis Iqbal
Editor: Irham Thoriq